"Al, ada yang bisa memabukkan engga? Ehe" June nyengir, siapa tahu ada ya kan ajib-ajib dikit lah pikirnya.
"Gada" Jawab Alisa cepat
" Ih pelit amat si, ayolah al.. ya?" bujuk June sambil menggoyang-goyangkan lengan Alisa.
"Karena acaranya dirumah gue so gada yang namanya mabuk-mabuk yaa, gada!" Kekeuh Alisa. June pergi menjauhi Alisa dengan menghentak-hentakan kakinya layaknya anak kecil.
"Guys" Teriak Yoga dan Edwin dengan menunjukkan sekantong plastic ditangan masing-masing.
Mata Alisa membelalak, tamatlah sudah rumah tercintanya. Sedih Alisa. Sedangkan June menghampiri Alisa yang cemberut. Bermaksud meminta ijin, namun ternyata tidak direspon oleh Alisa. Melihat itu Yoga dan Edwin merasa bersalah karena tidak memberitahu Alisa dulu sebelum beli. Lalu Una mendorong lengan Jean dengan lengannya sambil melirik ke arah meja bar memberikan tanda dengan matanya. Jean yang cepat tanggap segera menggeplak kepala Jeffrey dan Minggu yang dekat dengannya.
"Anj-" Teriak Minggu tercekat karena dibungkam oleh tangan Jeffrey. Memang dasarnya otak Minggu tumpul jadi ia tidak sadar akan sinyal yang diberikan Una dan Jean yang melototkan mata ke arah yang sama. Sedangkan Yudha yang mengerti segera menepuk pundak Elian yang duduk di meja bar dengan minuman bersodanya.
"Hemm?" Dagunya bergerak keatas seolah bertanya apa. Yudha melirik Alisa yang terlihat bete menyenderkan kepalanya pada sofa.
"Gapapa" Respon Elian. Sementara Yudha seakan protes dengan respon Elian yang santai.
"Hitung mundur aja" titah Elian sambil menenggak minumannya hingga habis. Una tidak bisa lagi menahan diri melihat itu maka ia berjalan ke arah Alisa ingin membujuknya. Namun..
"Oke! ayo kita minumm sampe pagiiiiii..!!" Teriak Alisa tiba-tiba sambil berdiri dari duduknya membuat Una ingin oleng mau jatuh saking kagetnya. Jiwa blangsaknya Alisa keluar. Dasar memang tidak ada yang waras dalam pertemanan mereka.
Yudha menoleh ke Elian meminta jawaban. Sedangkan Elian hanya menaikkan alisnya sebelah dan menyesap vodka ditangannya yang entah sejak kapan ia tuang ke gelasnya. Minggu geleng-geleng kepala melihat Alisa yang menenggak minumannya bersama Edwin dan Yoga di sampingnya.
"Ayooo kita mabooook" Sambung Rossi senang.
"Wuhuuuu" June ikut berteriak karena Alisa setuju untuk minum.
XXX
"El.." Ucap Alisa sambil memeluk tubuh Elian disofa ruang tengah.
Ya, kini mereka telah pindah ke dalam rumah, mengingat udara diluar semakin malam semakin dingin. Elian diam tidak merespon ia sedang memainkan ponselnya dengan berselonjor kaki.
Yudha dan Minggu jangan ditanya mereka sedang main PS dilantai 2. Memang terlihat baik-baik saja, namun jika diperhatikan lebih lama mereka akan saling memukul karena tidak ada yang main dengan benar dan meneriaki satu sama lain. Yup mereka mabuk.
Una sudah dibawa Jean ke kamar tamu, dari pada berulah pada teman yang lain lebih baik Una berulah pada dirinya saja pikirnya, eh. Jeffrey dan Yuna saling merangkul bergerak ke kanan dan ke kiri sambil berbicara tidak jelas. Sedangkan Yoga, Edwin, Jio dan Jihan mereka tepar pada karpet didepan televisi yang menyala menyiarkan kartun nickelodeon berbahasa inggris.
Diantara mereka yang kuat minum adalah Elian dan Jean. Dua pemuda ini sering main di bar semenjak mereka SMP. Sedangkan duo dugong, Alisa dan Una, seharusnya jangan diperbolehkan minum. Mabuknya Alisa dan Una berbahaya dan malu-maluin saking connect-nya.
"El.." Rengek Alisa lagi. Kini Alisa sudah tak lagi bergelendot pada lengan Elian. Elian melepaskan genggaman pada telepon selulernya, memandang Alisa yang bangkit. Menunggu apa lagi yang akan dilakukan oleh gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACOTAN
FanficAlisa Zevanya Elian Mahendra Galihanjar Ayudha Minggu Raka Wijaya