"Thank you for tonight, Keys! You guys were awesome. Till we meet again, huh?"
Dada Kai masih naik turun meski ia telah berada di balik tirai hitam besar yang kini menutup. Sorak sorai dan tepukan tangan masih dapat ia dengar dengan jelas. Tak sadar, sudut bibir kanannya naik. Bagian atas pipi kanannya menonjol. Pria itu tersenyum dengan kepala tertunduk. Kai sangat bersyukur akan Keys, penggemarnya.
"Kau keren, Huening!"
Suara tepukan tangan sampai pada telinga Kai. Pria besar dengan kedua tangan yang tersampir pada pinggang itu menoleh. Tetesan keringat terjatuh dari rambut hitam yang sebagian menutupi dahinya. Dilihatnya keempat temannya di sana. Senyuman lebar terpampang pada wajah mereka.
Salah satu diantara keempat pria itu maju. Lebih tepatnya yang paling menjulang.
"Kai, look, kami minta maaf atas kemarin. Aku tahu kemarin itu berlebihan, sangat."
"Maaf atas itu, Kai. Aku tidak berpikir itu akan mengganggu dan membuatmu merasa tidak nyaman," tambah Yeonjun yang kini menjajarkan dirinya dengan Soobin.
"It's alright, guys. It's alright, it's fine. I'm not mad anymore," ucap Kai sambil merangkul kedua temannya itu.
"Ayolah, kita semua tahu saat kau mengatakan it's fine itu berarti sebaliknya."
"Hei, memangnya apalagi yang harus ia katakan di situasi seperti ini?! Kau ingin ia mengatakan aku masih marah padamu Yeonjun! Kau bukan temanku lagi. Seperti itu, hah?!" Seperti biasa Beomgyu selalu menimbrung di saat yang kurang tepat.
Yeonjun menghela napas, matanya terpejam sejenak. "Bisakah kau tidak mengacau sekali saja?!"
"Aku tidak mengacau. Perkataanku benar, Choi!"
"Choi mana yang kau maksud? Kau ini tidak jelas. Namaku juga mengandung Choi. Be specific!"
"Tidak bisakah kau melihat kepada siapa aku bicara Choi Soobin?!"
"Hei, sudah, sudah," Kai terkekeh.
"Apa yang dikatakan Beomgyu benar. Memangnya aku harus mengatakan apa untuk menunjukkan kalau aku tak lagi marah pada kalian berdua, huh?" Kai melempar pandang pada Yeonjun dan Soobin yang entah untuk berapa kalinya membuang napas kasar.
"Still friends?" tanya Yeonjun pada Kai.
"Tentu. Ayolah tidak mungkin hanya karena aku marah padamu lalu aku memutuskan pertemanan kita," jawab Kai masih dengan kekehan kecilnya, membuat Yeonjun dan Soobin tersenyum.
"Apakah drama kecil kita sudah selesai, kawan-kawan?" Taehyun yang sedari tadi hanya diam memandang teman-temannya kini bersuara.
"Kalau dipikir-pikir tiga teman kita ini tak ada bedanya dengan anak kecil," lagi-lagi Beomgyu menaikkan tensi suasana.
"Beomgyu, sudahlah. Aku mohon sekali saja bacalah wajah-wajah lelah ini," ucap Soobin yang tak lagi tahan terhadap tingkah temannya itu.
"Nyenyenye"
‒
"Aku masih tidak paham dengan pemikiranmu. Bukankah dengan membiarkannya seperti itu akan menguntungkannya?"
"Pertanyaanmu sama dengan Yuna. Namun jangan khawatir, apa yang kulakukan sudah kuperhitungkan. Aku sudah berulang kali menginterogasi Yuna tentangnya dan kupikir ini adalah cara yang tepat."
"Dan kau masih memegang prinsipmu itu?"
"Tentu. Kau akan terjat-"
"Kau akan terjatuh jika tidak melihat ke bawah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Runway | Huening Kai x Shin Yuna
FanficKisah wanita dengan tanda pengenal tak pasti dan solois pada lorong balik layar sebuah runway. Angan membawa hasrat keduanya untuk berpijak pada runway itu. Entah merebutnya kembali ataukah mendapatkannya untuk pertama kali. Entah seorang diri atau...