"Bagaimana? Kau ingin memilih yang mana?"
"Entahlah, aku bingung."
"Bagaimana kalau yang ini dan ini, lalu...ini?"
"Apakah menurutmu itu bagus?"
"Ya, kurasa itu terbaik dari yang terbaik."
"Baiklah, aku pasrah padamu. Pilih saja yang tadi kau-"
"Yang itu bagus."
Suara seorang pria tiba-tiba menyela perkataan Yuna, membuat gadis itu menoleh kaget, begitu juga Chaeryeong. Kai dengan kedua lengannya yang terlipat di depan dada maju beberapa langkah. Pria itu berhenti tepat di depan sebuah layar sembari menunjuk satu foto Yuna.
"Maaf, Kai, tapi kau tidak ikut dalam pemotretan."
"Jadi?" pertanyan Kai membuat Chaeryeong sedikit terbatuk. Dilihatnya raut sang pria yang berubah menjadi serius dengan satu alisnya yang terangkat. Ia menjadi ragu untuk menjawab pertanyaan Kai, untung saja Yuna menyelamatkannya,
"Jadi, bukan seharusnya kau yang memilih."
"Bukankah tadi kau bingung harus memilih yang mana dan Chaeryeong memilihkannya untukmu. Mengapa Chaeryeong boleh dan aku tidak?" tanya Kai yang kini maniknya terkunci pada milik Yuna.
"Chaeryeong!" Seseorang memanggil Chaeryeong yang sedang sibuk membantu Yuna untuk memilih foto hasil pemotretan.
Chaeryeong merasa suara yang memanggil namanya cukup jauh, tetapi juga cukup lantang untuk dapt didengar oleh beberapa pasang mata. Ia menoleh ke belakang dengan rambutnya yang terkibas. Kini beberapa helai rambut itu menutupi wajah Chaeryeong. Meski begitu, matanya yakin menangkap figur seorang pria kurus nan tinggi yang sedang mendekat ke arahnya.
"T-Taehyun? Ada...ada apa?" tanya Chaeryeong terbata-bata pada Taehyun yang baru saja menghentikan langkahnya.
"Tidak apa-apa. Aku kemari mencari Kai, apakah kau melihatnya?"
"Hhm," Kai berdehem membuat Taehyun membalikkan badannya.
"Kau tidak bisa melihat aku yang sebesar semut ini? Lebih baik kau pergi ke dokter mata dibanding mencariku, untuk apa, hm?"
"Kau tidak ada di rumahmu, Kai. Itulah mengapa aku kesini. Seharusnya aku yang bertanya. Bukankah aku sudah bilang kau harus menghabiskan waktu kosongmu dengan istirahat?" Taehyun berbalik menanyai Kai.
"Nona Chaeryeong, lihatlah priamu ini, sangat disiplin dengan pekerjaannya," ucap Kai yang memilih melibatkan Chaeryeong dalam percakapannya dengan Taehyun. Taehyun mengernyit, kemudian berbalik ke arah Chaeryeong yang memerah seperti kepiting rebus.
Kai kembali bersuara, "aku tahu kau loyal dengan pekerjaanmu, tetapi kau harus ingat bahwa saat aku libur kau juga libur. Lebih baik kau habiskan waktumu dengan wanitamu setelah ini dibanding mengurusi urusanku."
"Tapi dia bukan priaku," timpal Chaeryeong sembari sesekali melihat ke arah Taehyun dengan keningnya yang tegang.
Kai memasukkan satu tangan pada kantung celananya. Ia mengangguk kecil.
"Apapun itu katamu, Nona Chae. Apakah pemotretan Yuna hari ini sudah selesai? Bisakah aku membawanya?" tanya Kai sembari menawarkan tangannya pada Yuna. Yuna melempar pandangannya pada Chaeryeong dan Taehyun. Merasa tak ada sepatah katapun dari keduanya, ia menatap Kai sebentar sebelum menyambut tangan pria itu dan bangkit dari duduknya.
"Selamat bersenang-senang, Tuan dan Nyonya Tupai," ucap Kai sebelum menghilang dengan Yuna bersamanya.
"Lain kali jangan menyangkal jika ada yang menyebut aku sebagai priamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Runway | Huening Kai x Shin Yuna
FanficKisah wanita dengan tanda pengenal tak pasti dan solois pada lorong balik layar sebuah runway. Angan membawa hasrat keduanya untuk berpijak pada runway itu. Entah merebutnya kembali ataukah mendapatkannya untuk pertama kali. Entah seorang diri atau...