Chapter 32

4.8K 276 1
                                    

Allah tidak pernah salah dalam memilih pundak siapa yang akan diberinya ujian.
Semangat ya? Allah aja yakin kamu bisa masa kamu nggak

Bismillah...
❥Vote di awal bab biar nggak lupa!! Jangan jadi silent readers yaa!!!
❥Don't forget to reading Qur'an today
.
.
.
Mohon tandai typo ✍️
Happy reading 🖤

32| Raja-Ratu

Sepasang mata dari salah satu insan yang masih tertidur itu mulai terbuka, mengerjap-erjapkan pelan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam rentina matanya. Mata itu milik gus ahnan, ia menoleh menatap istrinya sejenaknya sambil tersenyum. Gadis-ah ralat wanitanya yang masih tertidur pulas di sampingnya.

Laki-laki itu mengulas senyum terbaiknya, tangannya terangkat mengelus pipi Kiara "Makasih sayang"

Setelah mengatakan itu, gus ahnan beranjak masuk kedalam kamar mandi untuk berwudhu

Selang beberapa menit ia keluar dari kamar mandi berjalan menghampiri kiara yang masih saja menyembunyikan kepalanya dibalik selimut "Sayang, bangun yuk. Udah subuh" Gus ahnan menarik-narik selimut Kiara agar terbangun. Mereka sudah mandi dan melaksanakan sholat tahajjud bersama semalam, dan tertidur kembali setelahnya.

"Eughh" Tidurnya terusik saat selimut yang menutupi kepalanya ditarik, lampu mulai menyorot matanya. Perlahan ia mulai membuka matanya menatap gus Ahnan yang sudah terlihat segar. Kiara mengangguk kemudian berjalan kekamar mandi untuk berwudhu. Sedangkan gus ahnan menunggu Kiara dengan duduk anteng di sajadah yang sudah ia siapkan

Setelah beberapa menit menunggu, perempuan itu sudah siap dengan memakai mukenah putihnya didepan cermin. Gus ahnan menatap Kiara yang matanya memerah menahan kantuk. Ia hanya tersenyum kemudian mulai melaksanakan sholat

Keduanya melaksanakan sholat dengan khusyuk dimulai dari takbiratul ihram sampai dengan salam

Keduanya kemudian berzikir tak lupa juga untuk berdoa

Gus ahnan berbalik lalu menyodorkan tangannya kearah kiara, Kiara yang paham pun langsung menyambut tangan suaminya itu yang dibalas kecupan di keningnya. Gus ahnan merebahkan tubuhnya di lipatan kaki istrinya sambil menatap perempuan itu dari bawah. Mata Kiara sudah seperti lampu lima Watt yang benar-benar akan mati saja. 

"Tidur gih" Gus ahnan tak tega melihat kiara yang begitu menahan kantuk

"Kan katanya gak boleh"

"Iya sih tapi kamu keliatannya ngantuk banget tidur aja dulu nanti Abang bangunin"

Kiara mengangguk, ia juga tidak bisa menolak. Jujur saja matanya saat ini sangat sulit untuk terbuka. Gus ahnan segera beranjak dari kenyamanannya membiarkan istrinya itu untuk beristirahat.

Dengan sempoyongan dan mata yang dikucek Kiara menjatuhkan tubuhnya diranjang lalu memejamkan matanya. Tak lama ia tertidur menyelami alam mimpi. Kegiatannya tak lepas dari perhatian gus ahnan

Laki-laki itu tersenyum melihat Kiara yang tertidur dengan posisi seperti itu. Ia berjalan menghampiri Kiara lalu memperbaiki posisi tidurnya agar nyaman, juga melepas mukenah yang masih terpasang ditubuh istrinya itu

Dirasa selesai ia mengambil kitabnya di rak buku kemudian mendudukkan dirinya di sofa, sesekali memperhatikan Kiara takut istrinya itu terbangun.

Waktu berlalu begitu cepat, matanya melirik kearah jam dinding yang tergantung diatas televisi di kamarnya. Jam 06.00 ia berniat untuk ke dapur membuat sarapan untuk dirinya dan Kiara.

Gus ahnan kembali berjalan menuju rak buku dan menaruhnya disana. Kakinya melangkah menghampiri Kiara. Laki-laki itu berjongkok mengelus perut rata milik istrinya "Semoga cepat hadir"

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang