04

106 16 0
                                    

Menggulingkan badan kekanan-kekiri tak beraturan. Sesekali mengusak rambut basahnya yang diselimuti handuk kecil.

"Bagaimana kalau dia memberitahu jimin?" Bimbang nya.

Melirik ke arah kamar mandi yang didalamnya ada jimin.

"Dia tak memiliki bukti, mana mungkin bisa mengancamku"

"Lagi pula, aku tak salah disini. Kenapa aku yang bimbang?"

Lagi-lagi menghela nafas dalam. Ia baru saja memblokir nomor victor demi keselamatan hidupnya. Bukannya menyesal, tapi pesan terakhir victor yang buat jungkook tak tenang.

Aku bukan orang sembarangan, jungkook. Jika kau berani Memblokir nomorku, urusan kita semakin panjang.

"Kau kenapa?"tanya jimin saat keluar dari kamar mandi.

Jungkook terkejut, "t-tidak, jim"

"Kau terlihat gugup, ada apa?" Tanyanya sekali lagi.

"Aku kalah bermain" bohongnya.

Jimin mengeryit heran kala ia lihat jungkook memegang ponselnya dengan tangan gemetar.

"Apa permainan mu cukup extream hingga membuat tanganmu bergetar hebat?"

Jungkook kalut, tak tau lagi jawaban apa yang harua ia beri pada jimin.

Menghampiri jungkook di kasur " jungkook, kau bisa bilang padaku jika kau dalam masalah"

ㅡ"kutanya sekali lagi, kau kenapa?"

Jungkook mengembuskan nafas berat, tangannya menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

"Besok hari pertamaku kerja, aku merasa takut" cicitnya pelan.

Jimin tertawa renyah " kukira kau kenapa"

ㅡ"pertama kerja memang rasanya seperti itu,jung. Kau hanya perlu pembiasaan" ucap jimin meyakinkan.

Jungkook mengangguk pelan, matanya melihat gerak-gerik tubuh jimin yang sedang mengenakan sweater tepat didepannya.

"Jim?"

Hanya deheman yang didapat.

"Kau gym?"

"Iya,kalau ga malas hehe"

"Tubuh mu bagus"

Jimin terkekeh pelan menanggapi. Ia memang sering ke gym untuk sekedar mengisi weekand-nya. Hanya latian otot biasa tidak terlalu yang berat-berat.

Jungkook mengeryit kala lihat jimin mengenakan sepatunya "mau kemana jim?"

Entah apa yang jimin pikirkan, namun pria itu sedikit kaku kala jungkook melontarkan pertanyaan itu

"A-aku ada urusan dengan temanku, hanya sebentar. K-kau bisa aku tinggal?"

"Bisa, tapi bukannya kau haru istirahat. Besok kerja lo"

Jimin mengangguk kikuk "aku hanya sebentar. Yaudah, byee"

Jimin langsung melenggang pergi, padahal jungkook masih ingin bertanya banyak lagi.

●●●

Taehyung dan yoongi menatap wanita didepannya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Wanita dengan sepatu heels 3 cm ditambah dengan rok mini dan kemeja crop top, hampir semua jengkal tubuh nya terlihat selain privasinya tentu saja.

Berdiri tepat disamping taehyung, sambil menyembulkan senyum khas-nya.

Ireneㅡ Tunangan taehyung.

"Ayolah tae, kamu pasti cape. Makan ini, aku buatin nya susah payah lo"

Taehyung tak bergeming.

"Yaudah kalau kau memang sudah makan. Tapi, kau tidak lupa kan dengan nanti malam?"

Taehyung mengangkat kepala, mengeryit heran.

"Kau lupa?" Irene sedikit kecewaㅡ"kau akan kerumah ku untuk makan malam, sekalian membahas pernikahan kita"

Pria itu hanya mengangguk setelah berkata "oh".

"Tapi sayang, bagaimana kalau sebelum itu aku shooping? Stok baju ku udah habis. Nanti malam mau pake apa?"

"Kemarin kau baru saja membeli baju"

"Iya tapi udah aku pake"

"Kita belum menikah irene, tapi kau sudah sedikit menguras uang ku"

Irene mendengus kesal "aku shooping setiap haripun uang mu tak akan habis, sayang"

Tak merespon, memilih fokus dengan berkas penting di tangannya. Buat wanita itu mendengus kesal.

Menarik berkas itu dalam satu tarikan , srett!

"IRENE!" Sontak taehyung membentak wanita itu.

kesal saat di bentak sang pacar, membuat dia secara reflek membuang kertasnya sembarangan.

"Aku tak tau apa salahku.tapi sekali saja tae, pusatkan perhatianmu ke diriku!" kesal irene.

Tak peduli dengan irene,taehyung berjalan mengambil kertas  tadi dan di satukan lagi kedalam map warna merah.

"Ayo, hyung" yoongi mengangguk pelan, lalu berdiri dari duduknya.

"Sebaiknya kau pergi, aku ada meeting setelah ini" Ucap taehyung sebelum melenggang pergi keluar ruangan.

Sedangkan wanita itu hanya menatap kepergian taehyung dengan rasa kesalnya.

"mungkin sekarang kau tidak menghiraukan atensiku disini. Tapi perlu kau ingat kim taehyung, aku bisa mendapatkan apapun yang mau ku dapatkan"

ㅡ"walaupun dengan cara kotor sekalipun"

●●●

Menarik nafasnya dalam-dalam. Pria begigi kelinci itu duduk di kursi samping kasur sambil mengusak rambutnya kasar. Memandangi jam dinding yang menujukkan tepat pukul 12 malam.

Dirinya gelisah. Bagaiamana tidak? Sudah tengah malam tapi jimin tak kunjung pulang.

"Aishh, kemana dia?"

Bahkan pria itu sudah menghabiskan satu stok Ramen, tapi jimin belum juga pulang. Ia sudah mengantuk, tapi jika jimin belum pulang ia juga tak bisa tidur

Selang beberapa menit, ia dikaget kan dengan suara "Pesan masuk" dari handphone-nya.

Nomor tak dikenal.

Jungkook mengeryit bingung. Siapa yang menghubunginya malam-malam seperti ini.

08xxxxxx
Hai manis,
berani memblokir nomor ku hmm?
Nakal sekali sih.

Detik itu jungkook gemetar. Pikirannya melayang.

Apa nomor victor?

Sial, kemungkinan itu besar. Ia tau itu nomor victor yang lain. Maka,dengan tangan yang gemetar ia akan memblokir nomor itu, sebelumㅡ

08xxxxxx
jangan berani-beraninya kau meblokir nomorku. Tapi kalau kau memaksa,

Coba lihat dulu sebelum memutuskan melakukannya. Ini ancaman.

Terlampir sebuah foto yang buat jungkook tercengang. Bagaimana tidak, itu adalah foto jungkook dan victor diatas tempat tidur, dengan victor memeluk mesra jungkook dari belakang.

Dari foto itu jungkook yakin, victor mengambilnya dengan sengaja saat mereka pertama kali bertemu. Di atas ranjang.

Dengan dalil tidak sengaja, dan victor melakukan ini semua? Tapi untuk apa?

"Bajingan!"

Tbc>

My Goldi | TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang