Rodrigo tidak henti-hentinya menerima telpon. Selama tiga hari berlibur di Santiago, Rodrigo benar-benar meminimalisir komunikasi dengan seluruh rekan kerjanya, bukan maksud untuk keluar dari pekerjaan. Ia terlalu penat, terlalu sibuk sampai tidak beristirahat, bahkan untuk duduk dengan tenang juga tidak.
Ada sedikit masalah yang ditimbulkan oleh beberapa supplier nakal. Beberapa bawahannya sudah mendesaknya untuk turun langsung mengurusi hal ini. Rodrigo sebenarnya masih ingin melanjutkan liburannya disini, tapi ini bisa masalah besar juga kalau dibiarkan. Rodrigo memutuskan untuk kembali ke Santo Domingo siang ini, dan siang esoknya kembali lagi ke Santiago. Lusa ada perayaan ulang tahun Brianna. Begitu dapat izin dari bibi Mathilda, Rodrigo langsung pergi ke Bandara. Edgard sudaha menunggunya di depan gerbang.
"Liburanmu sudah selesai?" Tanya Edgard.
"Brianna bisa berhenti berbicara padaku kalau aku melewatkan ulang tahunnya. Aku aku kembali besok siang. Aku hanya perlu menyelesaikannya malam ini"
"Tentu saja, jangan sampai ini sampai ke telinga tuan Bennet"
"Aku yakin dia sudah mengetahuinya"
"Kau yakin? Kenapa kau santai begini"
"Malam ini semuanya bisa kuselesikan, astaga kenapa kau jadi cerewt begini"
"Ya baguslah kalau kau yakin, hati-hati dengan Tuan Bennet"
Kita lihat nanti siapa yang harus hati-hati. Batin Rodrigo.
Sore hari, Rodrigo telah tiba di Hawaii, supir sudah menjemputnya. Rodrigo sedang tidak ingin buang waktu. Ia langsung menuju ke tempat pemasok kayu yang telah dipercaya oleh perusahaannya.
"Kenapa Massimo tiba-tiba berhenti jadi pemasok untuk kita, aku dengar beberapa anak buahnya juga mengurangi angka dari yang seharusnya kita beli." Tanya Rodrigo pada supirnya.
"Massimo mendapat tawaran dua kali lipat dari kita, bahkan dua hari lalu kantor kita dimasuki anak buah Massimo untuk mencuri surat perjanjian kita dengan dia, agar ia bebas dari hukum"
"Sangat professional sekali, berapa banyak lagi pasokan kayu yang kita butuhkan darinya?"
"Sepertiga dari perjanjian awal, kebutuhan kayu kita untuk pulau itu sudah mau selesai, tapi kalau sepertiga ini kita melepaskan Massimo, akan susah mendapatkan kualitas dan sesuai yang bos mau."
"Tentu, kita tidak akan melepaskan Massimo. Siapkan dua puluh supir dan 5 orang orang penjaga malam ini. Kita akan bertamu ke tempat Massimo."
"Kau gila."
"Aku hanya tidak suka waktu liburanku di ganggu, apalagi hanya karena masalah kecil ini." Jawab Rodrigo.
Malam harinya, Rodrigo sudah siap dengan beberapa perlengkapan yang diperlukan saat ada di rumah Massimo. Senyum simpulnya menandakan akan ada Sesuatu yang besar malam ini, dan ia akan menang.
Rodrigo berpisah dengan rombongan anak buahnya, mereka sudah tahu harus mengerjakan apa. Begitu Rodrigo sampai, Massimo langsung menyambut dengan senyum khas seseorang yang sangat mencintai uang.
"Rodrigo, aku dengar kau sedang liburan dengan keluargamu? Apa yang membuatmu datang kesini?"
"Aku hanya ingin tahu, apakah ada masalah? jadi aku datang untuk bertanya langsung padamu."
"Tentu saja semua lancar, aku benar-benar menjaga agar semua dijalani dengan seperti perjanjian kita"
"Oh, tentu saja" Rodrigo tersenyum.
"Ayo masuklah, malam ini kita tidak perlu membahas tentang pekerjaan, ayo kita santai saja, kau butuh penghangat malam ini?" Tanya Massimo dengan wajah liciknya. "Aku akan memesankan untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Left My Heart In Santiago
RomanceRodrigo yang menghabiskan hampir setengah perjalanan masa mudanya bekerja sebagai orang kepercayaan dari "Orang" yang menghancurkan kehidupan orang tuanya. Semuanya ia lakukan untuk bisa membalas dendam atau kehidupannya yang hancur. Dipertemukan de...