Bandara International Cibao, Santiago, Republik Dominika.
Rodrigo Sanchez tiba di Santigo. Udara panas yang cukup terik menyambut lelaki tampan ini. Sudah lama ia sudah tidak menginjakkan kakinya di kota kecil ini. Sekilas sudah banyak hal yang berbeda. Haah betapa ia merindukan masa kecilnya disini. Ia juga dalam misi memberi pelajaran disiplin pada kedua adik sepupunya yang mulai beranjak dewasa itu. Rodrigo menyayangi mereka seperti adik kandung sendiri. Ia tidak ingin hal-hal buruk menimpa diri mereka.
"Rodrigoo.."
Rodrigo menoleh lalu tersenyum saat mendapati Edgard menghampirinya. Edgard adalah salah satu teman masa kecil Rodrigo dan juga menjadi orang kepercayaan Rodrigo di Santiago.
"Kau datang sangat tepat waktu sekali, aku pikir akan terlambat menjemputmu" Rodrigo tertawa. Pesawat yang ia tumpangi delay selama dua jam dan ia benar-benar lupa memberitahu Edgard.
"Kumaafkan keterlambatanmu"
Edgard hanya bisa mendengus, seharusnya Rodrigo yang meminta maaf, kenapa dia yang memberi maaf.
"Sudah lama kau tidak datang kesini. Aku pikir kau sudah melupakan kota ini."
"Kenapa kau seperti kekasihku saja, pelankan suaramu, aku tidak ingin orang mengira kita yang tidak-tidak" Edgard tertawa.
"Kau berlebihan, tapi aku serius, memang benar kau sudah lama tidak kembali ke kota ini kan?"
"Ya, aku berencana untuk menetap disini lebih lama. Aku butuh refreshing dari pekerjaanku di Santo Domingo"
"Ada yang mengacau pekerjaanmu yang disana?"
"Pengacau memang ada, tapi bukan di pekerjaanku, tapi wanita itu"
"Ahh... Ms. Bennet, aku tidak tahu apa hubungan kalian sebenarnya, tapi terlihat dia sangat terobsesi denganmu, mungkin kau bisa berhasil dengannya"
"Aku tidak ingin membahasnya selama disini, sudah kubilang aku ingin refreshing, Aku juga mendapatkan kabar dari bibiku, Melcia dan Brianna sudah mulai susah diatur, aku akan mengajarkan untuk hidup disiplin kepada mereka""
"Sepenglihatanku, Melcia sudah sedikit lebih dewasa, aku sering bertemu dengan bibimu. Ia banyak bercerita tentang kedua adik sepupumu itu"
"Oh ya?"
"Ya, kau tahu Brianna memiliki teman dengan rambut berwarna merah terang dan kuping yang penuh dengan tindik, Aku pernah melihat mereka masuk ke toko minuman keras, aku rasa pergaulan Brianna itu harus kau pantau, well itu menurutku"
"Hmm..Toko minuman keras ya, dasar anak itu, sudah mulai membohongiku"
"Yasudah, uruslah adikmu nanti. Kau mau langsung kuantarkan ke rumah bibimu?"
"Ya, aku sudah tidak sabar ingin bertemu mereka"
"Baiklah, Ayo!"
Edgard dan Rodrigo berjalan ke mobil. Perjalanan dari bandara ke rumah memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Mereka banyak bercerita mengenai hidup yang sudah mereka jalani. Edgard menawarkan untuk mampir ke salah satu café yang sering mereka kunjungi dulu.
Tidak banyak perubahan yang terjadi di café itu. Setelah dua jam mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol dan sedikit membahas pekerjaan. Akhirnya Edgard mengantarkan Rodrigo pulang. Ia yakin, Rodrigo sudah tidak sabar menemui bibi dan keponakannya itu.
Rodrigo sampai di gerbang rumahnya bersamaan dengan dua maid yang masuk ke rumah dengan membawa 1 krat minuman.
"Hei, perlu bantuan?" Rodrigo berbicara seperti menawarkan bantuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Left My Heart In Santiago
RomantiekRodrigo yang menghabiskan hampir setengah perjalanan masa mudanya bekerja sebagai orang kepercayaan dari "Orang" yang menghancurkan kehidupan orang tuanya. Semuanya ia lakukan untuk bisa membalas dendam atau kehidupannya yang hancur. Dipertemukan de...