Pelukis Bertarif Mahal

2K 17 0
                                    

Ada cerita seorang ibu dengan anaknya umur 7 tahun sedang makan di restoran mewah. Tiba-tiba anak tersebut menangis dan merengek-rengek pada orang tuanya itu. Barang saja mamanya langsung kebingungan dan gugup. Makan baru saja mau selesai, belum juga minum sudah ada gangguan.

Sambil celingukan ibunya pandang sana-sini, selain untuk memastikan keadaan di sekitar juga hendak mencari solusi. Siapa tahu ada hal yang bisa membuat anaknya terdiam. Tak dinyana, ternyata ia menemukan seorang pelukis terkenal yang juga ikut makan. Duduknya di meja ujung ruangan.

Tanpa pikir panjang dan basa-basi ibu itu menghampiri si pelukis bersama anaknya yang masih sesenggukan. Anaknya berhasil dirayu untuk mengakhiri tangisan dengan iming-iming akan memperoleh lukisan. Akhirnya muka melasnya mulai sedikit hilang. Ia tergoda rayuan maut mamanya.

Setelah menyapa, mama muda itu bertanya pada pelukis "Pak, boleh minta tolong menggambar untuk anak saya ini? Maaf, nanti saya beri uang sebagai gantinya untuk menghormati Bapak."

Pelukis itu menanggapi "Baik Bu, kebetulan saya sedang menunggu pesanan makan. Akan saya buatkan lukisan indah khusus untuk usia anak anda."

Ibu itu gembira mendapat kehormatan tersebut. Ia berucap penuh syukur "Terima kasih banyak Pak, jadi tidak enak nih."

Setelah 10 menit-an akhirnya lukisan itu selesai. Pelukis itu penuh semangat memberi tahu "Ini bu, lukisan untuk anak anda telah selesai. Silakan... ini."

Ibu itu ikut melihat hasil akhirnya "Wah bagus banget Pak, anak saya pasti senang.... ooh iyaa.. biayanya berapa pak?"Dengan enteng pelukis itu bilang "500 ribu saja bu, harga khusus untuk anak anda."

Ibu itu sungguh kaget. Wajahnya lebih pucat dari saat anaknya tadi menangis. Sekonyong-konyong ia bilang "Loh Pak, kok mahal banget? Kan bapak melukisnya cuma kurang dari 10 menit. Cepat banget dan terlihat begitu mudah."

Pelukis itu tidak tersinggung dan tak emosi. Ia tahu risikonya. Ia menjawab sambil berusaha memberi "inspirasi" bagi ibunya. Lagian pelukis itu menyadari bahwa mereka berada di tempat makan ekslusif. Tujuan orang-orang kaya berkumpul. Menurutnya harga sebesar itu sudah wajar. Sesuai dompet.

Lintas ia memberi penjelasan pada si Ibu "Begini bu, memang saat membuat lukisan ini saya lakukan dengan cepat dan terlihat mudah. Namun, agar mempunyai kemampuan melukis seperti ini saya butuh waktu lama. Butuh mencari ilmu yang tak mudah. Serta butuh kerja keras di masa lalu yang tak bisa dibilang gampang."

Pelukis itu menambahi "Sejatinya, ibu tidak membayar apa yang sedang saya lakukan sekarang ini. Begitu pula tidak membayar waktu 10 menit saya untuk melukis. Ibu membayar apa yang saya lakukan di masa lalu. Ibu membayar semua yang telah saya lakukan untuk bisa menjadi pelukis seperti sekarang ini... Lagian uang 500 ribu untuk ibu sangat sedikit. Ibu mampu makan di restoran mewah ini tentu akan jauh lebih mampu ketika membayar lukisan saya ini."

Kumpulan Cerita Pendek Berbagai Jenis GenreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang