4. Lara Dibalik Varsha

28 20 2
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

"Perpisahan bukan berarti kalian tidak akan bertemu kembali, perpisahan hanyalah nasihat supaya kita tetap akrab ketika dipertemukan kembali. Renungkanlah, setiap detik penuh makna, setiap menit diiringi canda tawa. Dan kini, waktu telah memisahkan kita. Semoga pertemanan ini tidak menjadi 'asing'."

~Yunira Sharanima~

***

Usai melaksanakan shalat Dzuhur berjama'ah, para calon siswa berbondong-bondong untuk kembali ketempat asal mereka semula. Dengan berdesak-desakan tidak beraturan, bahkan ada yang kelimpungan sendiri.

"Astaga, sepatuku yang mana, ya?"

"Tungguin, jangan ditinggal!"

"Ayo dong cepetan, jangan lama!"

"Iya, sabar!"

"Eh? Temanku mana?"

"Aduh, sakit! Kakiku diinjak."

"Sorry, nggak sengaja."

Fayara dan Karuna sedang memakai sepatu masing-masing, lalu kemudian berdiri. Mata keduanya menelusuri sekeliling, memperhatikan sekitarnya.

"Yang lainnya mana? Kok hilang." ujar Karuna celingak-celinguk, penglihatannya hanya menangkap sosok lain yang tidak dikenali.

"Nggak tau juga, mungkin sudah pergi duluan." balas Fayara yang juga tidak menemukan keberadaan temannya.

"Yaudah, ayo pergi kelas." ajak Karuna. Mereka berdua pun beranjak, seraya melangkahkan kaki menuju kelas.

"Assalamu'alaikum." salam Karuna dengan Fayara bersamaan.

"Wa'alaikumsalam." jawab mereka yang berada didalam kelas.

Saat memasuki kelas, pandangan pertama disuguhkan oleh Kak Qeiza yang sedang makan siang. Juga ternyata, sebagian dari temannya sudah duduk manis di bangku masing-masing.

Keduanya pun memilih untuk duduk juga, kebetulan bangku Karuna dan Fayara bersebelahan dibarisan kedua dari depan.

"Yang mau makan, silahkan makan." ucap Kak Qeiza dengan mulut menguyah.

Seketika, beberapa dari mereka membuka tas karung milik sendiri, kemudian mengeluarkan kotak bekal serta air minum dalam tumbler.

Dengan sorot mata yang berbinar, mereka pun mulai melahap bekal yang dibawanya.

"Akhirnya, bisa makan!" seru Davion semangat.

"Bener! Laper banget MasyaAllah." sahut Faresta ikut menimpali.

Kak Qeiza yang mendengar hal tersebut, kemudian berujar. "Tidak sarapankah dirumahnya?" tanya Kak Qeiza.

"Makan Kak, tapi lapar lagi!" jawab Nehan. Sedangkan Kak Qeiza yang mendengarnya, hanya menggeleng pelan.

Langkah kaki terdengar dari luar, terlihat Kak Asher perlahan masuk lalu melihat keadaan yang terdengar sunyi. Ah, ternyata hampir semuanya sedang makan dengan khidmat.

MILANKILOA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang