23 b

3.4K 364 57
                                    

Ada beberapa percakapan/kata (dikit) dalam bahasa inggris untuk menunjang cerita ini, kalau nggak paham inggris silakan translate, terserah, btw, awas, barangkali author salah pake tenses,

bab ini potongan sisa kemaren, sorry kalo da typo, udah dicek, tapi kadang salah pun kebaca bener, jadi,

selamat membaca,

.

.

.

.

Bella menarik nafas, berusaha menghilangkan ketololan sejenak. Tenang, emosian itu manusiawi dan emosi saat pms itu wajar oke. Mohon dimaklumi.

"Pantai di selatan apa utara?" tanya Bella setelah berdeham pelan, malu mohon minggir sejenak.

"Selatan, My family punya hotel disana, we can enjoy the villa, restaurant, some of local mart, what do you think?"

Bella cuma minat sama pantai dan restaurannya ngomong-ngomong. Dan kamar, pantai akan jadi view bagus bukan, sambal baca buku fantasi, ditemani segelas ice green tea, dan salad. Sounds good. Dan Bella lalu sadar, di sebelahnya ada orang.

Samuel,yang mengaku sebagai pacarnya. Apa mereka ini sedang kencan? Iyakah?

Bella lalu bertanya,

"Sammy, is it a date?"1

Bella melihat Samuel yang menyeringai kecil,

"Tergantung apa yang kamu pikir my belle,"

Bella mengerlingkan matanya, emang Bella mikir? Nggak. Jahat banget kalau Bella harus ngomong begitu. Masalahnya, dalam kamus hidup Bella sebagai single abadi hingga akhir hayat—eh, nggak sampai akhir hayat sih, pokoknya, jalan-jalan ya jalan-jalan, nggak usah dikata kencan atau apalah, toh lo bukan sama teman lo, logikanya bagaimana kalau lo jalan sama pacar lo. Udah kan,. As simple as that.

Halah,Cuma sebutan saja kok.

"okey, lets enjoy this date,"2

Bella lalu menekan tombol di dashboard untuk membuka jendela, membiarkan angin yang kencang menerpa wajahnya. Dari sini aroma laut sudah mulai tercium, dan Bella menyukainya. Menyegarkan. Tapi, kalau boleh memilih, Bella akan memilih hutan sebagai tempat menenangkan pikiran saat sedang suntuk, aroma kayu, dedaunan, dan tanah yang basah jelas lebih baik daripada bau garam laut dan anginnya yang kadang tidak bersahabat.

Kannnn....., mikir ke yang lain lagi, belum juga bersyukur udah mau diajak ke pantai, malah sudah berencana yang lain. Nikmati yang ini aja belum. Dasar manusia!

Kenapa sih Bella harus jadi manusia dan mengalami keanehan ini?

Kenapa nggak jadi batu saja?

Kan, kurang syukur lagi.

Stop this fucking monolog!3

Rover putih Samuel lalu berhenti tepat di depan jalan setapak menuju pantai. Ombak yang berdebur terlihat jelas dari sini. Bella langsung turun dari mobil saat Samuel mematikan mesin. Bella langsung menghadap pantai pasir putih yang indah. Disekitarnya berdiri resort-resort mewah, dan satu hotel menjulang tinggi dengan dinding kacanya, menghadap ke laut.

Bella melihat Samuel yang melemparkan kunci mobil ke seorang, yang entah pengawal atau apa, jelas bersetelan gaya bodyguard, tapi jelas tugasnya kini tidak lebih dari tukang valet.

Tangan bella lalu ditarik oleh samuel untuk mendekat ke arah pantai. Berjalan-jalan diatas pasir. Bella agak menyesal tidak membawa ikat rambut, rambutnya berterbangan karena angin, dan itu nyebelin.

Extras? me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang