4.Sekolah baru.

14.5K 1.5K 16
                                    

Bella dengan kesal memakai seragam barunya, jika sebelumnya seragam sekolah nya selain abu-abu putih, kas nya bersetelan maroon. Sekarang yang kas warnanya ya putih, kemeja putih, rok kotak-kotak perpaduan merah dan garis hitam putih, dengan dasi panjang bermotif sama. Blazer nya putih dengan  lis hitam. Jumat nya sama, beda seragam tapi warna sama hanya ditambah vest abu, gk paham vest? rompi aja.

Fyi, sekolah yang Bella tempati ini saingan berat SMA Garuda. SMA Karya selalu setingkat dalam lomba apapun yang diselenggarakan. Tapi jelas, kerjasama Karya yang paling baik.

Bella lalu memasukkan beberapa buku sesuai jadwal pelajarannya hari ini, hari Kamis. Elah, harusnya Bella bolos saja, bagaimana tidak mau bolos. Pikir, cuma hari ini dan besok ia sekolah, lalu libur. Sabtu-minggu tidak sekolah karena full day.

Setelah selesai, Bella langsung ke ruang makan, sarapan. Disana sudah ada Papa dan Mama nya duduk manis, jika bisanya Papa akan memakai setelan jas nya, hari ini tidak. Papa sudah mengundurkan diri, mengundurkan diri lebih baik daripada menunggu surat phk.

"Pagi... " Sapa Bella lalu langsung duduk, tas nya ia taruh di bagian meja yang kosong dan langsung mengambil nasi dan lauk untuk sarapan. Sebagai orang Indonesia sejati sekalipun beda konsep dimensi, nggak sarapan nasi nggak afdol.

Papa dan Mama menjawab dengan deheman karena masih mengunyah.

Saat Bella mulai memakan nasinya, Papa bersuara.

"Papa nggak bisa nganter sekolah kamu hari ini Bella, berangkat sendiri ya? "

Papa kemarin sore bilang akan mengantar Bella ke sekolah di hari pertama ini.

"Pak Mail belum pulang? " Tanya Bella, Pak Mail itu supir yang biasa mengantar Bella sekolah. Sedang sakit. Papa dan Mama nya sama sekali tidak membiarkan Bella menyetir.

Papa menggeleng,
"Belum, nanti Papa pesenin taksi
oke? "

"Nggak usah Pa, biar Bella nebeng Pino aja" Tolak Bella. Pagi-pagi harus digunakan untuk hal bermanfaat.

Mama yang daritadi diam langsung melotot,
"Jangan, Pino naik sepeda motor sayang... "

"Nggak, motor Pino masih di servis kemarin Bella lihat"

"Kan motornya dia nggak satu Bella.. "

"Nggak... Aman deh Ma, pokoknya! " Ucap Bella meyakinkan.
"Oh iya, emang Papa mau kemana? "

"Temen Papa nawarin kerjaan di perusahaan nya, wakil direktur. Papa jelas nggak nolak lah... "

Bella kagum mendengarnya,
"Wakil direktur? Gila, hebat sih itu, Bagus Pa, tingkatkan prestasi mu! "

Papa tertawa kecil,
"Ngaco kamu! "

Yah, setidaknya kabar bahwa Papa yang mendapatkan pekerjaan lagi sedikit mengurangi rasa bersalah Bella. Ia tinggal berjalan sesuai alur, tapi bukan male lead yang akan menghancurkan sang villainess, melainkan Bella sendiri. Lihat saja nanti, akan Bella balas.

Tunggu tanggal mainnya.
   

                            .................

Pagi yang cerah, udara yang masih bersih juga segar. Pino merasa paginya sangat menenangkan tanpa sepupu laknat nya, yang sialnya tau segala rahasianya. Tak apa, sepupu nya tidak se-sinting itu untuk membuka rahasia nya.

Pino dengan tenang berjalan ke arah mobilnya di halaman. Tidak apa walau tidak mengendarai motor nya. Bisa lain kali, toh motor tidak di servis selamanya.

Pino membuka pintu setelah menyalakan sensor, tanpa melihat, ia langsung melemparkan tas nya ke kursi penumpang samping. Ia langsung duduk, merasa ada yang aneh, ia menoleh,

Extras? me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang