Bab 5

137 45 2
                                    

Sebelum baca, vote dulu yuk😘

Sebelum baca, vote dulu yuk😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Grizelle berjalan mondar-mandir di depan pintu UGD. Otaknya masih mengingat jelas bagaimana ia tadi yang sedang berjalan santai di sekitar taman melihat tabrakan dua motor di depan matanya langsung.

Tanpa pikir panjang, gadis itu langsung menghubungi rumah sakit terdekat. Dan Grizelle yang merasa bertanggung jawab atas kedua korban itu memutuskan untuk ikut ke rumah sakit.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi, salah satu korban tabrakan itu adalah Dildar, cowok yang, ah sudahlah. Entah bernasib apa dirinya ini, mengapa akhir-akhir ini ia selalu bersangkutan dengan Dildar.

Dan Grizelle baru tahu sekarang kalau laki-laki yang sedang duduk di kursi tunggu itu adalah kakak Dildar. Kondisinya tidak separah Dildar. Hanya ada baret di beberapa tempat dan luka cukup besar di lututnya.

Sedangkan Dildar, laki-laki itu masih di dalam, entah bagaimana kondisinya. Tepat setelah memikirkan itu, Dildar keluar dengan tangan kiri yang digendong di atas perut.

Kakinya masih pincang, karena lutut kanannya juga luka seperti Davvin. Luka lecet di tangan kanannya nampak dibalut dengan kain kasa. Karena Dildar memakai helm full face tadi, wajah tampannya itu masih mulus.

"Tangan lo ... patah?"

Dildar diam saja menatap Grizelle di depannya. Lelaki itu maju, mendekati kakaknya yang sedang terdiam menatap lantai putih rumah sakit itu. "Kenapa lo kebut-kebutan kek tadi?"

Kesadaran Davvin kembali saat mendengar suara Dildar. Laki-laki itu tampak terkejut melihat tangan kiri adiknya itu patah dan harus di gips. Luka-luka di tubuh Dildar juga lebih banyak dari pada luka di tubuhnya.

Davvin berdeham sebentar. "Gue dikejar orang."

"Oh." Jawaban singkat Dildar membuat Davvin terdiam. Selalu begini saat mereka mencoba untuk berbicara satu sama lain.

Dari jauh, Arum dan kesebelas sahabat Dildar datang dengan raut wajah panik. Arum yang melihat kondisi Davvin, langsung memeluknya erat, seolah takut kehilangan Davvin saat itu juga.

"Kamu nggak papa Davvin? Ya Allah, Nak! Ibu takut banget kamu ninggalin Ibu."

"Tapi, Run-"

"Alhamdulillah kamu nggak papa."

Dildar mengepalkan erat telapak tangannya. Kondisinya bahkan lebih buruk dari Davvin, tapi Arum tidak peduli dengannya, sama sekali. Bahkan Grizelle yang berada di belakang Dildar, menatap heran Arum yang benar-benar tidak peduli dengan kondisi adik kandung Davvin itu.

"Permisi, Mas, Mbak. Saya mau tanya ini tagihannya siapa yang mau bayar ya?"

Perhatian Dildar, Grizelle, dan kesebelas anggota SOOG teralihkan. "Sa-"

Ini Tentang Dildar | Doyoung Treasure [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang