Sena mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar suara alarm dari ponselnya berbunyi. Ia berusaha dengan susah payah untuk meraih benda pipih itu di atas nakas. Tangan Vizeyn begitu erat melingkar di pinggang polosnya. Ia harus menarik kuat tubuhnya agar tangannya sampai menyentuh benda pipih itu dan mematikan alarm pengusik tidurnya.
Belum sempat kembali pada posisinya, tubuhnya sudah lebih dulu ditarik oleh Vizeyn untuk kembali berbaring disampingnya.
"Ini masih terlalu pagi untuk bangun." Pria itu sepertinya ikut terbangun. Suaranya parau dan berat. Tepat dibelakang telinga Sena.
Sena mendengus kesal. Malas juga untuk diladeni. Siapa juga yang ingin bangun cepat-cepat setelah kejadian semalam? Begitu pikirnya.
"Apa itu sakit?"
Sena mendengus lagi dengan pelan. Vizeyn itu sebenarnya tahu jika bagian yang ia tanyakan itu sakit. Sena hanya memejamkan mata dan menjawab dengan gumaman.
"Hmm."
"Nanti akan ku obati." Vizeyn malah tersenyum di belakang Sena.
Sena tidak mengubris. Melanjutkan tidurnya. Tubuhnya benar-benar perlu diistirahatkan. Mungkin di permainan semalam hanya tiga jam diberi waktu. Tapi, Vizeyn malah menambah durasinya setelah permainan selesai. Berakhir, mereka selesai di subuh hari dengan berendam di bathtub sebagai penutup.
Tubuh mereka yang terlanjur polos itu terlelap hingga siang memasuki sore. Tapi, Vizeyn lebih cepat satu jam daripada Sena. Gadis itu benar-benar beristirahat hingga serasa badannya cukup bertenaga untuk beraktivitas lagi. Walaupun di bagian bawahnya masih begitu sakit dan perih bersamaan. Membuat dirinya harus menggunakan salep untuk mengurangi rasa sakitnya. Setidaknya ia bisa jalan dengan pelan-pelan saat keluar kamar mandi setelah membersihkan dirinya, karena saat memasuki kamar mandi, Vizeyn-lah yang menggendongnya.
"Tanda 'V' yang kau berikan di atas dadaku benar-benar mengganggu," protes Sena saat keduanya duduk diatas sofa sambil menikmati makan siang mereka.
Vizeyn hanya menyengir sambil melanjutkan makannya. "Aku yakin, Karl tidak pernah memberikan tanda seperti itu kan?"
"Pernah, tapi hanya satu. Tidak membentuk 'V' seperti ini. Terlebih, hanya yang ini yang benar-benar sakit. Kau menggigitnya terlalu dalam." Sena berucap tanpa melihat wajah Vizeyn. Ia juga sibuk dengan makan siangnya. Perutnya begitu lapar.
"Tapi, kau menyukainya. Kalau tidak, kau akan menghentikanku saat itu." Vizeyn membela diri.
"Kau salah! Aku bukannya menyukai itu, tapi menyukai--" Sena tiba-tiba sadar akan ucapannya. Ia berhenti karena khawatir pembicaraannya terlalu jauh. Matanya melirik Vizeyn yang sudah terlihat mengangkat sebelah alisnya. Sena tidak berbicara apa-apa lagi. Melanjutkan makannya dalam diam.
Vizeyn di sebelahnya terlihat menahan tawa. Tapi, bukan Vizeyn namanya kalau tidak mendesak. "Menyukai apa?"
Sena menatap Vizeyn dengan tajam sambil mengunyah makanannya. "Tidak ditanyakan pun, aku yakin kau pasti tahu Vizeyn." Tangannya kembali menyendok makanannya.
"Oh, ya? Berarti little cobra." Vizeyn menjawabnya yakin. Seingatnya saat memberikan kiss mark di atas dada Sena, mereka memang tengah melakukan penyatuan dibawah shower.
"Lanjutkan makanmu, Vizeyn. Berhenti bicara." Gadis itu terlalu malas untuk berbicara sekarang.
Bukannya berhenti, Vizeyn malah melanjutkan lagi pembicaraan. "Kau menyesal?"
Seketika kunyahan Sena berhenti. Ia menetralkan tenggorokannya karena mendadak kering. "Akan apa?"
"Semalam?"
![](https://img.wattpad.com/cover/329876130-288-k770155.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark [M]
Fanfiction"Disini akan dikenalkan apa itu ilegal" "Disini akan dikenalkan apa itu kekuasaan" "Disini akan dikenalkan apa itu permusuhan" "Disini akan dikenalkan apa itu pembunuhan" "Disini akan dikenalkan apa itu senjata" "Disini akan dikenalkan apa itu malam...