COMPETITION

22 2 0
                                    

Penyampaian Vizeyn semalam, memang benar sesuai fakta. Sena tidak akan mengenal apa itu jual beli gelap, club, judi, sex, dan semua yang berbaur dengan perbuatan gelap kalau tidak karena Catrine. Ia tidak pernah tahu, jika sang kakak menjadi bagian dari kelompok gelap yang ada di kota mereka. Dulu ia hanya tahu jika sang kakak memiliki pekerjaan yang memberinya sift di malam hari. Bahkan, Catrine diberi sebuah motor ninja yang termasuk kendaraan termahal. Ia tidak terlalu mencari tahu tentang pekerjaan sang kakak. Selagi kakaknya senang dengan pekerjaannya dan hubungan mereka baik-baik saja. Biaya kuliahnya juga sang kakak yang membiayai karena orang tua mereka sudah tiada sejak kecil. Sena tidak di izinkan kerja, malah. Catrine meminta Sena untuk mempercayakan semuanya pada dirinya.

Tapi, lihatlah sekarang, Sena harus menggantikannya. Setelah dituntut oleh Black Wolf atas pewarisan kontrak, Sena harus melakukan pekerjaan sang kakak yang ia tinggalkan di dunia. Sena tidak menyangka jika namanya tertulis diatas kertas kontrak sang kakak. Ingin marah, tapi orangnya sudah masuk ke tanah, alhasil hanya menjalaninya satu-satunya cara. Selagi kegiatan kuliahnya tidak terganggu.

Bahkan setelah mengikat sebuah hubungan dengan Vizeyn, Sena masih bisa melanjutkan kuliahnya, walaupun secara online, karena ia harus menetap di Meksiko beberapa waktu kedepan. Sampai lukisan itu sampai kepada pria brengsek yang baru ia kenal semalam dan sudah menjadi status suaminya di pagi hari. Hanya mengucapkan sumpah di depan anggota inti Dark Cobra dan Black Wolf. Dilanjutkan dengan pemasangan tato Dark Cobra setelah tato Black Wolf di hapus. Mereka sah menjadi pasangan. Benar-benar diluar impian Sena. Tanpa gaun pernikahan, tanpa pesta, tanpa tamu istimewa, dan tanpa perasaan terhadap pria yang disandingkan dengan dirinya.

"Membosankan?" Vizeyn menyodorkan segelas wiski setelah Sena menyelesaikan mata kuliahnya. Mereka sedang mengudara menuju Meksiko. Tentunya dengan jet pribadi milik Vizeyn.

"Dosen yang barusan?" Sena kemudian menyesap wiski yang diberikan Vizeyn.

Vizeyn mengangguk dan menyesap wiskinya.

Sena mengedikkan bahunya. "Dosennya memang membosankan sejak awal."

Vizeyn terkekeh dan lanjut menyesap minumannya.

"Apa yang kita lakukan setelah sampai?" tanya Sena penasaran.

"Mencari pendaftaran untuk kompetisi. Apa lagi?" Vizeyn menuang wiski lagi setelah gelasnya sudah tandas. "Atau kau ingin melakukan sesuatu denganku di atas ranjang?"

Sena tidak mengubris pembahasan terakhir Vizeyn."Jadi, kapan kompetisinya akan dimulai?" Ia berjalan ke arah sofa. Tempat Vizeyn mendudukkan tubuhnya. Menuang wiski untuk dirinya lagi.

"Malam ini." Vizeyn menjawab santai.

"Sungguh! Semua serba dadakan."

Vizeyn mengedikkan bahunya. "Kakakmu yang harus bertanggung jawab, sebenarnya."

"Aku tahu." Sena kemudian pergi meninggalkan Vizeyn yang masih sibuk menyesap wiskinya. Langkahnya menuju sebuah kasur single untuk mengistirahatkan tubuhnya. Kelas online tadi, benar-benar menguras tenaga.

Vizeyn hanya tetap di tempat dan memainkan iPad-nya untuk memantau pergerakan anak buahnya.

Sena juga memainkan ponselnya saat tubuhnya sudah terbaring di atas kasur yang empuk itu. Tangannya sibuk mengotak-atik ponsel dan men-scrol beranda media sosialnya. Hingga saat tangannya menekan sebuah balon obrolan dari teman kampusnya.

Kate: Karl memposting sesuatu beberapa menit yang lalu. Kau sudah melihatnya?

Dahi Sena mengernyit. Ia tidak mendapat notifikasi apapun mengenai postingan Karl.

Dark [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang