Makan malam sudah selesai. Kini Vizeyn dan Sena sedang menunggu bel mulai sepuluh menit lagi. Keduanya tampak sibuk dengan pemikiran masing-masing.
"Kau tidak apa?" tanya Vizeyn tiba-tiba.
"Apanya?" Sena balik bertanya.
"Keadaanmu. Kalau tidak bisa, jangan di paksakan." Vizeyn benar-benar mencemaskan keadaan gadis itu sekarang.
Sena terkekeh. "Kau ingin kita mendapatkan tiket emasnya, bukan? Jadi, harus dilakukan." Sena menghampiri Vizeyn yang tengah duduk di tepi ranjang.
"Masih ada cara lain untuk mencari tahu kelompok gelap itu Sena. Jangan memaksakan diri." Vizeyn masih memberi Sena pilihan.
Sena menghela napas pendek. "Apa aku terlihat terpaksa? Tidak, bukan? Kenapa harus cemas?"
"Aku sudah cerita padamu. Aku pernah di posisimu dua tahun lalu. Aku tahu rasanya. Kompetisi ini akan sulit jika keadaanmu seperti ini. Mereka bisa menilai mana kegelisahan, kenikmatan, atau hanya pelampiasan. Skor akan diambil dari itu. Semakin kau terlihat menikmatinya, skor akan semakin tinggi."
Sena terkekeh. "Kau lupa, jika aku wanita yang gigih, seperti yang kau katakan saat di pantai tadi? Aku berani untuk mencoba apapun? Kalau begitu, aku menggigihkan diriku untuk kompetisi ini. Aku akan mencoba permainan ranjangmu. Kau tahu, ini pengalaman pertamaku. Meski mendengar banyak cerita dari rekan-rekanku mengenai ranjang, bohong jika aku tidak menginginkannya juga. Aku hanya menahan diri untuk bertanggung jawab atas hubunganku. Tapi itu dulu, sekarang bukankah diriku adalah hakmu sebagai seorang istri? Meski itu hanya sementara."
Vizeyn menyengir. "Jadi, malam ini kita akan membuat malam pertama sebagai suami- istri, begitu?"
Sena mengedikkan bahu. "Bisa jadi begitu." Sena kini benar-benar mencoba menarik perhatian Vizeyn. Ia berpindah duduk diatas pangkuan pria itu. "Mari buat kenangan pertama untuk beberapa waktu kedepan sebagai pasangan hidup, Vizeyn."
Tatapan Vizeyn berubah sendu dan ingin sekali cepat-cepat menerkam Sena dibawahnya. Pikiran liar itu sudah berkelana dikepalanya saat Sena duduk diatasnya.
"Tuntun aku jika kau ingin skor kita memuncaki skor paling tinggi saat di umumkan." Suara Sena mulai memelan dan mampu membuat Vizeyn candu walaupun itu masih awal dan hanya satu kalimat. Belum mulai saja sudah begitu memabukkan.
"Dengan senang hati." Suara Vizeyn terdengar lebih memabukkan dari yang Sena bayangkan. Rekannya tidak bohong. Jika sudah mendengar suara pria memelan dan diiringi dengan baritonnya yang khas, suara si pria akan terdengar benar-benar sexy dan menggoda.
Teett'
Bel sudah berbunyi. Pertanda kamera setiap sudut ruangan sudah dihidupkan. Sena dan Vizeyn masih saling melemparkan tatapan sendu dan sama-sama menggoda. Wajah mereka perlahan mendekat.
"Hanya boleh menyebut namaku dan desahan nikmatmu, Sena. Kau mengerti?" Suara Vizeyn masih tetap sama.
Sena tersenyum tipis. "Aku mengerti, Sir. Buat aku menikmati sentuhanmu kalau begitu. Perkenalkan padaku sentuhan gila yang selama ini kau inginkan jika kita harus bertarung di atas ranjang. Kau bilang ini menantang bukan?" Sena menyentuh bibir Vizeyn dengan telunjuknya. Pria itu ikut tersenyum dan membawa tangan Sena ke belakang lehernya.
Mereka mulai dengan pemanasan awal.
Vizeyn langsung menyambar benda kenyal yang sudah membuatnya bergairah sejak dua hari lalu. Ia melumatnya dengan perlahan sampai ke ritme yang lebih menggairahkan. Sena juga tidak diam, bibirnya ikut melumat lawan bibirnya. Disaat Vizeyn menjarakkan untuk mengambil napas, Sena malah langsung menyambarnya lagi. Tidak sabaran. Sena suka saat lidah Vizeyn menelusup masuk ke rongga mulutnya. Mempertemukan lidah mereka dan mengabsen apa yang ada di mulut Sena. Benar-benar brutal. Vizeyn memperkenalkan ciuman terpanas yang pernah Sena rasakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark [M]
Fanfiction"Disini akan dikenalkan apa itu ilegal" "Disini akan dikenalkan apa itu kekuasaan" "Disini akan dikenalkan apa itu permusuhan" "Disini akan dikenalkan apa itu pembunuhan" "Disini akan dikenalkan apa itu senjata" "Disini akan dikenalkan apa itu malam...