COUPLE?

34 2 0
                                    

"Hah.... Hah.... Hah...."

Tidak tahu sudah berapa lama Sena melatih otot-otot tangan dan kakinya di sebuah ruangan berukuran 8×8m², lengkap dengan senjata apapun itu. Belati, shuriken, samurai, pistol, dan senjata berat lainnya. Tapi, Sena hanya melatih bela diri dengan tangan kosong. Salah satu favoritnya setelah beberapa bulan bergabung dengan kelompok gelap yang dikenal sebagai "Black Wolf" di kota ini.

"Pukulanmu semakin cepat dan kuat. Menarik sekali," ujar seorang pria yang selalu melatihnya setiap pagi. Sekaligus partner mendiang kakak perempuannya dulu. "Padahal kakakmu butuh waktu dua tahun untuk benar-benar menguasai teknik-teknik yang sama."

Sena tidak menanggapi, ia memilih untuk melepas rel sleting jaket olahraganya yang memperlihatkan badannya hanya dibungkus oleh bra sport sebatas atas pusat. Tubuhnya basah mengeluarkan keringat. Dengan cepat ia meneguk air yang baru diberikan oleh seorang pelayan hingga tandas.

"Ada mata kuliah hari ini?" tanya pria yang bernotabane sebagai pelatihnya.

Sena mengagguk. Tangannya dengan cekatan membersihkan keringat di tubuhnya. "Ada. Seperti biasa aku akan kembali sangat sore. Lalu pergi mengantar paket setelah makan malam. Lanjut bermain di bar setelah tugasku selesai." Semua barang-barangnya sudah dikemas. Bersiap untuk pergi. "Apa ada sesuatu, James?"

Pria bernama James itu mengangguk. "Tentu ada. Forest Club. Pergilah kesana setelah mengantar paket. Ada seseorang yang harus kau temui."

"Forest Club? Bukankah itu bar yang cukup jauh untuk dikunjungi? Tengah hutan, James." Sena sedikit protes. Ia tahu tentang bar itu dari rekan kelompoknya. Bar itu punya keunikan tersendiri. Koordinatnya tidak dapat diakses oleh teknologi apapun. Sengaja di sembunyikan, karena disana tempat orang-orang kelompok gelap sering berkumpul untuk berjudi, minum, bermain sex, dan lainnya yang tentu adalah hal yang berbau kebiasaan buruk. "Tidak adakah tempat lain selain itu?"

James menghela napasnya. "Ada sesuatu yang amat rahasia. Makanya disana diadakan pertemuanmu."

Sena terlihat jengah. Tanpa berkata apapun, gadis itu pergi meninggalkan James yang masih menatap gadis itu hingga hilang di balik tembok.

"Adikmu tidak akan seperti ini kalau bukan karenamu, Catrine."

🏍

"Aku dengar, kau akan ke Forest Club?" tanya seorang gadis yang seumuran dengan Sena, Chelsea. Mereka sama-sama baru selesai dengan tugas mereka dan kembali ke markas bawah tanah.

Sena mengangguk malas. "Si berengsek itu, entah siapa namanya, harus ku temui di tempat sejauh itu." Sena menghela napasnya pajang kali ini. "Oh, ayolah! Aku akan sampai besok pagi kalau harus mengendarai motor."

"Bukankah kau akan diantar?" tanya Chelsea memastikan.

"Diantar? Oleh siapa? Pakai apa?"

"Sams. Ia akan mengantarmu menggunakan helikopter."

Sena merasa sedikit lega mendengar hal itu. Tapi, tetap saja ia tidak terima dengan lokasi yang sangat jauh itu.

Sena langsung dipanggil oleh James begitu memasuki markas. Masih banyak rekan-rekannya yang mengambil barang-barang akan akan di antar. Sesekali mereka juga berbicara dan tertawa bersama saat melewati Sena yang tengah menunggu lift menuju rooftop gedung tujuh lantai dengan dua lantai bawah tanah ini.

Helikopter melesat pergi saat Sena dan seorang rekan yang menemani sudah naik. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit. Helikopter berada di tengah-tengah hutan yah begitu gelap. Tidak ada satu titik terang pun disini. Hingga mata Sena dapat melihat suatu cahaya sorot mengarah ke langit. Ada tiga bangunan besar yang mulai terlihat. Bahkan ada ratusan orang juga yang mulai terlihat sedang menikmati pesta. Tiga bangunan itu terlihat mengelilingi sebuah kolam renang yang cukup luas juga. Puluhan motor ninja dan mobil-mobil mewah juga terlihat berbaris rapi di luar pagar.

Dark [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang