#06

17 11 12
                                    

"cieee.... yang tadi malam peluk-pelukan, gimana rasanya? Sipil dong kang" ejek Lia.

Entah setan apa atau emang Lia yang sedang dalam mode jail, karena sedari tadi pagi yang lia lakukan adalah mengejek saudaranya, Reyan. Yang didapati Lia sedang berpelukan dengan sahabatnya tadi malam.

"Berisik lia" ucap reyan sambil menuruni anak tangga.

" Gila sihh..mainnya udah peluk-pelukan" ejek Lia lagi semakin menjadi jadi.

"Eh... gimana ya reaksi satu rumah kalo tau tadi malem bang Rey sama al-" ucapan Lia terpotong saat tangan besar milik saudaranya itu membekap mulutnya.

"Sutttt.... jangan bocor dong Lia" ucap reyan sambil celingak-celinguk melihat seisi rumah yang sepertinya masih sepi.

"Mppphhhh" Lia berusaha melepaskan tangan besar itu dari mulutnya, tapi sepertinya sang pemilik menekannya terlalu kuat, bahkan membuatnya susah bernafas.

Reyan yang baru sadar buru-buru menjauhkan tangannya, untung saja lia belum pingsan karena kehabisan oksigen.

"Bang Rey sengaja ya mau bunuh Lia!" Omel Lia sambil menghirup udara dengan rakusnya.

"Heheh sorry dek gak maksud" ucapnya sambil cengengesan seperti tak berdosa.

"Lagian dek, mulut nya direm dikit napa, lagian tadi malem itu bang Rey cuman berusaha nenangin ale aja. gak lebih" ucap reyan berusaha menjelaskan situasinya.

"Tetep aja bang rey cari kesempatan dalam kesempitan" ucap lia tidak mau kalah.

"Ya gak git-" ucap reyan terjeda saat suara seseorang menyapa Indra pendengaran mereka.

"Kok Abang sama adek disitu aja, sana ke meja makan. Nanti kalian telat loh" itu suara Tania yang sedang menuruni anak tangga, yang diikuti oleh Noah dan juga fareza dari belakang.

"Tau nih masih pagi gosip mulu lo berdua" timpal fareza dan kembali berjalan menyusul ibundanya kemeja makan.

"Apaan sih bang Reza, lo tuh gak diajak" balas lia sambil menatap sinis saudaranya itu. Ya mereka berdua memang tidak akur, tapi tidak bisa di pungkiri bahwa lia sangat menyayangi fareza dan Reyan begitu pula dengan sebaliknya.

"Nyenyenye"ledek fareza sambil tersenyum jahil kepada Lia.

"Udah-udah. Ayo Lia kita sarapan" ajak Noah dengan suara yang sedikit berat.

"Iya yah" sebelum Lia melangkah tangannya sudah ditahan oleh reyan.

"Inget jangan bocor. Nanti pulang sekolah bang rey traktir Starbucks" tawar reyan. Tentu saja tawaran itu tidak akan lia tolak, sok kaya betul dirinya sampai buang-buang rezeki dipagi hari.

"Bener ya? Awas aja bohong tamat riwayat bang Rey" ancam lia dengan ekspresi yang dibuat-buat sangar.

"Iyaa, gak bohong" ucapnya dan mereka berdua pun berjalan menuju meja makan dan bergabung dengan yang lainnya.

🪐🪐🪐🪐

Hari ini sesuai dengan pemberitahuan kemarin, para orang tua wali murid sudah terlihat memenuhi parkiran sekolah dengan kendaraan mereka masing-masing.

Padahal sesi pengambilan raport masih 20 menit lagi, tapi para orang tua sudah mulai berdatangan.

Banyak diantara mereka yang membuat koridor-koridor sekolah jadi lebih penuh dan ramai dari biasanya.

Tapi tidak sedikit juga yang asik bercengkerama bersama anaknya atau dengan orang tua murid lainnya di kantin sekolah.

Alendra menatap kosong pemandangan didepannya itu.
Sekarang dia berada diujung koridor lantai 2.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang