#02

54 35 18
                                    

"ALENDRA! MELIANA! BERHENTI KALIAN DISITU!!" Teriak seorang wanita paru baya bertubuh gempal, dengan lipstik yang cukup tebal.

Mampus sudah....

Alendra dan lia saling tatap-tatapan  sampai akhir mereka memutuskan untuk berbalik menghadap wanita itu, dan bener saja dugaan mereka disana sudah ada Bu Wiwit - guru BK yang paling killer. Dengan penggaris kayu yang selalu dibawanya kemana-mana.

"Heheh pagi bu wi" ucap mereka bersamaan, sambil memasang senyum kikuk.

"Kalian telat 15 menit" bu wiwit tidak menjawab sapaan mereka dan langsung menatap mereka dengan tatapan tajam khas nya.

"Maaf bu...kan ibu tau kalo Jakarta itu macet banget, apalagi kalo hari Senin begini Bu."ucap Lia agar Bu Wiwit dapat mengerti dan membiarkan mereka berdua masuk kelas dengan selamat sentosa.

"Alasan! Buktinya teman kalian yang lain tidak ada yang terlambat" sambil menunjuk kearah lapangan, dimana semua siswa sedang melakukan upacara bendera.

"Ya gak bisa di samain dong bu, rumah kita kan jauh dari sekolah.abis itu jalanan yang kita lewati selalu macet Bu, tolong Bu biarin kita ke kelas janji ini yang terakhir."ucap Alendra,sambil menaikkan jari kelingkingnya ke atas.

"Iya Bu,janji deh ini yang terakhir kita telat"sambung lia yang diangguki oleh Alendra

"Loh, kalian pikir rumah kalian saja yang jauh dari sekolah ini hah! Pokonya kalian berdua saya hukum tidak ada pembelaan."ucapnya mutlak

Mendengar itu alendra dan lia langsung lemas.sudah pasra mereka, karena berdebat dengan bu wiwit pasti selalu kalah.

Selepas selesainya upacara bendera sekarang disini lah mereka berdua,ditengah lapangan.sedang hormat kepada sang saka merah putih karena Bu wiwit memberikan mereka berdua hukuman untuk hormat bendera sampai jam istirahat berbunyi.

"Duh,panas banget.padahal masih pagi"gerutu lia dengan tangan yang masih setia di samping pelipisnya. padahal mereka baru dijemur 5 menit tapi lia sudah ngedumel sedari tadi.

"Gara gara lo tuh. kita jadi harus dijemur kaya gini"

"Kok gue sih? Kan yang kasih hukuman bu wiwit bukan gue!" Lia langsung sensi sendiri ketika alendra menyalahkan dirinya atas penjemuran mereka pagi ini.

"Ya emang. kalo lo gak ketawa terus kita pasti bisa lebih cepat datengnya!" Alendra berusaha tenang kalo tidak sudah dipastikan lia nyusruk kedepan akibat tendangan maut ale, tapi karena dia masih punya
Rasa perikesahabataan tentu saja niatnya itu dia urungkan.

"Kan itu juga salah lo,coba aja lo gak ngelawak udah pasti gue gak bakal ketawa kaya tadi pagi"

Ah sudahlah alendra menyerah.berdebat dengan lia tidak akan ada selesainya mood nya sudah benar-benar rusak hari ini, padahal kakinya masih sakit tapi dia sudah harus berdiri sampai jam istirahat? Benar-benar gila.

"Duh capek banget gue asli." Ucap Lia sambil menyesap jus jeruk yang tadi mereka pesan.

Lia dan Alendra sekarang sudah berada didalam kantin.
Mereka berdua benar-benar sudah tidak sanggup untuk terus berdiri disana. Sudah setengah jam mereka berdua dijemur, dan disaat bu wiwit sudah hilang dari pandangan mereka berdua alhasil mereka berdua langsung ngibrit ke dalam kantin.
Bodoamat dengan bu wiwit. Biarkan saja jika nanti dia marah intinya mereka ingin istirahat dulu.

"Iya, mana kaki gue pegel banget lagi, kejam banget dah tuh guru." Jawab alendra sambil memijat pelan kakinya.

Lia menoleh kesamping, memperhatikan ale yang masih setia memijat daerah betisnya.

DANDELION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang