Chapter 4

437 58 5
                                    

Happy Reading




Renjun menatap ke bawah balkon menara istana itu. Berharap jika Jaemin akan menunggunya. Renjun akan rela melompat jika benar-benar Jaemin menunggunya. Namun sampai tengah malam pun balkon itu terasa sangat sepi. Apakah Jaemin meninggalkannya? Renjun takut terjadi sesuatu pada Jaemin. Sahabatnya itu akan berbuat yang tidak wajar apabila suasana hatinya sedang tidak baik.

"Seharusnya aku menolak pernikahan aneh ini. " Gumam Renjun.

Beberapa jam lalu pernikahan Jeno dan Renjun sudah dilangsungkan dengan lancar. Renjun tidak bisa berbuat apa-apa kala ayahnya sendiri sudah memerintah nya untuk mematuhi peraturan kerajaan. Yang Renjun pikirkan adalah di mana keberadaan Jaemin. Mengapa sahabatnya itu sama sekali tidak menampakkan diri saat pernikahannya.

"Renjun!! Malam pertama!!" Teriak Jeno yang baru saja masuk ke kamar mereka.

Renjun memutar bola matanya malas. Pangeran itu akan bersikap berwibawa dan terlihat cool saat ada orang tua Renjun. Tatkala orang tua dan keluarga Renjun sudah pulang, Jeno akan kembali seperti anak paud lagi. Benar-benar memalukan. Tentu saja Renjun tidak mau memiliki suami yang aneh seperti ini. Meskipun Jeno adalah seorang putra mahkota. Kelakuan kekanakannya membuat Renjun tidak bisa mempercayai jika Jeno adalah putra mahkota.

"Renjun! Ini malam pertama kita, seharusnya kau sudah berganti baju. Tidak memakai jubah besar itu lagi. Tidak romantis. "

"Malam pertama saja sendiri! Aku tidak mau malam pertama denganmu!" Jawab Renjun. Dia berjalan menjauh, entah Renjun akan melakukan apa. Di depan kamar ini sudah dijaga dua penjaga yang siap menangkap Renjun jikalau ingin kabur.

"Loh tidak bisa seperti itu! Kata appa, setiap pernikahan kerajaan haruslah sesuai dengan aturan. Jika malam pertama ya harus dilaksanakan dengan baik. " Nasihat Jeno sambil memainkan tali jubah Renjun.

Renjun yang melihat itu merasa geli. Jeno ini mengajak malam pertama seperti mengajak bermain perosotan dengan teman sebayanya.

"Memangnya kamu bisa melakukan malam pertama?" Tanya Renjun.

Jeno tampak berfikir sambil memainkan tangan di dagunya. Kepalanya menatap langit-langit kamar seakan di sana tertera sebuah jawaban.

"Sepertinya bisa. "

Renjun berjalan ke depan cermin, membenarkan letak mahkotanya. Renjun mengambil beberapa buah yang disediakan di sana. Kamar ini sudah resmi menjadi kamar milik Jeno dan Renjun. Semua perlengkapan sudah disediakan termasuk makanan. Renjun patut bersyukur karena sudah diberikan kesempatan hidup mewah seperti ini. Hanya saja, pantaskah Renjun bersyukur dengan diberikan suami konyol seperti Jeno?

"Jika tidak yakin malam pertama tidak akan berjalan dengan baik. Kau tidak pernah belajar malam pertama ya?" Goda Renjun.

Jeno berdiri lalu menatap Renjun tajam.
"Memangnya Renjun pernah belajar malam pertama?"

Renjun terkekeh pelan sembari menggigit apel merah di tangannya.
"Pernah. Bersama Jaemin tentunya. "

Mata Jeno memerah,
"Jaemin lagi! Jaemin lagi! Kau itu sudah menjadi istriku! Jangan berbicara soal Jaemin lagi!" Teriak Jeno di depan wajah Renjun.

Renjun yang dibentak pun hanya diam mematung. Sejak kapan Jeno menjadi galak seperti itu. Biasanya Jeno akan merengek bahkan menangis ketika di goda. Tetapi kali ini Jeno tampak marah. Telinganya memerah dan garis rahangnya tercetak jelas.

"I-iya." Ucap Renjun dengan terbata.

Jeno mengusap wajahnya kasar lalu melepas jubahnya dengan kasar. Sekali lagi Jeno terlihat berbeda.

Little Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang