Bagian 1

4K 315 10
                                    

Langit senja nampak indah di pesantren Darussalam. Tepat di belakang masjid, dua orang gadis sedang asik membersihkan halaman belakang,Satu orang gadis memegang gagang sapu sambil bersenandung ria.awalnya tempat itu damai² saja, sampai dua pemuda bertubuh tinggi datang menghampiri mereka berdua.

Menyadari hal itu, zahra menghentikan senandungnya. Terlihat jelas perempuan berpakaian serba putih menghembuskan nafas panjang. Entah kenapa, kemunculan mereka berdua membuat zahra jadi hilang mood.

"Wahai adinda zahra, tuh muka tolong di kondisikan kalau liat orang" tegur husein sambil berdecak pinggang.

"Wuih² adinda gak tuh" ucap asraf, kedua alisnya ia naik turunkan.

Zahra memutar bola mata malas. Kenapa harus sekarang?. Sungguh, kemunculan gus husein sangat mengganggu. Bisa di bilang, jika mereka berdua ketemu pasti langsung adu mulut sampai harus ada yang mengalah salah satunya.

"Lagian gus husein sama asraf ngapain kesini? Gak ada kerjaan aja, mending kalian berdua bersihin halaman depan sana!" omel zahra.

Oke, zahra akui dia sedikit tidak sopan karna sedikit meninggikan suara. Ayolah, tapi hanya ini cara satu² nya agar mereka berdua bisa pergi. Balqis yang sedari tadi diam karna sibuk memungut rumput menghampiri mereka bertiga, ia mengerutkan keningnya kala melihat sahabatnya zahra seperti sedang menahan kesal. Mungkin---sudah kesal.

"Sabar ra, suara juga aurat loh" balqis mengelus belakang zahra.

"Denger tuh" ujar husein.

"Gus lama² jadi ngeselin yah" kini zahra mengangkat sapu nya tinggi² hendak melemparkan nya ke arah husein. Namun, sebelum hal itu terjadi, balqis dengan cepat mengambil sapu itu dari tangan zahra.

Asraf geleng² kepala karna tingkah gus husein dan zahra. Tapi mau gimana lagi? Mereka dari kecil memang tak pernah akur. Yah, papa zahra, asraf dan husein adalah kawan baik. Hingga mereka sering bertemu lalu saling kenal sampai sekarang. Tapi yah tapi, jangan harap zahra dan husein bisa akur. Asraf masih sangat ingat saat mereka masih ber umur lima tahun, mereka berdua saling melempar batu hingga kena satu sama lain. Bisa di bilang asraf lah yang tertekan saat itu karna harus menenangkan mereka berdua sekaligus.

"Lama² gue nikahin kalian berdua" ucap asraf enteng.

Husein dan zahra memelotot ke arahnya saat mendengar seutas kata dari asraf. Balqis tertawa kecil karna melihat ekspresi sahabat nya menganga seperti itu.

"Kalau itu balqis setuju, di liat² kalian berdua cocok kok" 

"Gak!" jawab husein dan zahra kompak.

"Gue gak mau nikah sama mak Lampir macam dia" tunjuk husein ke arah zahra.

Yang di tunjuk pun mengepal kan tangannya. Kenapa gus satu ini sangat berbanding terbalik dengan sifat kedua kakaknya?. Gus husein tuh ngeselin, judes, suka godain santri wati, bobrok lagi. Sedangkan kedua kakaknya sangat kalem dan berwibawa.

"Aku juga gak mau sama gus, ngeselin banget jadi orang" ingin sekali zahra mencakar cakar wajah gus yang super duper membuat tensi nya naik.

"Udah, udah. Nanti di liat sama santri² lain" ujar balqis melerai mereka berdua.

"Kalau boleh tau, gus husein sama asraf ada perlu apa kesini?" tanya balqis sopan.

"Tau nih, gue mah ikut gus husein doang" jawab asraf sambil menatap ke arah husein.

" hehehe.. Mau liat balqis doang sih" ujar husein dengan wajah cengesan.

Zahra yang mendengar itu menatap tajam ke arah husein. Bisa² nya dia ke belakang cuman pengen liat balqis doang. Sepertinya husein memang perlu di ruqyah.

JODOH BALQIS [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang