"Ohh jadi elo dari Semarang Kak." Renjun mengangguk-angguk mendengar cerita Mark tentang dirinya yang adalah Mahasiswa rantau dari luar kota. Makanya Renjun baru lihat di Gereja kemarin itu. Kalau dia memang orang sini kan mungkin harusnya Renjun sudah bertemu dengannya waktu yang lalu.
Kemudian dari cara bicaranya yang tidak nyablak dan pakai aku kamu, he seems really nice and Renjun wants to be around him sih.
Mana rajin Gereja deh kayanya???? Dilihat dari gimana dia kenal banyak orang di sana padahal dia ini pendatang.
Renjun rasanya harus dekat dengan yang modelan begini agar hidupnya lurus. Soalnya mengenal Jeno malah jadi berbelok-belok. Ya, Jeno tampan dan treat him well tapi apa lihat saja nyatanya sama perempuan lain juga bermesraan.
Mark mengangguki Renjun, "Glad to know you, besok-besok kasih tahu tempat makan yang enak lagi ya, Ren." Ujar Mark di sela kunyahannya.
"Its a lot here. Kalo Kakak mau pas jam makan gue temenin deh." Tawar Renjun. Agak lain memang, selama ini Renjun adalah manusia mageran yang Haechan kenal. Mana ada dia mau menemani Haechan makan nasi goreng depan komplek kalau gak Haechan jemput sampai kamarnya malam-malam.
"Oh ya? Tapi ngerepotin kamu gak sih, udah kelas 12 juga nanti ganggu belajar kamu, Ren."
"Gue temenin makan sambil Kak Mark ajarin gue belajar." Ide seperti itu muncul tiba-tiba di otak Renjun. Padahal mah Renjun bukan tipe yang mau maunya belajar. Dia mana peduli nilainya di sekolah sih. Kalau ulangan kan ada Haechan yang selalu setia bagi jawaban.
"Im not that good at study, Ren."
"Tapi dah mahasiswa berati lebih pinterlah dari gue..."
Mark sedikit menimbang lalu mengangguk setuju juga.
___
Renjun duduk di balkon kamarnya sambil menghisap nikotin rasa mentolnya. Ketololan yang dibuatnya hari ini adalah lupa meminta kontak Mark yang bisa ia hubungi. Ya meski sudah tahu di mana lelaki baik itu tinggal sih. Tapi rasanya butuh memiliki kontak Mark untuk menghubunginya. Tapi buat apa???? Gak perlu begitu kecuali Renjun tertarik pada Mark in romantic way.
Renjun membuka lockscreennya. Dia memang tidak pedulian sampai homescreen yang terpasang sampai hari ini adalah wajah mantannya yang terakhir.
Segera dia ke pengaturan dan merubah homescreennya menjadi warna hitam gelap.
Ia kembali menghisap sisa batang nikotin di antara jemarinya.
"Kak Mark..." Lirihnya sembari terkekeh sendirian.
____
Haechan sedikit heran pada perubahan sikap Renjun yang agaknya berputar cukup berbanding terbalik dengan Renjun yang ia kenal sebelumnya. Renjun yang dulu mana mau membantu piket harian dia lebih memilih membayar denda tapi lihat hari ini, anak itu memegang sapu.
"Lo kesambet apaan?" Tanya Haechan mendekat pada Renjun, memegang kening Renjun yang bersuhu normal.
Renjun yang biasanya akan menepis tangan Haechan atau psyical touch yang lain pun hanya tersenyum padanya.
"Yesaya 1:16 Basuhlah dirimu sampai bersih. Hentikan semua kejahatan yang kamu lakukan itu. Ya, jangan lagi berbuat jahat."
Haechan terperengah pada yang Renjun katakan. Lalu bertepuk tangan. "Sahabat gue tobat beneran anjing!" Ia menarik Renjun dan memeluknya, menepuk pundaknya dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[bl] man like me?
FanficHidup Renjun mungkin akan lurus jika berada di dekatnya, tapi tidak untuk orientasi seksualnya, belok. "Could you fall for a man like me?"