Shit

107 12 1
                                    

Berminggu-minggu berlalu. Renjun memang suka menemani Mark makan, tapi malam hari. Selebihnya masing-masing sibuk. Apalagi kini Renjun sudah kelas duabelas. Di mana ada pemadatan materi setiap selesai jam terakhir KBM yang membuat dia harus pulang lebih sore lagi. Jadi waktu yang ada untuk bertemu Mark adalah malam hari.

Seperti malam ini, yeay besok itu weekend jadi bisa sampai malam, Renjun tengah menunggu Mark keluar dari kostannya.

"Ren!" Panggil Mark.

"Oit." Renjun tersenyum untuk Mark.

Selama mengenal Mark beberapa minggu ini, Renjun sedikit banyak mengetahui kebiasaan lelaki yang lahir di bulan Agustus itu. Cowok Leo, gitu deh.

Mark keluar dengan celana training, kaos yang dilapisi hoodie berzipper. Berpakaian santai. Beda ketika hari Minggu yang ia kenakan begitu kasual dan rapi.

"Dah siap Kak?" Tanya Renjun begitu Mark sampai di hadapannya.

Mark mengangguk. Bukan motor yang biasa Renjun bawa yang Mark lihat melainkan sebuah mobil.

"Are you sure mau keluar pake mobil? Gak macet?" Tanya Mark.

"Macet sih. Gak papalah. Satnite ini I can crash in your place kali kalo kemalaman?"

Mark terkekeh. "Of course you can." Ia mengangguk lagi. "Ya udah yuk. Laper."









_______











Mereka selesai makan sambil membahas sedikit materi Fisika yang Renjun kurang paham dan Mark masih sedikit ingat.

"Aku aja yang nyetir ya," Ucap Mark yang mengambil kunci mobil Renjun yang ditaruh begitu saja di meja tadi.

"Boleh." Angguk yang lebih muda. "Bawanya pelan aja sambil nikmatin macet."

Keduanya berjalan menuju parkiran.








______












Tak banyak ucap yang tercipta selama perjalanan seusai makan malam yang terlambat antara Renjun dan Mark. Kedunya hanya diam mendengarkan musik yang mengudara di dalam mobil sambil bermacet ria di jalanan ibukota.

Beberapa kali Renjun mencuri pandang pada gambaran perdana Mark yang menyetir mobil dari tempatnya berada. Damn, he looks so fine. Selama ini Renjun pikir dia hanya akan berdebar kalau melihat gadis-gadis cantik berpakaian minim berada di sekitarnya dan menggodanya. Tapi saat ini, melihat Mark yang fokus menyetir juga membuat hatinya berdebar sedikit.

Drrrrtttt

Perputaran pikiran dalam kepalanya buyar begitu saja kala getaran ponsel di sebelah Mark menyapu indera dengarnya. Ia melihat layar ponsel itu menyala dengan nama kontak: Herina memanggil.

Tapi Mark membiarkannya saja.

"Gak diangkat?" Tanya Renjun.

Mark tersenyum simpul dan menggeleng.

"Kenapa? Cewe lo kangen tuh." Pancing Renjun yang asal bunyi kalau nama kontak yang menelpon Mark adalah pacar lelaki itu.

"Biarin aja. Ntar aku telpon balik."

Shit. Tidak ada penyangkalan berati benar pacarnya?!

Renjun membuang pandang keluar kaca mobil sambil merutuk dalam hati.


-to be continue-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[bl] man like me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang