🌼🌼
Hera berjalan memasuki rumahnya, sepi, tak ada orang dirumah. "Hufh, pasti ibu pergi arisan. Sky belum pulang?" Monolognya.
Ketika Hera baru saja akan membuka kamarnya yang berada di bawah tangga dekat dapur, Hera mendengar pintu terbuka, Hera menoleh, dia sky, adik Hera yang hanya berbeda dua bulan.
"Woy, parasit, buatin gue sama temen-temen gue minuman ya!" Pintanya pada Hera.
Hera hanya mengangguk dan meletakkan ransel miliknya didepan pintu kamar yang belum sempat ia buka. Hera berjalan ke dapur untuk membuat minuman yang diperintahkan sky.
Nampan berisi tiga gelas minuman dengan hati-hati Hera menyajikan di meja, ketika ia ingin beranjak berdiri, bahunya ditahan oleh Vinsen, teman sky. "Wah-wah boleh juga body kakak Lo sky"
"Bukan kakak gue" ucap sky seraya meminum orange jus miliknya.
"Ah, gue punya ide, gimana kalo kakak Lo buat taruhan nanti malam?" Usul Aras.
"Terserah Lo sih, gue gak peduli" ucap sky acuh.
Hera yang mendengar hal itu, sangat lah sakit, dijadikan bahan taruhan?, Ia tak pernah berfikir sejauh itu, "enggak, aku gak mau!, sky aku kakak kamu!, Kanapa kamu tega sama kakak hah!!".
"GAK USAH TERIAK SAMA GUE BAJINGAN!"
Prang
Tangis Hera semakin menjadi, kepalanya berdenyut, darah mengalir dari kepala sampingnya, gelas digenggaman sky mendarat sempurna dikepala Hera.
"Bajingan, KAMU BAJINGAN SKY!!, Dimana sky yang aku kenal heh?, DIMANA!!", Badan Hera merosot kebawah, tepat didepan sky yang berdiri, sedangkan kedua temannya menyaksikan dengan santai sambil meminum jus mereka.
"INI GUE BANGSAT, BUTA MATA LO?!" Hera menggeleng, bahkan wajahnya sudah dihiasi oleh bercak darah yang menghias wajah manisnya. " SEMUA GARA-GARA LO, SEMUA!, LO BENALU, PARASIT, HEWAN PEMBAWA SIAL, ARGHH..."
DAK...
Dengan tanpa perasaan sky menendang wajah Hera dengan kakinya. Sudut bibir yang terdapat luka yang sudah mengering kini terobek lagi, juga hidung yang meneteskan darah.
"Anjir, udah sky kasian nanti jelek mana bisa jadi bahan taruhan" cegah Aras.
Kepala Hera berdenyut kencang, pandangannya mengabur, perlahan menggelap, tubuhnya melemas. Hera pingsan dengan wajah yang berlumuran darah miliknya.
"Ck, mati gak tuh?" Kekeh Vinsen.
Sky yang melihat Hera tergeletak hanya menatapnya datar. Sky perlahan mendekati Hera dan mengangkat tubuh kurus itu.
Vinsen dan adas saling menatap mengangkat satu alisnya seolah bertanya.
Sky membawa tubuh tak berdaya itu naik ke kamarnya. "Lha kenapa tu anak?"
"Setannya keluar" Vinsen hanya mengangguk mengiyakan.
Sedangkan didalam kamar, dimana kamar aku terletak. Sky menatap wajah pucat Hera, "ck, seharusnya Lo gausah teriak ke gue, gini kan Lo jadinya".
KAMU SEDANG MEMBACA
All about HERA
Random[ON-GOING] Hidup layaknya pembantu...sudah biasa bagiku, tapi kenapa penderitaan ini tak cukup untuk diriku?. Namaku cantik "ALUKANARA HERA' cantik bukan?, Ya sangat lha cantik. Ku harap penderitaan ini segera berakhir, apapun caranya, bahkan 'mati'...