3

81 11 1
                                    

Malam ini, Sakusa tengah duduk sendirian disofa yang ada di balkon kamarnya dengan secangkir kopi didepannya. Sakusa membuka ponselnya memainkan jarinya menggeser layer ponselnya secara acak. Ia kemudian membuka aplikasi chatnya melihat apakah ada yang penting untuk dibalas atau tidak. Jarinya kemudian beralih membuka galeri ponselnya. Ada satu foto yang membuatnya penasaran.

Sakusa menatap gadis dalan foto itu. Terlihat manis. Iya, manis. Tapi Sakusa langsung menggeleng setelah terlintas dipikirannya bahwa Atsumu manis. Gadis bar-bar sepertinya tak pantas dibilang manis.

Ya, itu adalah foto Atsumu. Rambutnya sangat terang bukan? Foto yang gadis itu ambil sendiri beberapa hari yang lalu dengan cara merebut paksa ponsel Sakusa.

Walau tahu itu adalah foto Atsumu, tapi Sakusa tak ada niatan sedikit pun untuk menghapus foto tersebut

Sakusa beranjak dari duduknya, ia hendak mengambil sebuah buku novel dimeja belajarnya tapi dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tidak diundang.

"Ngapain lo kesini?" tanya Sakusa malas.

"hehe santai aja dong bro, gue cuma mau ngambil jaket gue yang ketinggalan." Jawab Suna.

Suna memang sering sekali main dirumah Sakusa, rumah Sakusa sudah seperti rumah kedua baginya jadi tak heran jika barang-barangnya bertebaran disini.

"Ambil dan pergi." Perintah Sakusa dengan dingin. Sakusa membawa buku novel yang ia ambil ke balkon. Ia ingin menikmati malam yang tenang tanpa gangguan dari siapapun.

"Lo lagi ngapain?" tanpa permisi Suna duduk begitu saja disamping Sakusa, membuatnya berdecak kesal.

"Gue suruh lo pergi bukan duduk disini."

"Gue bosen dirumah. Mending ganggu lo disini," jawab Suna dengan santainya. Ia tak peduli Sakusa akan marah, toh marahnya palingan hanya seperti itu.

"Lo kan punya pacar, ganggu aja pacar lo sana!"

"Ga ah, Osamu serem kalo diganggu malem-malem gini."

Sakusa diam memilih untuk tak lagi menanggapi Suna.

Suna membuka ponselnya kemudian membuka kun social medianya. Ia melihat foto Atsumu disana, foto yang baru gadis itu upload 10 menit yang lalu.

"Atsumu cantik ya, Sak." Entah mengapa tiba-tiba saja kaimat itu keluar dari mulut Suna.

"Kenapa? Lo suka? Gue bilangin Osamu mampus lo." Ujar Sakusa tanpa mengalihkan pandangannya dari buku novel, menanggapi kelakuan Suna yang memuji cewek lain padahal dia sudah memiliki pacar.

"Yeuu ga usah ngancem gitu dong. Cemburu ya lo?. Gue Cuma bingung, kenapa sahabat gue ini yang paling ganteng ini, tapi masih gantengan gue, gak bisa membuka hatinya untuk seorang Miya Atsumu?" ucap Suna sedikit Panjang.

Hah.....

Sakusa menghela nafas panjang. Ia menutup buku novelnya dan meletakkannya dimeja. Sakusa menyandarkan punggungnya di bahu sofa dan menatap langit malam yang cerah hari itu.

"Lo gak ada bosen-bosennya bahas Atsumu ya, Sun."

Suna hanya nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Asal lo tau, gue udah nyoba membuka hati buat dia tapi apa lo tau hasilnya? Nihil. Gue masih belum bisa menerima seseorang buat masuk ke hati gue." Jelas Sakusa.

"heh.." Suna tersenyum remeh.

Sakusa yang merasa diremehkan oleh Suna pun menatap cowok itu tajam.

"Lo bukan gak bisa, Sak. Tapi lo takut, takut kalo lo bakal dikecewain lagi." Bukan 1-2 tahun mereka berteman tapi sudah sejak kecil jadi Suna tahu betul seluk beluk seorang Sakusa Kiyoomi.

Sakusa yang mendengar itu langsung diam membeku. Ia berpikir apa selama ini ia belum benar-benar memahami isi hatinya. Apa dia belum benar-benar melupakan masa lalunya.

"Lo egois tau nggak. Lo biarin Atsumu berharap besar ke lo. Tapi lo sendiri gak berusaha nerima dia cuma karena masa lalu lo yang buat lo trauma,"

Sakusa sudah tak bisa berkata apa-apa. Masa lalunya bersama gadis yang dicintai Kembali teringat dikepalanya. Sampai suatu hari tiba-tiba ia di hianati oleh gadis yang dicintainya.

"Asal lo tau, cewek yang suka duluan ke lo dan rela berjuang buat dapetin lo itu tulusnya gak main-main." Lanjut Suna. Ia ingin Sakusa sadar malam ini. Ia sudah lelah melihat sahabatnya ini tak pernah mencoba membuka hatinya.

Sakusa jadi ingat kebaikan Atsumu selama ini yang tak pernah ia anggap. Sejujurnya Sakusa tak tau apa yang harus ia lakukan. Rasa trauma itu masih membekas dilubuk hatinya.

"Dulu, lo yang kejar dia, Sak. Sekarang coba lo ingat betapa tulusnya lo dulu waktu ngejar dia. Sekarang lo balik, saat ini Atsumu ada di posisi lo dulu." Suna benar benar menjadi penasehat malam ini. Otaknya menjadi bijak, mungkin kekuatan cinta Osamu.

"Gue....gatau Sun."

.....

Sedangkan disisi lain ada seorang gadis yang tengah berguling guling di kasurnya sambil tersenyum sendiri saat mengingat kejadian kemarin. Elusan tangan Sakusa dikepalanya masih terasa sampai sekarang. Senyuman tipis diwajah Sakusa juga masih teringat jelas di kepala Atsumu.

"Sumpah, bisa gila gue!" ucap Atsumu kemudiam menutup wajahnya dengan bantal.

"Kayanya ini jadi lampu hijau buat gue lebih giat lagi deketin Omi."













siapa yg gak paham sama sakusa? saya!

tbc.

Kamu dan Kenangan - SAKUATSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang