Duality

844 33 0
                                    

Keesokan harinya, Yoongi terbangun dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi. Masih di kasur yang sama dengan kegiatan semalam, namun dengan kondisi yang sudah bersih dan rapi. Bahkan ia mendapati dirinya dengan salah satu piyama Taehyung yang kebesaran di tubuhnya.

Dengan terseok-seok Yoongi melangkah keluar ruangan, dan baru sampai bibir pintu Taehyung segera menghampiri, sementara yang lain tetap asik dengan kesibukan masing-masing.

"Hyung, kau sadar kan tak memakai bawahan?" Taehyung menuntun tubuh Yoongi kembali masuk.

Yoongi melihat ke bawah, ia baru sadar dan akhirnya kembali duduk di kasur Taehyung.

"A-aku mengoleskan salep. Jadi, supaya cepat kering, aku sengaja tak memberimu celana atau bahkan celana dalam." Taehyung menunduk dengan posisi duduk berlutut di depan Yoongi.

Yoongi mengangguk samar, tubuhnya pegal-pegal dan lubangnya terasa berdenyut nyeri.

"Hyung, aku benar-benar minta maaf..."

"Jangan minta maaf, bodoh. Kau membuatku terlihat payah."

"Maaf..."

"Tae, hentikan. Aku baik2 saja."

Taehyung menunduk diam, rasa bersalah dan khawatir itu masih setia bersarang. Tentu saja itu membuat Yoongi kesal. Ditangkupnya wajah Taehyung dan menatap kedua mata itu meyakinkan.

"Taehyung-ah, dengarkan aku. Aku baik2 saja, jadi berhentilah merasa bersalah. Mengerti?" Yoongi mendapat anggukan kecil dari Taehyung, "Bagus, sekarang berikan aku celana, karena aku benar-benar lapar."

"Hyung..." Taehyung menatap Yoongi dengan berkaca-kaca.

"Astaga Taehyung, aku sungguh tak apa. Baiklah, ini memang sedikit sakit. Tapi hanya sedikit. Aku memaafkanmu, jadi cepat beri aku celana atau aku akan keluar seperti ini." Persetan dengan rasa sakit, Yoongi hanya tak mau dianggap lemah.

"Jangan!" Taehyung segera menggeleng cepat, menghapus air matanya yang hampir jatuh, dan berlari mengambil celana dalam di kamar Yoongi, serta celana setelan piyamanya.

.

"Ah, Yoongi-ya... Kau baik2 saja?" Tanya Hyung Yoongi satu2nya yang membuat jantung Yoongi serasa copot, 'mereka tau?'

Taehyung segera berbisik, "Maaf aku lupa, aku memberi tau mereka kalau semalam kau demam."

Yoongi dengan cepat membaca keadaan, "Mm... Y-ya, aku sudah mendingan. Hanya sedikit pusing."

Namjoon menghampiri Yoongi, "Benarkah?" Tanyanya tak yakin dan menempelkan punggung tangannya pada dahi Yoongi.

"Bagaimana?" Tanya Seokjin.

"Well, suhu tubuhnya normal."

"Baiklah, Yoongi-ya, kemarilah, kau harus makan, aku tak mau sakitmu semakin parah."

Yoongi patuh, mendudukkan diri di depan meja makan dan memakan apapun yang disajikan Seokjin.

.

.

.

Malam kembali tiba, saat yang lain sudah tidur, Yoongi dan Taehyung mengobrol berdua. Bukan apa2, hanya saja pemandangan taegi di dorm itu cukup langka, dan obrolan mereka kali ini (bisa dibilang) sangat rahasia.

"Hyung, kita harus mengoles salep lagi." Rengek Taehyung, memang aneh, Yoongi yang sakit, tapi Taehyung yang rewel.

"Tae, aku bisa sendiri. Berikan saja salepnya."

"Apa masih sakit?"

"Salepnya." Yoongi menengadahkan tangan.

Taehyung menggeleng, "Biar kubantu, aku tak mau jadi pria brengsek tidak bertanggung jawab yang hanya mendapat enaknya saja."

"Astaga, Tae. Aku tak menganggapmu brengsek, lagi pula itu kemauanku juga."

Taehyung hanya menunduk.

Yoongi menghela napas, "Baiklah, sekarang aku mau memastikan. NamJoon tidak curiga, kan?"

Taehyung mengangguk.

"Bagus. Sekarang waktunya tidur." Yoongi hendak kembali ke kamar, namun Taehyung segera menahan dan menariknya menuju kamar mandi. "Tae, apa-apaan?!"

"Kita obati dulu, Hyung."

"Dasar, kau mau modus melihat tubuhku lagi, huh?"

"Hyung nurut saja padaku, aku tidak akan macam2, jadi Hyung jangan takut."

Yoongi ingin sekali memukul wajah Taehyung saat itu juga, namun mengingat wajah itu adalah aset agensi, Yoongi jadi urung. "Biasanya kau diam saja denganku, sekalinya bicara banyak mau."

Taehyung menahan tawanya, apalagi melihat bibir Yoongi yang auto-pout lucu saat kesal. "Hyung, kau tau, aku bisa saja menciummu sekarang juga."

"Tapi?..."

"Aku takut lepas kendali, hehe."

Tubuh Yoongi merinding, walau matanya memicing tajam, "Sialan."

"Maaf." Taehyung kembali menunduk seperti anak polos nan suci yang tak sengaja salah bicara.

Yoongi melotot tak percaya, 'Wtf with his duality?'

"Yoongi Hyung, aku benar2 minta maaf, tapi sepertinya kau harus memberikan obatmu sendiri." Ujar Taehyung memberikan salep.

Yoongi mengambil salep tersebut dengan kasar, "Dasar, akhirnya begini juga kan."

"Hyung, kau kecewa?"

"Sama sekali tidak, cepat kembali ke kamarmu."

"Arasseo, Hyung lekas tidur ya, dan semoga tidurmu nyenyak."

Yoongi tak peduli dan segera mendorong tubuh Taehyung keluar kamar mandi.

ˈinəsənt ɡīTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang