Ketahuan?

126 17 4
                                    

"Yoongi Hyung... Kau tak apa?" Taehyung menidurkan tubuh Yoongi di sofa.

Yoongi mendengus, "Menurutmu?"

"Maaf."

"Sudah kubilang, jangan minta maaf, apa kau bodoh, huh?"

"Maaf..."

Yoongi yang lelah akhirnya memilih diam, ia bersyukur setidaknya kali ini ia tak pingsan, walau analnya masih saja nyut2an.

"Biar aku obati." Taehyung membuka tutup salep.

Yoongi hanya menurut dan memosisikan diri agar Taehyung mampu mengobati analnya dengan mudah.

"Sakit?" Tanya Taehyung sambil mengusap lembut lubang Yoongi.

"Sedikit."

Taehyung masih saja mengusap sambil sedikit memasukkan jarinya. "Kau menghisap jariku Hyung."

"Yak! Hentikan!!"

"Geli?"

Yoongi tanpa pikir panjang menjambak rambut Taehyung, "Hentikan, dasar alien mesum!"

"Aaaa... Sakit sakit, maaf Hyung, tolong lepaskan."

Yoongi memalingkan wajahnya kesal.

"Baiklah, Hyung istirahat saja, biar aku yang bersihkan arena pertempuran kita." Taehyung bangkit mengambil perlengkapan untuk bebersih. Dan mulai membersihkan lantai Genius Lab dengan teliti. "Hyung, aku penasaran kenapa lubangmu belum terbiasa juga. Apa kita harus lebih sering melakukannya?"

"Kesimpulan gila macam apa itu?! Ini karena kau terlalu kasar, Tae!!"

"Tidak mungkin, aku melakukannya selembut yang aku bisa."

Yoongi sontak melempar bantal, "Kau bilang itu lembut, hah?"

Taehyung menangkap bantal tersebut, lalu mengangguk dengan polosnya.

"Terserah kau saja!" Yoongi terlalu lelah untuk melawan, "Mm... Taehyung-ah, apa kau tertarik melakukan hal ini dengan member lain?"

Taehyung yang masih asik mengepel hanya menggeleng, "Kau saja, aku tidak tertarik dengan yang lain."

"Jimin?"

"Tidak mau."

"Jungkook? Kalian dekat, kan?"

"Sebatas rekan, teman, atau sahabat. Saudara juga bahkan, jadi aku tidak tertarik."

"Hoseok?"

"Dia sudah kuanggap kakak sendiri, Hyung."

"Jin hyung?"

"Nope, thank you."

"Namjoon?"

Gerakan Taehyung terhenti, "Seriously? Sudah kubilang, aku hanya tertarik bercinta denganmu, Hyung, dengan Min Yoongi."

"Tidak perlu diperjelas, sialan."

Taehyung terkekeh, lalu mendekat dan mengecup bibir Yoongi, "Manisnya~"

'Jangan berdebar bodoh!' ribut batin Yoongi.

"Hyung, jangan bercinta dengan yang lain lagi, okay? Sudah ada aku, kau bisa minta kapanpun saat butuh."

RIP innocent guy, RIP my hole... ╥﹏╥ "Tidak janji." Sungguh, sebetulnya Yoongi berharap kalau ini yang terakhir.

"Pleasee..." Rayu Taehyung belum menyerah, lengkap dengan puppy eyes yang siap meluluhkan siapa saja. Termasuk Yoongi.

"Baiklah, kita lihat nanti. Sekarang boleh aku tidur? Badanku benar-benar terasa remuk."

Binar bahagia langsung memancar dari mata namja bersenyum kotak itu "Tentu, selamat tidur Hyungie~" Ucap Taehyung sambil memberi kecupan singkat di kening Yoongi.

.
.
.
.
.

10.25

"Kalian darimana saja?" Tanya Namjoon saat Taehyung dan Yoongi masuk ke dorm bersama.

"Kerja." Jawab Yoongi singkat dan langsung menuju kamar.

Taehyung menggaruk kepalanya yang tak gatal, menatap 5 pasang mata penuh tanya itu bergantian, "A-aku... Aku menemani Suga Hyung. Mmm, kupikir dia tetap butuh makan dan minum, jadi aku mengantarnya ke Genius Lab. Dan yahh... Aku ketiduran di sana. Begitulah. Hehe..."

Semua hanya manggut2, lalu kembali ke aktivitas masing-masing.

Taehyung lega dan langsung menuju kamarnya.

"Taehyung-ah, kau tak menyembunyikan apapun dari kami, kan?" Itu Namjoon yang mengekor Taehyung memasuki kamar.

Taehyung menggeleng, "Apa terlihat seperti itu?"

Namjoon mengangguk, "Kita sudah bersama2 sejak lama, Tae. Dan semua itu 24/7. Rasanya mustahil kalau kami tak tau jika terjadi sesuatu antara kau dan Yoongi Hyung. Kami hanya berusaha tidak mendesak, dan menunggu kalian mengatakan pada kami secara langsung."

Taehyung menunduk, memilin bagian bawah bajunya, "Hyung, aku..."

Namjoon memegang bahu Taehyung, memberi kekuatan layaknya seorang leader, "Hey, jangan merasa tertekan. Katakan pada kami saat kau siap. Ah, maksudku kalian, kau dan Hyung manismu."

Taehyung mengangguk, "Terima kasih, Hyung."

.

Sementara itu di SIN Room...

"Yoongi-ya, bagaimana lagu yang kau buat semalam?" Tanya Seokjin seraya menutup pintu.

Yoongi diam sejenak, "Begitulah..."

"Kau tampak sangat lelah, apa pinggangmu sakit? Jalanmu sedikit aneh, hehe."

Yoongi membaringkan tubuhnya di kasur, "Aku memang lelah, Hyung."

Seokjin manggut-manggut sambil tersenyum. "Butuh pijatan?"

Yoongi menggeleng.

Seokjin yang melihat itu jadi gemas sendiri, meninggalkan ranjangnya dan bergabung bersama Yoongi, memeluk tubuh teman sekamarnya yang lebih kecil itu.

"Hyung, apa yang kau lakukan?" Yoongi berusaha melepas tangan Seokjin yang melingkar di pinggangnya.

"Astagaa, aku benar2 tak tahan. Yak, Yoongi-ya, bisa kau ceritakan apa yang terjadi antara kau dan Taehyung tadi malam?"

Yoongi berhenti memberontak, "Apa maksudmu? Tak terjadi apapun, Hyung."

"Benarkah?" Seokjin mengarahkan tangannya ke atas, tepat di dada sebelah kiri Yoongi, "Omo, jantungmu... Yoongi-ya, debaran apa ini??"

Yoongi menutupi wajahnya yang panas sambil kembali berusaha melepaskan diri, "Hyung lepas..."

Pria berbahu lebar itu justru semakin menguatkan pertahanan, "Kau semakin imut saat malu."

"Jin hyung, kau membuatku sesak..."

Barulah saat itu Seokjin melepaskan Yoongi, "Ini buruk, sekarang aku ingin mencium adik kesayanganku."

Yoongi terduduk sambil membuat tameng di depan dadanya, "Hyung?! Kau sudah gila, hah?!"

Seokjin tertawa puas, "Astaga Yoon, lihat wajahmu yang memerah. Hahaha..."

Bibir Yoongi otomatis mengerucut kesal, "Tidak lucu, Hyung."

Perlahan tawa Seokjin mereda, berganti dengan tatapan serius pada makhluk manis di depannya, "Yoongi-ya, apa hanya Taehyung yang mendapat jatah?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ˈinəsənt ɡīTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang