Miku terengah-engah di bawah kukungan seorang pria yang memiliki tubuh kekar. Wajahnya sudah memerah padam dimakan rangsangan yang diterima tubuhnya.
"Engghh ... ahh!"
Semakin kuat dan kencang tumbukan dari penis pria tersebut di lubangnya, semakin keras pulalah desahan yang dikeluarkannya.
"Te–terus! Mhmm—"
Mulut Miku dibungkam oleh mulut pria itu. Pria itu dengan kasar melumat bibir bawah dan atas Miku secara bergantian. Bahkan terkadang ia menggigit dengan kuat sampai-sampai bibir Miku berdarah. Akan tetapi bukannya kesakitan, Miku justru merasakan kenikmatan.
Ini pertama kalinya Miku merasakan kenikmatan yang bisa menimbulkan sensasi menggelitik di perut. Geli akan tetapi juga terasa seperti ingin terus merasakan. Kenikmatan ini jelas berbeda ketika dirinya menikmati tidur yang panjang.
Awalnya Miku hanya membuang waktu luang dengan tidur di kosnya seperti biasa. Tapi ketika dia sedang dalam dunia mimpi, tiba-tiba saja ia merasakan ada yang menyentuh tubuhnya dengan sembarangan dan tidak sabaran.
Dan ketika ia membuka mata, seorang pria yang sudah setengah telanjang menjadi pemandangan pertama yang dilihatnya. Tentu saja ia paham kalau dirinya sedang dilecehkan oleh orang asing.
Akan tetapi ketika Miku ingin berontak, pria tersebut justru mengocok penis Miku dengan sangat lihai sehingga Miku terbuai dengan apa yang dilakukan oleh pria tersebut.
Kemudian dan selanjutnya Miku bodoh amat dengan apa yang tejadi padanya dan memilih untuk merasakan kenikmatan yang terlihat salah tetapi memiliki rasa yang luar biasa.
Miku tidak tahu sudah berapa lama dirinya dibuat merasa enak, yang pasti ketika dirinya bangun dari pingsannya dia sudah sendiri di dalam kos. Tidak ada lagi pria asing yang memperkosanya itu.
Yang anjingnya, dia ditinggal seperti lonte. Dengan dirinya yang tetap telanjang dan seluruh tubuhnya yang dipenuhi oleh sperma serta sejumlah uang yang tergeletak di samping tubuhnya.
"Mungkin aku udah jadi lonte, apa aku open bo aja?" pikirnya.
Huh, apa pun! Terserahlah!
Miku tidak ambil pusing dengan kejadian yang terjadi padanya. Baginya, apa yang sudah terjadi berarti memang harus demikian. Takdir kalau katanya. Padahal yang sebenarnya, dia terlalu malas untuk memikirkan apa pun persoalan hidupnya. Dia lebih memilih bodoh amat dan hidup dengan santai.
Bahkan ketika dia mulai merasakan mual-mual setelah lima minggu sejak kejadian pemerkosaan itu, dirinya tetap tenang dan santai. Dia berpikir kalau dirinya terkana penyakit kelamin. Yang artinya dia akan mati.
"Kayaknya mati enggak terlalu buruk."
Tapi takdir berkata lain, ketika dia dan Boran memeriksakan ke rumah sakit bukannya vonis akan penyakit kelamin yang diterimanya justru malahan tentang kehamilannya yang sudah menginjak satu bulan.
"Untung ya bukan sakit benaran," katanya pada Boran yang masih terlihat tidak bernyawa. Terlalu terkejud dengan apa yang didengarnya.
"Iya untung ... UNTUNG PALA BAPAK KAU ANJING!"
•••••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TO RETURN
General FictionMiku adalah orang yang pemalas dalam beraktivitas, santai dalam melakukan apa pun, dan bodoh amatan dalam menghadapi segala hal. Bahkan, ketika dirinya dinyatakan sedang hamil pun, Miku tetap biasa aja. Kalau katanya, "ya udah sih biarin."