Alceyo🐻

19 2 3
                                    

Alceo sampai di rumahnya tepat pada saat adzan maghrib berkumandang. Setelah memakirkan motornya di garasi rumah, ia segera berjalan memasuki rumahnya.

"Assalamu'alaikum, bundaa Al pulang," salam Alceo begitu ia memasuki rumah nya.

"Waalaikumsalam, anak bunda udah pulang. " Charin, selaku bunda Alceo menyambut anaknya dengan senyuman yang terukir di wajahnya.

Alceo tersenyum menatap bundanya. "Bun, Al laper," ucap Alceo dengan cengirannya.

"Ambil di dapur, bunda udah masak tadi," jawab Charin.

Detik itu juga Alceo segera menuju dapur. Charin hanya menggeleng melihat kelakuan putra semata wayangnya.

Setelah mengambil nasi beserta lauk Alceo kembali menghampiri sang bunda, ia duduk di sebelah Charin dan mulai menikmati masakan bundanya.

"Enak?" tanya Charin

Alceo mengangguk sebagai jawaban.

"Habis ini kamu mandi ya, nanti abis itu bunda obatin luka kamu yang kemarin," ujar Charin

Alceo menggeleng. "Gausah Bun, aku bisa kok ngobatin sendiri," jawab Alceo

Charin menatap Alceo sendu, ia kembali teringat kejadian kemarin. "Bener? Kalo kesusahan panggil bunda ya?"

"Iya bunda," jawab Alceo, ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur untuk mencuci piring bekas makannya.

Setelah itu, Alceo menaiki tangga menuju kamarnya. Sesampainya di kamar Alceo merebahkan diri di kasur empuk miliknya. Matanya menatap langit-langit kamar.

Ada beberapa hal yang Alceo takuti di dunia ini. Salah satunya adalah ayahnya. Selama ini Alceo tak pernah mendapatkan senyum kehangatan dari sosok ayah.

Ayahnya yang abusive membuat Alceo mendapatkan begitu banyak luka. Itulah yang menyebabkan Alceo  menutup diri dari orang lain kecuali pada bundanya.

Alceo meringis saat merasakan luka di punggungnya, ia segera beranjak menuju kamar mandi. Setelah melepas semua baju yang ia gunakan Alceo mulai menenggelamkan dirinya di bathtub.

1 menit... 2 menit... 3 menit...

Alceo mengangkat kepalanya dengan nafas terengah-engah, lalu menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Sesak. Itu yang Alceo rasakan. Ia menelungkupkan kepalanya dengan kaki sebagai tumpuan.

Ah, ternyata ia masih takut dengan kematian daripada ayahnya.

Alceo, pria berwajah galak itu mulai menangis sekarang.

***

"Kan udah bunda bilang, sama bunda aja diobatinnya, kamu ngeyel si," omel Charin, walau begitu ia masih dengan teliti mengobati luka sang anak.

Alceo terkekeh mendengar Omelan bundanya. "Al gatau kalo ternyata berdarah lagi. Al kira udah kering lukanya"

"Dah beres," ucap Charin, menatap perban di punggung Alceo yang sudah terpasang rapih.

"Makasih bundaa," ucap Alceo, membuat Charin tersenyum melihatnya.

"Sama-sama, bunda kebawah ya." Charin segera melenggang menuju ruang tamu.

Ting

Suara notifikasi dari hp membuat Alceo mengalihkan pandangannya, ia mengambil benda pipih yang berada di atas mejanya.

Suara notifikasi dari hp membuat Alceo mengalihkan pandangannya, ia mengambil benda pipih yang berada di atas mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AlceoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang