03.

797 119 3
                                    

Untung saja Pak Off masuk ke kelas agak telat sehingga Metawin tidak perlu mempersiapkan alibi terkait dirinya dan Bright yang keluar di tengah pergantian kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untung saja Pak Off masuk ke kelas agak telat sehingga Metawin tidak perlu mempersiapkan alibi terkait dirinya dan Bright yang keluar di tengah pergantian kelas. Tidak lama setelah kedua siswa kembali ke tempat duduk masing-masing, sang guru masuk ke dalam kelas dan memulai pelajaran mereka hari ini.

Sembari guru memberi penjelasan di papan kelas, Bright memilih untuk tidak mendengarkan dan bermain malas dengan pulpen di tangannya. Bibirnya melengkung ke bawah tidak senang, dirinya tengah bersungut dalam hati. Ia menatap sinis ke arah sang ketua kelas yang menggagalkan rencana untuk bolos hari ini, tetapi Metawin yang terlalu meletakkan atensi pada Pak Off yang tengah mengoceh di depan kelas dengan tidak jelas membuat pria itu tidak menyadari sorotan mata Bright yang tengah memandang pria itu dengan tidak senang.

Bright menghela napas pasrah melihat Metawin yang tidak juga menggubrisnya setelah sekian lama. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Kelas Pak Off yang begitu membosankan masih akan berjalan sampai tiga puluh menit lagi. Masalahnya, Bright tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengurangi rasa bosannya. Ingin tidur, tapi ia tidak mau kepalanya dipentung oleh spidol papan tulis oleh sang guru.

Andai aja kelas bisa selesai lebih cepet.

Bright tidak menyangka keinginannya akan terkabul begitu cepat. Detik itu juga, terdengar suara gemuruh yang begitu besar. Meja dan kursinya bergetar cukup kencang, bahkan ia bisa merasakan tubuhnya yang ikut terguncang. Seisi kelas kini memusatkan atensi pada langit-langit ruangan yang mulai terdengar retak dengan remahan tembok yang terjatuh ke lantai, Bright tidak lagi merasa mengantuk karena jeritan panik dari berbagai siswa yang kini begitu bising, dirinya mulai berusaha memahami situasi yang terjadi.

Gempa bumi hebat sedang terjadi.

"SEMUA BERLINDUNG DI BAWAH MEJA! SEKARANG!!"

Mengikuti instruksi sang guru menghadapi bencana yang sedang terjadi, seluruh siswa segera berlindung di bawah mejanya masing-masing. Bright bisa melihat beberapa teman sekelasnya yang mulai membacakan ayat doa. Matanya secara spontan tertuju pada sang ketua kelas, mengira Metawin akan ketakutan seperti teman-teman lainnya. Akan tetapi, berbanding terbalik dengan ekspektasinya, pria bergigi kelinci itu malah tengah sibuk menenangkan teman sebangkunya di bawah kolong meja, membisikkan kalimat penenang sembari mengelus pundak teman sekelasnya itu. Melihat aksi Metawin tersebut, Bright spontan mendengus.

Huh. Tipikal ketua kelas.

Bright harus akui, dirinya juga tidak merasa begitu takut. Beberapa menit berlalu, Bright bisa merasakan getaran hebat yang kini memelan. Tidak lama kemudian, gempa mereda sebelum berhenti total, membuat seisi kelas menghela napas lega karena musibah yang telah berhenti.

Beberapa siswa masih ragu untuk kembali naik dari kolong meja, tapI Bright bukan salah satunya. Ketika melihat guru yang kini sudah berani untuk keluar dari kolong meja dan berdiri dengan tegak, Bright pun inisiatif ikut berdiri. Ia bisa melihat beberapa siswa yang mengikuti aksinya.

GUARDIAN DEVIL - BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang