Kancing baju

421 3 2
                                    

Seperti gadis remaja pada umumnya, Sekar tentu saja memiliki angan-angan romantis dari lawan jenis. Sayangnya Gus bukan orang yang mudah luluh dengan segala perhatian yang Sekar curahkan. Namanya juga gadis kasmaran tidak luput dari mencurahkan kasih sayangnya pada orang yang dicintai. Tanggapan Gus tidak seperti yang Sekar harapkan. Bahkan sudah hampir satu tahun, Sekar bersikap manis dan doyan tebar pesona bak gadis genit dan hasilnya nihil. Sikap Gus masih tidak berubah terhadap Sekar.








Usianya sudah menginjak enam belas tahun namun tidak ada perayaan di hari lahirnya karena sejak tinggal di Surabaya, mami dan papinya pun tak pernah mempedulikan hari kelahiran mereka (dia dan saudarinya). Di kediaman Bibinya, kebiasaan pada hari ulang tahun seseorang juga tidak disambut dengan perayaan. Jadi Sekar melewati hari lahirnya dengan berkegiatan seperti biasanya.















"Happy B'Day Sekar."




Dia berucap pelan mengatakan selamat ulang tahun pada dirinya sendiri dengan tangan terkatup di depan dada sembari berdoa di malam ini sebelum beranjak tidur. Setelah selesai mengucapkan doa, dia berbaring di samping bibinya yang sudah tertidur lelap. Matanya memandang langit kamarnya dan perlahan sudut bibirnya terangkat mengulas senyum tipis. Dia menertawakan doa yang telah dia panjatkan. Konyol memang permintaannya, karena dia meminta Tuhan menyatukannya dengan Gus dalam ikatan pernikahan selepas dia lulus dari SMA.





Tubuhnya sudah lelah tapi matanya belum bisa terpejam. Lintasan peristiwa tadi siang saat di sekolah masih membayangi isi kepalanya. Terus mengusik pikirannya padahal dia sangat butuh beristirahat mengingat waktu telah larut dan besok dia harus bangun pagi supaya tidak telat berangkat ke sekolah.







"Jadi cewek tuh jangan sok alim. Lagian kita semua juga tahu kalau kakakmu Santi itu simpanan om-om," celutuk Julia, Miss julid.



Ya, diam-diam Sekar menjuluki Julia sebagai Miss julid diantara kelima teman kelompok belajarnya. Mitha hanya diam mendengar ejekan Julia. Aulia menyunggingkan senyum mengejek. Sementara si mulut besar Siska, tampangnya hanya cengengesan.





Dia kesal sekali sama teman-temannya, kenapa malah mengunjingkan aib kakaknya padahal tadi mereka sedang membahas tugas kelompok.










'Urus saja urusanmu sendiri' batin Sekar menjerit.








Dia menahan diri dengan kesabarannya.







"Benar Kar. Kenapa kamu nggak ikut kita kita pergi hangout. Lagian masa SMA tuh mesti dinikmati. Cuma kamu yang jomlo diantara kita," ujar Siska menaikturunkan alis matanya.








"Nah, kelakuan kamu ini cuma jaga image semata atau benar-benar anak rumahan," Aulia menimbrung.







Dia tidak heran mendengar Aulia turut serta mengejeknya. Dia masih diam bergeming menganggap ucapan mereka hanya embusan angin. Dingin tapi tidak menyakiti.






"Ehm, kalian ini bicara apa sih, melantur. Kita tadi lagi bahas tugas kelompok bukan tugas gibahin orang ( membicarakan aib orang lain )," ucap Mitha terpaksa membuka suara agar suasana tidak semakin memanas.








"Nah satu lagi ini yang suka berlagak sebagai pahlawan wonder woman. Mitha sayang, kami tidak butuh pembela keadilan. Tidak ada yang tersakiti di sini. Apa yang aku katakan bukan gibah tapi fakta. Semua orang juga sudah tahu kalau Dewi Santi memang murahan," Aulia bicara tanpa menjeda.










Simpanan Ipar (SERIES BASTARD MEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang