7. Milikku

672 68 1
                                    


20+ (Bijaklah dalam membaca)

Happy Reading, guys

Sehun keluar dari kamar mandi, dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup dan seluruh pakaiannya basah teronggok di lantai.

Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Kai berdiri disana.

Bekas-bekas pukulan Sehun masih menimbulkan memar-memar disana sini. Tetapi sepertinya lelaki itu sudah di obati,

"Bagaimana dia?" tanya Sehun dingin.

"Dokter sedang menanganinya, paru-parunya kemasukan cairan. Anda sendiri tuan Sehun, anda tidak apa-apa? Terjun dilantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan perempuan itu." ucap Kai.

Sehun melirik pada Kai dengan tatapan tajam. Lalu meraih handuk dan menggosok rambutnya yang basah.

"Tadinya aku berniat ingin membunuhnya," ucap Sehun.

"Kalau begitu kenapa anda menyelamatkannya?" ucap Kai.

Sehun membalikkan tubuhnya dan menatap Kai dengan mata menyala-nyala.

"Karna aku memutuskan, belum saatnya dia mati." mata cokelat Sehun bagaikan berbinar dari kegelapan.

"Kau. Kenapa kau sengaja  membiarkannya lolos?" lanjut Sehun.

Kai menatap Sehun, tampak ada keterkejutan dimatanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datar, "saya tidak sengaja membiarkannya lolos" ucap Kai.

"Kau pikir aku bodoh?" Suara Sehun menajam, setajam tatapannya.

"Kau adalah pengawalku yang paling berpengalaman. Tak mungkin kau di perdaya gadis itu, kecuali kau memang membiarkan dirimu di perdaya." lanjut Sehun datar.

Kai menelan ludahnya, "saya ingin membebaskannya. Saya takut dia akan membawa masalah untuk kita." ucap Kai.

Sehun melemparkan handuknya dengan marah ke Sofa.

"Dalam dua hari ini kau sudah dua kali mengambil keputusan sendiri dan kau menantangku. Dengarkan ini baik-baik Kai," suara Sehun dalam dan mengancam.

"Sekali lagi kau membuat kebodohan yang merepotkanku, bukan hanya pukulan yang kau dapat. Aku akan menghabisimu secepat aku bisa." ucap Sehun

Suara ancaman itu masih menggema di kegelapan. Bagaikan janji iblis yang memanggil meminta nyawa.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━

Ketika Lisa terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa  sesak didadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya. Berusaha mengatur nafasnya.

"Tenang, kau sudah ada didaratan. Kau bisa bernafas secara normal." suara Sehun membawa Lisa kembali kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh dan mendapati Sehun sedang duduk di tepi ranjangnya.

Lisa beringsut sejauh mungkin dari Sehun, dan tingkahnya itu menimbulkan secercah cahaya geli dimata Sehun.

"Apakah kau takut padaku, setelah kejadian tadi?" nada geli pun tersamar dalam suara Sehun.

'Kurang ajar' batin Lisa dalam hati.

Dia berjuang meregang nyawa, dan lelaki ini masih duduk mentertawainya.

Tetapi, apakah benar Sehun yang terjun ke kolam waktu itu dan menyelamatkannya?

Kenapa? Bukankah jelas-jelas dalam kemarahannya, Sehun sudah memutuskan untuk membunuhnya? Kenapa lelaki itu berubah pikiran?

A Devil's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang