18. Dokter Chen

334 62 6
                                    

Happy Reading all...

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Dokter Chen mengendarai mobilnya dengan tenang menembus kecepatan jalan raya, mereka lalu tiba di belokan ke luar kota menuju jalanan yang sepi. Lisa yang selama ini diam karena menahan rasa tegang dalam perjalanan dan menatap dokter Chen penuh rasa ingin tahu.

"Kita akan pergi kemana dokter?" ucap Lisa.

Dokter Chen menoleh dan tersenyum manis, "Ke rumah dipinggiran kota, tempatnya seperti di vila pegunungan. Kau akan aman disana dan tuan Sehun tidak akan bisa menjangkaumu," ucap dokter Chen.

Lisa menganggukkan kepalanya dan menatap lurus ke depan, pemandangan diluar adalah hutan dan jalanan yang berkelok-kelok, malam makin gelap dan Lisa mulai merasa mengantuk. Akhirnya dia menyandarkan kepalanya dengan nyaman di kursi dan mulai tertidur.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━


Sehun menatap marah pada perawat yang dibius untuk menggantikan Lisa di ranjang. Dua pengawalnya yang tadi berjaga di kamar Lisa berdiri ketakutan dengan wajah lebam bekas pukulan Sehun.

"Kenapa kalian bisa sebodoh itu hah?" suara Sehun terdengar tenang, tetapi identitas kemarahannya membuat bulu kuduk anak buahnya berdiri.

Para pengawal itu saling bertatapan mencoba berkata-kata, tetapi tidak bisa. Mereka memang bersalah. Kai sebagai atasan mereka telah menginstruksikan untuk memeriksa. Siapapun yang sebelum masuk dan keluar dari ruangan Lisa. Tetapi karena dokter Chen tampaknya terbiasa masuk ke ruangan ini dengan bebas, mereka jadi lengah dan membiarkannya. Siapa sangka kalau dokter Chen adalah dakcal yang di takuti itu.

Sehun masih menatap marah kedua pengawalnya, memikirkan hukuman apa yang cukup kejam untuk dilimpahkan atas kebodohan mereka. Lisa melarikan diri dan bukan hanya melarikan diri. Demi tuhan, perempuan itu sekarang ada di tangan dakcal.

Kai datang. Menyerahkan setumpuk berkas lagi dan mengalihkan perhatian Sehun.

"Sepertinya dugaan anda benar tuan Sehun, profil dokter Chen sangat mirip dengan profil dakcal. Dia lulusan jenius dari kedokteran, kehidupannya sangat misterius dan menurut desas desus, ibunya meninggal karena bunuh diri.
Dia baru masuk mendaftar ke rumah sakit ini 3 bulan yang lalu dan ketika kami melakukan pengecekan terhadap masa lalunya, semuanya kosong. Tidak ada satupun data tentangnya, seolah semuanya di hapus." ucap Kai.

"Cari sampai dapat," Sehun menggertakan giginya, "Apapun itu, alamat, nomer mobilnya, apapun untuk bisa mengarahkan kita kepadanya. Kita harus bisa menemukan Lisa sebelum terlambat." ucap Sehun sambil memejamkan mata, sejenak merasakan sesak di dadanya.

Lisa harus selamat meskipun hal itu sekarang diragukan, karena Lisa berada di tangan dakcal yang sangat kejam. Sehun akan menempuh segala cara untuk mendapatkan Lisa kembali, selamat, dan hidup-hidup.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━


"Lisa, kita sudah sampai." dokter Chen mengguncang bahu Lisa lembut. Lisa membuka matanya dan menemukan mobil mereka di parkir di sebelah vila tua berwarna putih yang sangat indah dihujani cahaya lampu yang remang-remang.

Dokter Chen turun terlebih dahulu, lalu membuka pintu penumpang dan membantu Lisa turun. Mereka berjalan bersisian memasuki teras rumah, ketika dokter Chen membuka pintu rumah itu, Lisa mengernyit dan bertanya.

"Ini rumahmu, dokter Chen?" ucap Lisa.

Lelaki itu tersenyum lagi dan menggeleng,

"Bukan, ini properti milik sahabatku yang dititipkan kepadaku, sekarang dia sedang berada di luar negeri. Kupikir tempat ini adalah tempat yang paling aman untukmu sekarang ini. Kau bisa bersembunyi disini sementara, karena aku tahu tuan Sehun pasti sedang sangat marah sekarang, dia pasti akan menggunakan cara untuk mencarimu," ucap dokter Chen.

Lisa menggigil mendengar kemungkinan itu dan membiarkan dirinya di hela masuk kedalam vila itu. Bagian dalam vila itu sangat indah, secantik bagian luarnya dengan ornamen Belanda yang kuno dan rapi, tampak begitu nyaman untuk ditinggali.

"Ayo, kuantar kau ke kamar sementara mu. Kau bisa beristirahat disana, aku yakin kau pasti lelah setelah perjalanan panjang." ucap dokter Chen.

Dokter Chen melangkah melalui anak tangga dan Lisa mengikutinya. Kamar untuk Lisa adalah kamar sederhana yang tertata rapi dan ranjang bulu angsa berseprei putih, di tengah ranjang tampak sangat empuk dan menggoda untuk ditiduri. Tanpa sadar Lisa menguap dan dokter Chen terkekeh.

"Tidurlah Lisa, semoga besok pagi kau bangun dengan lebih segar." ucap dokter Chen.

Lisa menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih dokter, terima kasih atas segalanya, saya tidak tahu bagaimana harus berterimakasih kepada dokter karena sudah menyelamatkan saya dari Sehun." ucap Lisa.

Dokter Chen melangkah ke pintu, senyumnya tampak misterius dibalik cahaya remang-remang.

"Tidak apa-apa Lisa, aku senang bisa membawamu kesini." ucap dokter Chen.

Lelaki itu melangkah keluar dan menutup pintu di belakangnya.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━

Lisa terbangun karena rasa haus yang amat sangat, dia terduduk di ranjang dan terbatuk-batuk. Dengan pelan dia memandang sekeliling, masih gelap. Mungkin ini masih dini hari.

Dengan langkah hati-hati, Lisa turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Dimanakah dapurnya? Dia ingin minum.

Lorong lantai dua tampak gelap, tetapi ada cahaya putih di ujung sana, mungkin itu dapurnya. Pikir Lisa dalam diam.

Dia lalu melangkah hati-hati menuju cahaya itu dan terbawa kesebuah pintu yang sedikit terbuka ke ujung lorong. Lisa membukanya dan tertegun. Ini bukan dapur. Dia sudah hendak membalikkan badan, ketika matanya terpaku pada sesuatu dan wajahnya memucat.

Disana, di salah satu tembok penuh dengan poto-poto yang di tempel. Itu bukan poto-poto biasa, itu foto-poto Sehun yang sedang melakukan aktivitasnya, beberapa di poto itu ada Sehun yang sedang bersama Lisa. Melihat ekspresi Sehun disana, tampaknya poto-poto itu diambil dengan kamera tersembunyi, tanpa seizin objeknya.

"Ada pepatah yang mengatakan, kalau rasa ingin tahu yang besar suatu saat akan menjadi penyebab kematianmu," ucap dokter Chen.

Lisa terlonjak kaget, mendengar suara yang mendesis itu, dia membalikkan badannya dan berhadapan dengan dokter Chen yang berdiri diam dibalik bayang-bayang. Lelaki itu tersenyum, seperti biasanya, tetapi senyumnya yang sekarang bukanlah senyum manis yang secerah matahari. Melainkan seringai jahat yang menakutkan.

━━━━━𐌏𐌏𐌏━━━━━


"Kita sudah berhasil melacak mobilnya," Kai datang dengan terengah, mendatangi Sehun yang sedang menunggu mondar-mandir tak tenang di ruangaannya.

Sehun langsung berdiri dan bergegas, dia menyiapkan senjatanya, belati berat yang selama ini ada dikakinya dan sebuah magnum miliknya. Kalau dia harus membunuh demi Lisa, akan dia lakukan. Lelaki itu memejamkan matanya, semoga dia tidak terlambat datang.

Maaf yah, baru update sekarang. Soalnya lagi sibuk nuntasin nilai, biar bisa ikut UAS. And mungkin nanti bakal jarang up, soalnya udah mau keluar PKL. Do'ain yah, semoga ujiannya lancar dan hasilnya memuaskan.

See u-!!!

A Devil's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang