24. Olivia

317 54 10
                                    

Sehun membaringkan Lisa ke atas ranjang. Jemarinya menyusup kebalik rok Lisa dan langsung menyentuh pusat kewanitaannya. Sentuhan itu membakar sekaligus menyejukkan dan Lisa langsung mengangkat tubuhnya penuh gairah. Sehun menundukkan kepalanya, mengecup leher dan pundak Lisa sambil menurunkan kemejanya. Menikmati betapa Lisa menyerah kepada gairahnya,

"Ah sayangku, kau begitu indah." Sehun menangkup buah payudara Lisa di telapaknya, merasakan dan menikmati kelembutan itu. Lalu bibir panasnya turun dan menangkup pucuknya, melumatnya penuh gairah. Membuat Lisa hampir menjerit karena siksaan kenikmatan yang berbaur menjadi satu.

Lelaki itu menurunkan rok Lisa dan mulai menyentuhnya dimana-mana, meninggalkan gelenyar panas yang membakarnya. Jemari Sehun menyentuh pusat kewanitaannya dan Lisa merasakan dorongan yang amat sangat untuk memohon agar Sehun mau memasukinya.

Dan Sehun sudah siap, lelaki itu terasa begitu keras dan panas di bawah sana. Lisa mendesak-desakan tubuhnya dengan frustasi, permohonan tanpa kata.

"Tenang sayangku." Sehun mulai terengah, menahan pinggul Lisa yang bergairah di bawahnya, "aku akan memasukanmu sebentar lagi." ucap Sehun.

Sehun menyentuhkan dirinya dan langsung menggertakkan giginya, melawan dorongan kuat untuk memasuki Lisa dengan kasar. Lisa sudah sangat siap menerimanya, tetapi Sehun bertekad untuk memperlakukannya dengan lembut, memberikan tubuhnya untuk kenikmatan Lisa.

Ketika kehangatan Sehun merasukinya tenggelam dalam tubuhnya yang panas dan basah, Lisa mengerang dan memejamkan mata.

Oh, astaga! Rasanya begitu tepat kenikmatan ini, kedekatan ini yang telah dia sangkal selama ini. Rasanya luar biasa tepatnya!

Mereka bergerak dalam alunan gairah yang keras, berusaha memuaskan gejolaknya sendiri-sendiri. Sampai akhirnya tubuh Lisa terasa melayang, mencapai puncak kenikmatannya di dorong oleh rasa klimaks yang begitu dalam. Ketika mendengar erangan, Sehun mengikutinya. Menyerah dalam orgasme bersamanya.

━━━━━oooo━━━━━

Ada yang berbeda dalam hubungan mereka. Lisa menyadari pagi itu, mengingat senyum lembut Sehun ketika terbirit-birit kembali ke kamarnya ketika hari hampir menjelang pagi. Terutama perasaan Lisa ke Sehun, ada yang berubah.

Ternyata dia juga selama ini merasa frustasi oleh gairah yang tertahan, sama seperti yang dirasakan Sehun. Ketika semalaman mereka saling memuaskan gairah masing-masing, pagi ini perasaannya luar biasa bahagia. Lisa merasa ingin bersenandung.

Pagi ini, karena Sehun sudah berangkat kerja jam-jam segini. Lisa memutuskan untuk mengisi waktunya dengan menjelajah seisi rumah. Dia memutuskan untuk menjelajahi area sayap kanan rumah yang besar itu. Tanpa di temani siapapun, Lisa menyusuri lorong-lorong ruangan demi ruangan.

Sampai akhirnya tiba di ujung lorong, dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, memantulkan cahaya matahari keseluruh lorong dan pemandangan yang luar biasa indahnya di balik kaca. Pemandangan kebun mawar berwarna merah tua yang merambat dan memenuhi taman kecil disana.

Lisa terpesona hingga hampir sesak nafas. Dia berdiri cukup lama di depan taman itu, lalu kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari, bahwa sayap kanan rumah ini meskipun tampak bersih dan terawat, tampaknya hampir tidak pernah digunakan.

Lisa menoleh ke kiri dan menemukan sebuah pintu besar berwarna  keemasan, dengan penuh rasa ingin tahu dia membuka handle pintu itu. Sepertinya susah dan macet, tetapi kemudian setelah mencoba beberapa kali, pintu itu terbuka dengan mudahnya. Dengan suara berderit karena engsel yang sudah lama tak diminyaki.

Ruangan itu temaram, karena jendela kamarnya tertutup rapat oleh gorden, baunya pengap seperti sudah lama tak dimasuki. Lisa meraba-raba dinding dan menemukan saklar lampu di kamar itu, di tekannya saklar lampu kamar itu dan cahaya kekuningan yang lembut langsung menyinari seluruh ruangan.

Itu sebuah kamar. Kamar yang sangat feminim dengan nuansa merah muda yang lembut, hampir putih. Lisa mengitarkan pandangannya ke kamar itu dan menemukan sesuatu yang membuatnya tertegun dan memucat.

Ada sebuah lukisan besar yang di gantung di kamar itu. Ini lukisan yang sangat besar dengan bingkai keemasan yang sangat indah. Tetapi bukan besarnya lukisan itu atau indahnya bingkai itu yang membuat lisa tertegun, tetapi orang dalam lukisan itu.

Disana terlukis seorang perempuan yang sedang berdiri di tengah taman mawar. Dengan gaun merah muda dan rambut cokelat tuanya yang panjang dan berkilau sedang tertawa bahagia, seolah-olah  perempuan itu tidak bisa menahan senyumnya kepada siapapun yang melukisnya. Perempuan itu memeluk perutnya yang sedikit buncit, sedang hamil muda.

Perempuan itu tampak penuh bahagia, penuh cinta dan membuat Lisa luar biasa kagetnya. Wajah perempuan itu sama persis dengan wajahnya.

Oh ya tuhan! Sama persis! Bagaikan pinang dibelah dua. Meskipun perempuan di lukisan itu tampak begitu anggun dan lebih feminim, Lisa sangat yakin bahwa semua alasan itu, wajah mereka berdua tampak begitu serupa!

Tapi Lisa yakin kalau itu bukan lukisan dirinya.  Dia tidak pernah mengenakan gaun merah muda, dia tidak pernah dilukis di tengah taman mawar dan yang pasti, dia tidak pernah hamil sebelumnya!

Jadi siapakah perempuan itu? Siapakah dia?

"Seharusnya anda tidak boleh ke area ini." ucap Kai.

suara dingin dan tenang di belakangnya membuat Lisa terlonjak kaget. Dia menolehkan kepalanya gugup dan menemukan Kai berdiri disana, menatapnya dengan tatapan dingin yang biasanya.

"Siapakah perempuan yang di lukisan itu Kai?" tanya Lisa.

Kai melirik sekilas kepada lukisan yang di dinding itu, Lisa merasa melihat sepercik kesedihan disana. Meskipun dia tidak yakin, karena ketika menatap Kai lagi, lelaki itu sudah kembali memasang ekspresi datar.

"Saya tidak bisa mengatakannya kepada anda, tuan Sehun akan sangat marah." ucap Kai.

"Kumohon," Lisa menyela dengan cepat, "jika kau tidak mau mengatakannya padaku, aku akan menanyakan langsung kepada Sehun." ucap Lisa.

Wajah Kai mengeras, "anda tidak boleh melakukannya! Saya tidak akan membiarkannya karena itu akan menyakiti hati tuan Sehun." ucap Kai.

Perkataan Kai itu membuat Lisa makin penasaran. Ada apa ini sebenarnya? Apakah ini jawaban kenapa Sehun menyekapnya selama ini?

Lisa akan mengejar jawaban itu dari Kai, apapun yang terjadi! Ditatapnya Kai dengan keras kepala,

"Kalau begitu jelaskan padaku siapa perempuan ini dan kenapa wajahnya begitu sama denganku dan apakah ini penyebab Sehun menyekapku?" ucap Lisa.

Kai menghela nafas panjang,

"Baik akan saya jelaskan, tetapi jangan disini. Ayo ikut saya." ucap Kai.

Lelaki itu membalikkan tubuhnya dan bergegas keluar dari kamar, seolah-olah berada di kamar itu terasa menyesaknya dan tiba-tiba Lisa juga merasa sesak sehingga dia langsung mengikuti langkah Kai keluar dari kamar ini.

━━━━━oooo━━━━━

"Perempuan itu adalah nyonya Olivia Oh," Kai bergumam datar, menatap mata Lisa dalam-dalam.

Mereka sekarang duduk di kursi ruangan bagian belakang dan di lengkapi dengan sofa-sofa cantik yang nyaman dan meja kopi yang saat ini menyediakan kopi hangat yang mengepul di meja.

Lisa mengernyit mendengar informasi itu, Olivia Oh? Apakah dia ibu Sehun?


Yuhuuu! I'm back, gimana part hari ini?
Siapa Olivia itu? Ada yang bisa nebak gak?

Vomment-nya janlup dong sayang

A Devil's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang