4. Obat perangsang

625 58 2
                                    

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠


Warning!!!
18+ (harap bijak dalam membaca)



Sehun membuka pintu kamar tempat Lisa dikurung dengan pelan. Sudah larut malam, dan Sehun tidak mengharapkan Lisa masih bangun.

Kamar itu gelap dan remang-remang. Tapi mata Sehun menangkap nampan makanan yang masih utuh, hanya minumannya yang habis.

"Gadis keras kepala," geram Sehun dalam hati.

Dia pikir dia bisa mengancam Sehun dengan membiarkan dirinya sendiri kelaparan. Dia tidak tahu, bahwa Sehun akan menggunakan segala cara untuk membuat Lisa menyerah padanya.

Gerakan gemerisik diranjang membuat Sehun menoleh waspada. Dalam keremangan kamar itu, Sehun melihat Lisa terbaring di sana.

Gelisah, perempuan itu belum tidur rupanya, dan dia tampak tidak tenang.

Ingin tahu, Sehun mendekat dan menemukan Lisa berbaring disana dengan tatapan mata tersiksa. Tubuhnya menggeliat di atas ranjang berseprei satin putih itu seperti kepanasan.

"Tolong...panas." suara Lisa mendesah serak seperti kesakitan.

Mengernyitkan keningnya, Sehun duduk di tepi ranjang dan menyentuhkan tangannya kedahi Lisa.

Suhunya normal, dia tidak demam. Kerutan di kening Sehun makin dalam, lalu kenapa perempuan ini bilang kalau dia kepanasan?

"Kau mau minum?" dengan cekatan Sehun mengambil gelas air di meja pinggir ranjang,

"Sini, aku bantu kau minum." ucapnya.

Sehun bangkit dan mengangkat tubuh Lisa, lalu mencoba membuatnya berdiri. Tubuh Lisa menggayut lemah di lengannya dan napas perempuan itu terengah,

"Panas...tolong...panas sekali." sekali lagi Lisa mendesahkan suara itu, suara kepanasan seperti tersiksa.

Sehun meminumkan minuman itu kepada Lisa, dan dengan rakus Lisa menghirup air itu. Tetapi napasnya tetap terengah dan dia masih nampak tersiksa oleh rasa panas yang mendera tubuhnya.

"Pasti ada sesuatu. Jangan-jangan," gumamnya.

Sehun memundurkan tubuh Lisa yang bersandar padanya, supaya dia bisa mengamati Lisa dengan jelas.

Wajah Lisa merona kemerahan, napasnya terengah dan matanya sedikit tidak pokus. Dia selalu mengeluh kepanasan.

"Jangan-jangan."

Dengan cepat Sehun membaringkan Lisa diranjang dan melangkah keluar dari kamar bernuansa putih itu. Membanting pintunya dan berteriak,

"KAIII"

Sekejap, tanpa suara seolah menggunakan sihir, Kai muncul di depan Sehun.

"Ya tuan?" jawab Kai.

"Kau campurkan apa diminuman Lisa?"

Kai sedikit membungkukkan tubuhnya, wajahnya tanpa ekspresi, "saya mencampurkan obat milik saya. Tuan tahu itu obat apa?"

Wajah Sehun mengeras, "ya, aku tahu itu obat apa. Dan aku menolak memperalat wanita dalam pengaruh obat. Kau melakukan sendiri tanpa meminta izinku, kau tahu kalau aku marah aku bisa menghukummu."

Kai tampak tidak terpengaruh dengan kata-kata Sehun,

"Anda memerintahkan saya untuk membuat perempuan itu menyerah. Dia sangat membenci anda dan pasti akan berontak mati-matian. Obat itu lah satu-satunya cara untuk membuat dia menyerah," Kai menatap mata Sehun, "anda bisa meninggalkan kamar ini, kalau anda tidak ingin memanfaatkannya."

A Devil's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang