7. mahkota bunga

131 18 0
                                    




Happy reading

•••••

Jendra berlari menuju ke kelas dengan cepat, gawat dia kesiangan. Ini semua gara gara papanya yang mengajaknya nonton sincan lagi. Untung saja papanya itu mau bertanggung jawab dengan mengantarkannya ke sekolah, coba bayangkan jika dia berangkat mengunakan sepeda seperti biasanya, sudah telat tambah telat lagi yang ada.

"Awas..awass..."

BRUK

"Aawww....."

Ketika hendak berbelok menuju kelasnya ia bertabrakan dengan julia yang juga mau berbelok, membuat ia dan Julia tersebut jatuh.

"Maaf...maaf" ujar julia

Jendra meringis sambil memegangi pantat dan tangganya yang lumayan sakit akibat ber benturan dengan lantai.

"Kalo jalan tuh pake mata, bukan pake idung" gerutu jendra

"yeeee..eh aku dah minta maaf yah. Lagian aku juga ga salah kamu aja yang belok sambil lari lari" sungutnya

"Sakit nih badan aku Jul"

"Kamu pikir badan aku ga sakit apa? Badan aku juga sakit tau" ujar Julia.

"Udah ah, aku mau ke kantor di panggil pa Dodo, kalo badan kamu masih sakit, ya rasain, suruh siapa lari larian wlee" imbuhnya sambil mengeluarkan lidahnya tanda mengejek sebelum membalikan badan hendak pergi.

Jendra berdiri dan mengangkat tangganya seolah hendak memukul Julia, " huuuh.."

"Apa?!" Julia membalikan badannya dan menatap Jendra galak.

Jendra menggeleng," enggak, dih apaan si" Jendra membalikan badannya dan berlalu menuju kelasnya.

Julia memandang jendra yang sudah berlalu, aneh pikirnya "Hih, ga jelas"

•••••

"Ah, jangan main petak umpet lagi, aku gamau, nanti kaya waktu itu, si Naresh ngumpet di rumah sambil tidur" Reyhan berjalan sambil menggerutu, mengingat Minggu lalu mereka berempat bermain petak umpet, dan ketika mereka bersusah payah mencari Naresh, ternyata anak itu tidur dirumahnya, memang sangat menjengkelkan.

Jendra mengangguk setuju "bener kita udah cape cape keliling komplek, malah dia ternyata tidur dirumahnya"

Naresh yang menjadi bahan pembicaraan hanya tersenyum konyol, ia menggaruk kepalanya yang gatal sambil menatap menerapkan bertiga merasa bersalah. " Ya maaf, lagian kalian lama banget carinya, jadinya aku pulang"

"Kalo mau pulang itu harusnya ngomong dulu dong, jangan asal pergi, untuk Jendra punya feeling buat Dateng ke rumah kamu, kalo ga, sampe malem kita nyari kamu" gerutu Haikal.

Saat ini mereka berempat sedang berjalan menuju gerbang Karena sudah waktunya pulang sekolah, mereka berjalan kaki Karna tidak ada yang membawa sepeda.

"Iya iya maaf"

"Mending main kelereng" ujar Jendra.

"Tapi kelereng aku dibuang mama" Haikal kesal dengan mamanya yang suka membuang kelerengnya.

"Kenapa dibuang?"

"Soalnya aku suka naro kelereng sembarangan, nanti dimakan adek aku, gitu katanya"

Reyhan mengangguk paham, pantas saja, ia yang tidak punya adik kecil saja kalo ada barang di lantai meskipun itu masih berguna atau penting mamanya pasti akan langsung menyapunya tanpa bertanya dahulu. "Kamu si, udah tau punya adek masih bayi, malah di taro sembarangan, nanti dimakan adek kamu kan bahaya"

H E A R TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang