7

1.2K 106 4
                                    

BRUK!

Pintu kamarnya di dobrak paksa hingga terlepas, irin tersentak dan langsung bangun dari ranjang nya, melihat siapa si pendobrak yang tak lain adalah Becky, ia merasa bingung, mencoba menghampiri gadis itu namun yang ada dia terkena bogeman mentah.

BUGH!

Meringis perih ia menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"KENAPA BUKAN KAU DAN AYAH MU YANG MATI SAJA, HAH?!!!"

Becky naik keatas tubuh irin yang terbaring di atas lantai, lantas dirinya mencekik leher irin penuh dendam, tidak ada main-main seperti biasanya, tidak ada senyuman, yang kini mendominasi dirinya hanya emosi semata.

"Uhuk-uhuk becc .. beckyy!"

Irin mencengkram tangan Becky, ia kesulitan bernafas, cengkraman Becky terasa sangat kuat, bahkan kuku-kuku panjang gadis itu kini sudah menancap pada kulit irin dan merobek nya perlahan.

"Becky!!"

Freen masuk dan menarik tubuh gadis itu menjauh, Becky memberontak mati-matian, sementara irin bangun dan mengatur pernafasan nya.

"Kau dan ayah mu harus mati!!! Kalian pembunuh!!!" Teriak Becky kesetanan.

"Becky tenang kan dirimu! Itu semua murni kesalahan ayah nya, irin tidak mengerti apapun saat itu!" Peringat freen masih mendekap tubuh mungil Becky.

"Tidak. Ini juga kesalahan ku, saat itu aku bersama ayah di dalam mobil, seharusnya aku bisa lebih keras untuk menahan ayah pergi agar bertanggung jawab, tapi saat itu aku benar-benar hanya anak kecil yang akan di tampar jika membantah, maafkan aku Beckyy.." Sesal irin

Tubuh Becky melemah, benar, irin saat itu hanya seorang anak kecil, mengetahui bagaimana watak keras ayah irin, pria itu memang tak punya hati, pantas saja dia kabur dan tak bertanggung jawab atas ayah Becky yang di tabrak nya.

"Maafkan ayah ku, tolong ampuni dia, jangan apa-apakan dia.." Lirih irin

Becky menyunggingkan senyum mematikan.

"Terlambat. Sungguh terlambat, ayah mu sudah ku bantu menemui ajal nya kemarin.."

Mata irin sontak membulat sempurna.

.

.

.

.

"Ayah!!!"

Becky dan freen berdiri tak jauh dari pemakaman itu, pakaian hitam dengan kacamata hitam bertengger, mereka menyaksikan betapa hancurnya irin kehilangan ayahnya.

"Ayah!! Tidak!! Kenapa ayah?! Kenapa?!!"

Irin menangis dan berteriak histeris bak kesetanan, memukul tanah berulang kali penuh amarah dan perasaan duka.

"Ayah! Aku tidak punya siapa-siapa lagi!!"

"Menyedihkan." Cicit Becky

"Ayo kita pergi.." Ajak freen

Becky di tarik lembut pergi dari sana oleh freen, mereka tak tau saja ucapan apa yang di ucapkan irin setelah mereka pergi.

"Aku akan menghancurkan kalian, Becky dan freen, kalian akan ku buat hancur berkeping-keping!"

.

.

.

.

Senja begitu indah, membawa kesan romantis pada sepasangan insan yang di mabuk cinta itu.

"Dulu aku sangat membenci senja. Tapi sekarang aku menyukai nya, karena mu." Tutur Becky tiba-tiba.

"Seperti nya aku selalu membawa pengaruh baik untuk mu."

"Heleh, omong kosong!" Balas Becky

"Sudah berani hm?"

Freen menjepit kepala Rosé di lengan nya yang melingkar, mereka tertawa bersama.

"Becky, apa kau bahagia?"

Becky menoleh, sontak mengangguk sebagai jawaban.

"Sangat bahagia!"

"Kenapa begitu?"

"Entahlah! Merasa puas mungkin? Ayah ku tidak memiliki kematian yang sia-sia, aku sudah membalaskan dendam nya."

"Tapi aku yakin ayah mu pasti sedikit kecewa, aku rasa dia orang baik yang tak menginginkan anak nya menjadi seperti ini." Ujar freen

"Ya .. aku tau, dia baik seperti malaikat, aku sudah mengecewakan nya dan karena itu aku mau berubah, freen.. tolong bantu aku."

Freen tersenyum, tangan nya bergerak lalu mengusap lembut punggung tangan Becky yang mulus.

"Itu tugas dan kewajiban ku mulai dari sekarang. Becky, aku mencintai mu."

Mata Becky membulat sempurna tak percaya.

"Aku sangat mencintai mu.. sungguh, aku tak pernah merasakan getaran ini pada perempuan manapun, kau yang pertama menduduki posisi tertinggi di hati ku."

Becky menghela nafas, "Aku tidak bisa."

Guratan sedih terpancar dari wajah freen.

"Kenapa?"

"Freen .." Becky meneguk saliva nya, "Aku masih memiliki trauma yang belum sembuh, aku takut.."

"Aku tidak akan melukai mu seperti pria tua itu, aku akan menjaga dan melindungi mu layak nya diriku sendiri, aku berjanji akan menjadi tameng untuk mu berlindung dan rumah untuk mu beristirahat, aku mohon, beri aku kesempatan untuk menyanggupi dan membuktikan nya."

Becky diam sebentar, sebelum akhirnya senyuman simpul terpancar, tangan nya bergerak mengusap pipi freen.

"Kenapa? Kenapa harus aku dari banyak nya wanita?"

"Karena kau yang terbaik, kumohon.."

"Baiklah, aku menerima mu."

"Aku mencintaimu.."

Freen berucap dan tersenyum sumringah lantas bergerak memeluk Becky, keduanya berpelukan mesra di semenjana indah nya sore itu..

Sampai...

JLEB!

Becky menggeretakkan giginya, matanya mengalirkan bulir airmata, menggigit bibir bawahnya menahan perih dan sesak di dada.

"Maaf, maafkan aku.." Bisik Becky di telinga freen.

"Aku juga mencintai mu.." Balas Becky lagi.

Darah mengalir deras dari mulut nya, freen tersungkur ke tanah dengan pisau yang menancap di perut nya, sekali lagi Becky menarik sedikit gagang pisau itu lalu menancapkan nya kedua kali agar freen kehilangan kesadaran nya.

Setelah nya Becky lantas menelpon seseorang menggunakan ponsel freen lalu bergerak meninggalkan wanita itu sendirian dalam kehampaan.

Apa kah freen harus menganggap hari itu hari terbaik karena Becky menerimanya dan membalas cinta nya atau hari terburuk karena sang kekasih melukainya secara fisik dan batin, bagaimana ini?

...

cruel in the dark 🔞(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang