8

950 79 6
                                    

Angin menyapu halus helaian surai kecoklatan itu, sang gadis beberapa kali menghela nafas, tak dapat sepenuhnya membendung linangan liquid asin yang berlomba-lomba turun, menatap pada langit seakan meminta keadilan.

Becky tidak pernah salah, semua yang ia lakukan murni demi keselamatan freen, alih-alih dengan cara menjaga, menyakiti freen adalah satu-satunya pilihan yang di berikan, rasa benci pada dirinya tumbuh, keegoisan tinggi meraup pada pikiran nya , namun mau bagaimana lagi, jika ia tak melakukan hal itu, freen akan mati mengenaskan, katakanlah Becky harus berbuat apa lagi? Dia punya pilihan? Tidak, dia tetap akan mati konyol bersama gadis itu.

Flashback on..

Tubuh mungil itu di seret seperti binatang kearah wanita yang sedang duduk manis di tahta nya, tatapan bak iblis yang haus akan santapan, ia terus menunjukkan seringai mematikan nya, merasa menang? Oh tentu, dia telah mengalahkan seorang wanita kejam.

"Welcome my doll , rebecca Patricia Armstrong atau Becky Armstrong hahhaha.."

Sang gadis menatap bengis, lantas meludah dengan penuh jijik, ia menatap nyalang wanita yang berada didepan nya itu.

"Keparat, irin!!"

"Aku memang keparat, setidaknya aku bukan pembunuh seperti mu! Kau pembunuh, kau membunuh ayah ku!"

Becky mengatur nafasnya yang memburu, emosinya meletup-letup seakan-akan dapat meledak kapan saja, pandangan tak luput dari lawan bicaranya yang terlihat sangat santai itu.

"Ayah mu pantas mendapatkan nya, nyawa harus dibayar dengan nyawa!"

"Ahh begitu rupanya, kalau begitu apa aku boleh membunuh mu? Kau harus membayar nyawa ayah ku bukan? Dan lagi, asal kau tau saja Becky, saat ini nyawa kekasih mu itu tengah berada di tangan ku, di samping nya saat ini ada suruhan ku yang menyamar menjadi orang terdekat dan terpercaya kekasih mu itu, yang bisa saja dengan mudah menghabisi nya di detik ini juga sarat sesuai perintah ku."

"Persetan!! Jangan sentuh freen!!!Seharusnya kau ikut mati dengan ayah mu agar kalian bisa membusuk bersama-sama di neraka!!"

"Kau, song dan ayah mu memang pantas untuk mati, kalian adalah orang-orang yang sangat memalukan!!"

Mendengar nama song keluar dari labium Becky, irin lantas berdiri dari kursinya dan melaju mendekati Becky, menatap nyalang gadis itu, sejajarkan tubuh dengan Becky yang terduduk di lantai dengan rantai yang membelenggu tubuhnya dan di pegang erat oleh dua suruhan nya, ia cekatan menjambak rambut Becky hingga kepala gadis itu menengadah, irin menatap dalam mata yang tak sedikitpun luput menatap tajam kearah dirinya.

"Kau benar-benar pelacur!! Jadi kau dalang dibalik kematian song?"

"Heh? Baru sadar rupanya, aku pikir otak bodoh dan tak berguna mu itu sudah mengetahui nya dari lama.

"Ya, aku yang menghabisinya, tapi apa kau tau? sebelum itu dia di gilir terlebih dahulu oleh teman-teman ku, hahaha itu tontonan yang sangat menyenangkan, kau tau?"

PLAKK!!!

Tamparan keras mendarat di pipi mulus Becky, tubuh Becky terhuyung ke belakang.

BUGH!

Seakan tak puas, satu bogeman mentah kembali di layangkan pada wajah Becky, gadis itu jatuh limbung ke belakang dan di lepas begitu saja oleh dua suruhan irin.

BUGH!! BUGH!!

Perut Becky di tendang dengan tak manusiawi, darah mengalir deras dari sudut bibir Becky, gadis itu tersenyum lebar dan menatap sayu-sayu kearah irin.

"Itu untuk membayar apa yang sudah kau lakukan pada ayah ku dan song!!"

"Kau memang bangsat! Tidak berguna! Kau pantas mati! Kau bahkan tak ada bedanya seperti seonggok sampah!" Teriak Becky

Irin semakin geram dan itu membuat labium Becky tertarik, ia senang jika lawan nya bermain dengan emosi. Irin mendekatinya lalu mengangkat tubuh itu dan melempar nya hingga membentur dinding berbahan besi di ruangan nya, tubuh Becky lemas, ia berusaha keras bangun dan menyandarkan tubuhnya, lagi-lagi ia tertawa.

"Kau tau? Song mu yang cantik itu wajahnya ku injak dan ku hancurkan hingga tak berbentuk, dia terlihat mengagumi hasil nya hingga tak bergeming sedikitpun."

Irin mencekik Becky dan mengangkat tubuh itu tinggi-tinggi, matanya melotot, urat-urat nampak jelas di lehernya pertanda emosinya benar-benar sudah mencapai tingkat tak terbatas.

"Perempuan tidak tau diri!! Aku memberikan mu kehidupan yang baik!! Apa itu tidak cukup, huh?!!"

"Disini yang layak disebut seonggok sampah adalah kau Becky!! Kau!!! "

Darah mengalir bahkan merembes sampai tangan Jeffrey, wajah Becky pucat pasi,  darah segar tanpa henti terus bergiliran mengalir keluar dari mulutnya, ia nampak akan mati tapi ia bukan gadis selemah itu, kakinya terangkat perlahan dan menendang tepat kedalam wajah irin hingga cekalan pria itu terlepas.

"Uhuk-uhuk.."

Becky memegang lehernya, ia jatuh lemas dengan posisi terbaring, mengatur pernafasan nya, ia benar-benar berantakan. Irin bangun perlahan dan merapikan pakaiannya, menatap tak sudi pada Becky lantas memberikan perintah pada dua suruhan nya yang hanya menonton sedari tadi, "Bereskan gadis ini. Jangan melukainya sedikitpun, pastikan dia terlihat bersih saat keluar dari sini."

Becky sayup-sayup mendengar irin berbicara sesaat sebelum matanya terpejam dan di telan oleh ketidak-sadaran.

"Celakai freen, aku tau dia adalah satu-satunya wanita yang kau cintai, setelah itu datang lah kembali dan menikah dengan ku. Jika kau tidak menurutiku maka bersiaplah, karena kalian berdua akan kuhabisi dan ku gantung tanpa sehelai benang pun di tengah kota, agar orang-orang tau seberapa menjijikkan nya kalian berdua."

Setelah itu semua nya gelap, Becky kehilangan kesadaran nya...








TBC

membosankan ya? part ini cuma isi flashback biar gada kesalahpahaman sama Becky:)
terimakasih sudah mau baca, jan lupa buat vote dan komen nya

cruel in the dark 🔞(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang