25

916 110 1
                                    

"(Name) POV"

"Veldora? Punya anak?" Setelah masuk ke ruang rapat Tria menjelaskan tentang Kharibdis.

"Kalau Kharibdis telah bangkit, bisa saja lebih berbahaya daripada Raja Iblis. Berbeda dengan Raja Iblis, makhluk itu tidak bisa di ajak bicara." Fuze berdiri dengan sedikit menggebrak(?) meja.

"Bisa dibilang dia monster tidak berakal...yang punya skill untuk Summon Monster, hiu Megalodon, di panggil dari tempat lain untuk membuat kekacauan. " Jelas Vesta

"Apa itu? Bukankah lebih merepotkan dari Orc Lord?" Rimuru sedikit speechless.

"Situasinya sangat gawat. Entah kenapa Megalodon yang dipanggil telah merasuki beberapa mayat naga tingkat rendah di sekitar." Jelas Tria.

"Hah?" Rimuru sedikit terkejut.

"Jumlahnya 13." Lanjut Tria.

"Rimuru-sama kita harus bagaimana? " Ucap Shuna berdiri.

"Bukankah kita punya Raja Iblis yang kuat disini? Bahkan sudah melegenda. " Aku menujuk Milim.

"Souda, kalau cuma Kharibdis sama sekali bukan tandingan ku! Aku akan menghajarnya untukmu." Ucap Milim mengganti dengan pakaiannya sebelumnya. Lagian Milim kenapa kau masih menggunakan bantalan itu? Aku sudah melihat papan milikmu waktu di onsen.

"Kita tak bisa melakukan itu. Ini permasalahan kota kami." Oi shion kau terlihat bijak sekali.

"Eh, tapi kita kan sohib." Milim kau terlihat seperti anak kecil yang teraniaya.

"Iya, memang benar. Tapi bukan berarti selalu mengandalkan sohib. Kalau Rimuru-sama dan (Name)-sama benar benar terdesak,  kami akan sangat mengharapkan bantuan darimu." Yah, yang diucapkan Shuna memang benar si, kita tidak bisa bergantung pada teman terus. Lagipula kita tidak tau kapan kita akan menghadapi sesuatu secara sendiri.

"Itu benar, Milim. Percayalah padaku." Kau pasti sedang berteriak di dalam batinmu bukan Rimuru, dan apa-apaan aura surammu itu Milim.

"Jangan sedih begitu Milim, menu makanan hari ini adalah hiu Megalodon. " Aku juga penasaran bagaimana rasanya makan hiu.

"Itu benar juga! Tapi aku juga ingin mengalahkannya." Milim kenapa kau terlihat suram lagi. Dan juga Rimuru apa-apaan tatapan datarmu kepada ku itu.

"Bersiaplah untuk mengalahkan Kharibdis." Setelah Rimuru mengatakan itu aku langsung menuju alun-alun.

Setelah semuanya berkumpul aku dan yang lain pun mulai bersiap untuk melawan mereka, ada pasukan dari Dwargon juga yang membantu.

"Terima ini, hell fire!" Oh dari api itu pasti Benimaru, ya.

"Kalau begitu aku juga, water bullet! Yah itu jurus yang baru ku pikirkan kemarin sih." Aku melihat bagian kepala hiu yang sedikit berlubang.

Aku pun melihat kesana kemari untuk memastikan keadaan.

"Wow, kekuatan Orc memang tak bisa di remehkan ya." Aku melihat ke arah Geld yang sedang menahan salah satu Megalodon.

"Woooo!" Oh, pegasus juga terlihat bersemangat, yang lain juga.

"Ah, aku ingin mengalahkan Kharibdis, tapi nanti akan merubah alur. Ya sudahlah, akan ku habisi semua hiu hiu ini."

"Hora, Fire! Fire! Fire!" Aku melemparkan bola api ke arah Megalodon dengan terbang menggunakan sabit yang ku berikan sihir teleksinensis.

"Wohoo! Tabrakan yang bagus Souei." Otak memang sangat berguna ya. Aku pun langsung turun di dekat Rimuru dan Milim setelah puas melemparkan banyak api.

"Yo! Rimuru, Milim. "

"(Name) sejak kapan kau bisa terbang menggunakan sabit." Rimuru sedikit terkejut dengan kedatanganku yang tiba tiba.

"Wahh, sugoi nanoda!"

"(Name)-sama." Shuna dan Benimaru

"Yo! Kenapa kalian di sini? Tidak bersenang-senang?" Aku menatap ke arah Benimaru dan Rimuru.

"Aku juga ingin nanoda." Milim maju ke arahku.

"Dame!" Tetapi Rimuru menahannya. Kasihan sekali kau Milim.

Setelah semua Megalodon terkalahkan, Shion, Souei, dan Ranga mencoba mengalahkan Kharibdis.

Saat mereka mencoba mengalahkan Kharibdis, Kharibdis melepaskan semua sisiknya dan melemparkannya ke sembarang tempat.

"Ohhh, material yang tidak boleh di sia-siakan. Aku pergi dulu ya, Rimuru." Aku pun mendekat ke Kharibdis dan menggunakan sihir teleksinensis untuk mengumpulkan semua sisik itu, lalu ku simpan ke dimensi tak terbatas.

"Yah, sayang sekali teleksinensis memiliki luas tertentu, aku jadi harus sedikit mendekat." Meskipun aku bisa menciptakan sihir apa saja, tetapi masih ada beberapa kelemahan yang ada, walau tidak terlalu berefek si.

Misal ketika terlalu banyak menggunakan sihir air, aku akan sangat haus. Lalu ketika terlalu banyak menggunakan sihir api, aku akan merasa panas. Kira kira seperti itu.

"Wohh, sisik Kharibdis benar benar kuat. " Aku mengetukkan sisiknya ke sabit ku.

"Barang ini lebih cocok untuk perisai dan zirah, sayang sekali aku tidak menggunakan itu. Akan ku simpan saja." Aku memasukkan sisik itu ke dalam dimensi.

"Benar-benar, kalian bodoh, ya?"

"Oh! Rimuru. Dan juga aku tidak bodoh, sialan." Suka sekali seenaknya mengatakan hal seperti itu.

"Bukan kau (Name), lagipula kenapa kau tidak membantu mereka?" Habisnya akan merubah alur-tidak mungkin aku mengatakan hal seperti itu bukan.

"Kupikir itu latihan yang bagus." Yah, entah dia akan percaya atau tidak sih.

"Telan semuanya, Glutonny!"

"Ah! Rimuru! Sisakan untukku juga!" Aku ingin membuat percobaan zirah dan perisai kau tau.

"Nanti akan ku berikan padamu." Jika seperti ya sudah.

"Aku akan pergi, bye Rimuru, Ganbatte." Aku pun menuju tempat sebelumnya lalu berubah menjadi slime dan duduk dengan tenang.

Hmm, bagaimana, ya? Tidak ada Al disini. Ternyata aku sudah terlalu bergantung pada Al.

Kalau tak salah aku menyimpan beberapa sketsa perisai di rumah. Yosh! Aku akan membuat perisa terlebih dahulu. Sebelum itu mari kita saksikan pertempuran ini.

Tapi, aku merasa ada yang aneh dari tubuhku. Setelah mengeluarkan mana segini saja tenaga ku sudah hampir habis. Memang tidak terlalu mengganggu, tapi aku menyadari ini, kalau perlahan kekuatanku semakin menghilang. Apakah ada kaitannya dengan sistem yang tiba-tiba saja pergi entah kemana?






Yo guys, aku update cerita sekali aja mumpung libur mau bulan Ramadhan.

Btw, buat kalian terutama yang agama Islam fight ya buat puasanya. Kapan kapan ayo ngabuburit sambil minum es teh di warteg, ya nggak. Canda ges jan di percaya, musyrik lo.

Btw jan lupa vote ato gak ninggalin jejak, gak kek dia yang hilang tanpa jejak, Chuaks.

isekai tensura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang