28.

517 52 9
                                    

"(Name) POV"

"Apa-apaan itu!?" Aku berlari menghindari naga yang mendarat di depannya.

"Hei, manusia! Kenapa kamu masuk ke wilayah ku!?" Aku menutup telinga ku saat suara naga itu membuat telinga ku berdengung.

"Yah, tidak masalah! Aku ingin pemanasan di dunia baru ini." Naga itu menembakkan bola sihir berwarna ungu kehitaman ke arahku. Aku langsung menghindar dari serangan itu.

"Tck, sialan! Aku harus menggunakan sihir jika lawan ku seperti ini." Aku menembakkan api hitam seperti yang di gunakan oleh benimaru berkali-kali ke arah naga itu.

"Groarrr!!! Hanya segitu? Ini terasa hangat." Aku mendecih saat naga itu masih terlihat baik-baik saja bahkan setelah ku lempari hell fire berkali-kali.

*Duarrrr

*Duarrrr

Aku menghindari serangan dari sihir nya.

'Jika aku terkena itu, bukankah aku akan mati? Ini gila.' aku melirik melihat cekungan besar akibat dari sihirnya tadi.

"Sialan! Mana mungkin aku menang!?" Aku dengan cepat mencoba mengikat naga itu dengan benang baja. Tapi tidak sampai 3 detik benang itu hancur.

Naga itu kembali menyerang ku dengan sihirnya, dan juga menyerang ku dengan tangannya.

"Sialan! Itu tidak adil tahu!" Naga itu hanya tertawa jahat, dan terus menyerang ku dengan sihir maupun tubuhnya.

"Aku adalah naga kejahatan! ! Adil? Apa itu? Ini adalah pertempuran!" Naga itu semakin brutal menyerang ku.

"Sialan!!" Aku terus berusaha menghindar dari serangannya.

Aku lalu mengeluarkan pedang ku, melapisinya dengan api yang lebih panas dari hell fire tadi. Aku memasang posisi kuda-kuda, dan mulai menyerangnya.

Beberapa kali serangan ku dj tepis olehnya, terkadang aku juga harus menghindar dari serangannya. Hingga akhirnya satu sayapnya sedikit terluka oleh pedang ku.

"Groarrr!!!!! Kau, boleh juga! Belum ada yang pernah melukai ku seorang diri. Baiklah, saatnya serius!!" 

Tiba-tiba langit menjadi gelap, di atas kepala naga itu terdapat kabut hitam tebal. Kesadaran ku tiba-tiba di tarik, membuatku terjatuh tak sadarkan diri.

"I-ini dimana lagi?"  Aku melihat ke sekeliling, ini di kamar mandi, dan tempat ini terasa tidak asing untukku.

"H-huh? Ini toilet sekolah? Ini, sekolah ku dulu!?" Aku berdiri dan melihat ke cermin, wajahku saat masih kelas 6.

"Ini, aku? Apa maksudnya ini?"

*Brakkk

Aku menoleh ke pintu kamar mandi yang di dobrak paksa. Mataku gemetar melihat orang yang sangat ku kenal.

"Lihat cacing kecil ini, dia sangat ketakutan! Hahaha!" Orang di yang paling depan tertawa, di ikuti oleh 2 teman lainnya.

"Merlin......" Mata ku menatap tajam ke orang itu.

"Lihat! Cacing ini sudah berani menatap ku seperti itu!" Lagi lagi, orang yang di tengah atau Merlin, tertawa di ikuti dengan dua anteknya. Setelah itu ekspresi Merlin menajam.

"Reika, Tina, pegangi dia." Dua orang di belakangnya berjalan ke arah ku, dan memegang tangan ku dengan erat, aku memberontak, tapi ini terasa tidak adil karena aku hanya sendiri.

*Byurrrr

Mataku terbelak saat Merlin menyiram ku dengan air di bak mandi, membuat seragam ku basah. Setelah itu, Merlin mencengkram kedua pipiku, dan menamparnya.

isekai tensura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang