Seorang gadis berambut pirang tengah memandang sebuah polaroid yang didalamnya berisikan foto seorang pria yang tersenyum hingga membuat ketampanannya bertambah berkali lipat. Senyuman tak pernah luntur diwajahnya kala ia mengingat pria itu- cinta pertamanya sekarang sah menjadi suaminya. Tidak, tepatnya lima hari yang lalu.
"Yak Park Chaeyoung berhenti memikirkan suamimu untuk sesaat atau pekerjaan rumah tidak akan selesai"
Ya, dia Park Chaeyoung atau sekarang berganti marga menjadi Jeon Chaeyoung. Suaminya bernama Jeon Jungkook, CEO di perusahan raksasa Jeon's Crop. Katakan Chaeyoung beruntung menjadi istri Jeon Jungkook, memiliki suami tampan, kaya dan tentu pintar. Namun bukan hal itu yang menjadi alasan kebahagiaan Chaeyoung atas pernikahan mereka, melainkan karena ia sangat mencintai Jungkook dengan tulus. Jungkook adalah cinta pertamanya saat sekolah dulu. Ia jatuh pada pandangan pertama saat melihat penampilan Jungkook yang bernyanyi dengan suara indahnya pada acara penutupan ospek. Chaeyoung yang saat itu masih menjadi siswa baru langsung terpesona dengan kakak kelasnya itu. Itu kali pertamanya Chaeyoung jatuh pada pesona seorang pria, dan sampai saat ini belum ada yang bisa menggantikan posisi Jungkook di hatinya.
Kembali pada Chaeyoung yang saat ini mulai melakukan pekerjaan rumah. Rumah ini merupakan hadiah pernikahan dari ayah mertuanya. Rumah berlantai dua itu tidak terlalu besar namun lebih dari cukup untuk dihuni oleh dua orang. Memang tidak ada asisten rumah tangga dirumah itu, Chaeyoung sendiri yang memintanya dengan alasan ia ingin menjadi istri sesungguhnya yang mengurus segala hal yang berkaitan dengan suaminya itu dengan usahanya sendiri. Padahal ayah mertuanya sudah beberapa kali menawarkan para maid di mansion nya untuk membantu Chaeyoung agar ia tidak terlalu lelah mengurus rumah. Tapi Chaeyoung selalu menolak dengan alasan ia sanggup mengurusnya sendiri.
Pekerjaan rumah sudah selesai Chaeyoung kerjakan beberapa jam yang lalu dan sekarang ia tengah merajut sebuah syal, ia membuatnya khusus untuk suami tercintanya. Tangannya begitu lihai memainkan jarum dan benang itu hingga ia tersadar sesuatu.
Chaeyoung melirik jam yang sudah menunjukkan jam makan siang kantor. Ia segera menyimpan alat rajutnya dan pergi berlalu ke dapur. Chaeyoung akan membuatkan bekal makan siang dan diantarkan ke kantor suaminya. Benar-benar cerminan istri sholeha.
.
.
.
.Lantai kantor itu menggema dengan suara ketukan heels gadis berkaki jenjang itu. Semua karyawan yang dilewatinya melempar senyum pada gadis yang sangat mereka kenali dan akhir-akhir ini jarang berkunjung ke kantor itu. Beberapa dari mereka ada yang melontarkan ucapan selamat datang dan berbagai sapaan lainnya dan tentunya dibalas ramah oleh gadis itu.
Gadis itu membuka pintu ruangan CEO perusahan setelah sebelumnya berbincang sedikit bersama sang sekretaris.
Gadis itu- Lisa tersenyum kala melihat sosok pria yang sedang asik berkutat dengan laptopnya hingga tak menyadari kedatangannya.
Segera ia melangkahkan kakinya mendekati pria tersebut.
"Apa isinya terlalu menarik perhatianmu hingga kau tak menyadari kehadiranku" Lisa melingkarkan tangannya dibahu sang pria yang merupakan kekasihnya hingga membuat pria itu tersentak.
"Astaga chagiya, kau mengagetkanku"
Lisa tersenyum dan hendak duduk di pangkuan sang kekasih membuat sang pria mau tak mau sedikit memundurkan kursi kerjanya.
"Kau sudah makan siang, jika belum ayo kutemani kita makan diluar" Tanya Lisa.
Pria itu menggeleng "Pekerjaanku masih menumpuk setelah kutinggalkan beberapa hari, sepertinya aku akan makan sebentar lagi" Pria itu menelengkupkan kepalanya pada leher sang gadis, mencium aroma khas gadisnya yang sangat ia sukai.