Hayoo siapa yang kobam rosekook akhir-akhir ini. Sini ngumpul.
*
Chaeyoung masuk ke rumah dan menuju kamarnya. Ia baru pulang setelah makan bersama Jisoo. Ternyata Jisoo adalah orang yang menyenangkan, padahal mereka baru bertemu dua kali tapi kedekatan keduanya layaknya sudah kenal lama.
Mengenai perilaku Jungkook Chaeyoung sudah tak heran lagi. Karena saat malam setelah mereka menikah, Jungkook sudah menegaskan semuanya. Sebuah fakta bahwa Jungkook sebenarnya tak menginginkan pernikahan ini dan ia memilki seorang kekasih yaitu Lisa.
Mereka dijodohkan oleh mendiang ibu Jungkook, karena itulah Jungkook mau menerimanya.
Chaeyoung tak dapat berbuat banyak disini. Namun satu hal yang pasti, ia akan mempertahankan pernikahannya mau bagaimanapun situasinya. Selain karena ia yang teramat mencintai Jungkook, ibu Jungkook juga sudah menitipkan putranya padanya pada saat-saat terakhirnya.
"Aku ingin kau menikah dengan putraku. Aku yakin kau bisa merawatnya dengan baik. Penyakitku semakin parah, aku tidak yakin bisa bertahan lebih lama. Hanya kau yang bisa kupercaya untuk menjaganya, kau gadis yang baik. Ku mohon terimalah permintaanku ini"
Itu permintaan nyonya Jeon pada Chaeyoung tepat sehari sebelum ia meninggal. Entah apa yang terjadi pada nyonya Jeon hingga ia mempercayakan dan menitipkan putranya pada Chaeyoung yang saat itu bekerja sebagai kepercayaannya di butik miliknya. Mungkin karena hubungan mereka yang sudah sangat dekat membuat ia tanpa ragu melakukan semuanya. Bahkan itu langsung berlanjut ketika malamnya Chaeyoung dikejutkan dengan kedatangan nyonya Jeon dan keluarganya, bermaksud untuk melamarnya.
Namun saat mereka tengah berbahagia membicarakan rencana pernikahan, besoknya kejadian naas terjadi nyonya Jeon meninggal karena penyakit jantungnya kambuh.
Huh, memikirkannya Chaeyoung kembali sedih mengingat sosok nyonya Jeon yang sangat baik baginya.
Chaeyoung terkejut kala seseorang menggedor pintu kamarnya dengan tak berperasaan. Ia tau itu siapa, secuil rasa takut Chaeyoung rasakan. Segera ia membuka pintu.
"Mengapa kau menggedor pintu kamarku, kau bisa mengetuknya dengan pelan aku juga akan mendengarnya" Ujar Chaeyoung dengan tenang.
"Siapa kau berani mengaturku, ini rumahku jadi aku berhak berbuat sesukaku"
"Memangnya siapa yang bilang ini bukan rumahmu, aku juga tau itu. Aku berkata begini hanya karena tidak ingin pintu kamarku terlepas dari tempatnya. Memangnya kau tidak kasihan, baru beberapa hari kita menempati rumah ini tapi sudah ada perabot yang rusak"
"Aku bisa menggantinya lebih dari semua ini"
Oke, Chaeyoung memang harus bersabar menghadapi suaminya yang ternyata juga memiliki sikap sombong dan angkuh.
"Baiklah terserah kau saja, sekarang apa yang kau inginkan"
Ucap Chaeyoung jengah."Tentang tadi jangan sampai appa tau, mengerti"
Chaeyoung memutar bola matanya "Ya ya ya kau tenang saja aku ini bukan gadis cengeng yang pelapor"
"Ya kau benar, aku yakin gadis yang menangis di kantorku tadi hanya jelmaanmu saja" Jungkookpun berbalik hendak pergi.
"Yak! Itu karena kelakuan suami bajinganku" Teriak Chaeyoung. Namun ia sadar ketika langkah Jungkook terhenti, segera ia mengoreksi kata-katanya.
"Ma maksudku suamiku itu sangat tampan dan bijaksana hehe"
Klek.
Jungkook dapat mendengar pintu itu dikunci dari dalam oleh empunya.
"Gadis itu"