Drrrrrtttttttt....
Ponsel Arra bergetar menandakan ada pesan masuk. Arra yang tengah serius mendengarkan penjelasan guru biologinya itu mengeluarkan ponselnya dari kolong meja untuk mengecek siapa yang mengiriminya pesan.
Edward Ganteng: Pulang sekolah ,tunggu gue di parkiran.
Oh ayolah, bukan Arra yang menyimpan nama kontak Edward seperti itu
Arra hanya mendengus malas membaca pesan itu. Arra menyimpan kembali ponselnya ke dalam kolong meja. Tak ada niat sama sekali untuk membalas pesan tersebut. Namun selang beberapa detik, benda pipih itu bergetar lagi.
Edward : Kenapa cuman diread?
Edward : Gue gak suka dikacangin.
Arra : Apa sih?.
Arra : Gak bisa. Gue pulangnya bareng kak Daffa.
Edward : Gue udah ngomong sama Daffa dan dia udah bilang kalo lo pulang bareng gue.
Arra : Loh? Kok gitu?
Arra : Tetap gak bisa. Gue pulang naik taksi.
Edward : Sekarang lo cewek gue. Dan gue yang bakal antar jemput lo tiap hari.
Arra : gak mau
Edward : Gue gak nanya lo mau apa gak. Gak usah bacot. Pulang bareng gue atau gue gendong lo dari kelas lo ke parkiran?
Arra : Gila
Dasar cowok gila, rutuk Arra dalam hatinya.
***
Bel sekolah sudah berbunyi tanda berakhirnya kelas mereka hari itu. Namun Arra belum juga keluar dari kelas. Alasannya hanya satu. Dia ingin menghindari Edward yang sekarang sudah menjadi pacarnya. Keempat sahabatnya juga sudah pulang. Awalnya mereka memaksa untuk menemani Arra namun Arra menolak karena tak ingin merepotkan keempat sahabatnya itu. Dan alhasilnya dia sendirian di kelas yang baru saja disapu itu.
Arra melirik jam yang melingakar di pergelangan tangannya. Ini sudah 45 menit Arra di kelasnya. Dia berharap Edward tak menunggunya di parkiran. Arra memutuskan untuk pulang dan sangat yakin bahwa dia tidak akan bertemu Edward.
"Arra..." Panggil seseorang membuat Arra menahan napasnya dan terdiam kaku di tempatnya.
Masa dia nungguin gue sih. Gila kali tuh anak, ucap Arra dalam hatinya. Ingin sekali dia berlari kalo saja tidak ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya dan membuat Arra terpaksa berbalik. Setelah berbalik, barulah dia bernapas lega karena yang dipikirnya Edward itu adalah Gavin, sang ketua osis dengan senyum manisnya.
"Lo kenapa sih, Ra? Kayak lagi liat setan aja," gurau Gavin membuat Arra tersenyum kikuk.
"Hey, Vin. Lo belum pulang?" Tanya Arra mengalihkan pembicaraan. Gavin tersenyum simpul.
"Belum, tadi masih ada rapat osis makanya pulangnya agak telat," jelas Gavin dan Arra hanya ber-O ria.
"Lo sendiri, kok belum pulang?" Tanya Gavin balik.
"Emmm...itu, baru aja dari perpustakaan ada minjem buku," jawab Arra bohong. Dia tidak mau satu sekolah tahu kalau sekarang dia sudah berpacaran dengan Edward.
"By the way, lo balik sama siapa? atau lo dijemput?" Tanya Gavin yang berniat untuk mengantar gadis yang sudah dari kelas sepuluh mencuri hatinya.
Yup...
KAMU SEDANG MEMBACA
EDWARD ( On Going )
Teen FictionCover by Wira Putra [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Edward Devoutro diam diam menyukai seorang Arra Ravenya Meera yang merupakan adik kelasnya. Perasaan itu timbul begitu saja saat melihat Arra untuk pertama kalinya. Cinta pada pandangan pertama. Dan...