bagian 16

4.4K 23 0
                                    

Suasana gelap mulai menyelimuti desa, hembusan angin yang kencang menerbang kan daun daun di jalan ini. Aku berjalan pulang menenteng pancing dan tak ada hasil tangkapan,karena memancing hanyalah dalih ku pada mereka dirumah , yang sebenarnya aku hanya ingin bertemu Hanum . karena terlalu asik bermain dengan Hanum tak terasa sudah sore dan aku harus mengantar nya pulang dulu berakhir sampai malam aku masih dijalan seperti ini. Mana sepi sekali . Tiba tiba Suara telapak kaki berjalan mengalihkan perhatian ku, Aku melihat 3 orang pria bertubuh tinggi besar berjalan menuju kebun kopi milik paman Fadil ,Aaaaa sudahlah buat apa aku peduli urusan orang ..awalnya aku berpikir begitu.

tapi aku teringat topi rimba kulit dan sepatu kulit yang digunakan nyaaa . Persis seperti cerita Hanum dimalam wayang kulit itu Dengan baju serba hitam dia sangat mencurigakan ditambah pengawal yang mengikuti nya .

Sebaiknya aku ikuti aja, ucap ami yg memutuskan mengikuti mereka

Mereka berjalan menuju kebun kopi milik paman Fadil tetapi ... Anehnya

Loh kok gada ? Kemana perginya? { Kata Ami bingung}

Cari siapa ? Kata tuan Arif yg sudah didepan pintu kantornya bersiap pulang ke rumah

Ee paman kebetulan sekali ,blm pulang paman jam sgini ? Kata Ami melihat paman Fadil masih pakai baju kerja dikebun

tadi apa paman melihat tiga orang di area sini ? Tanya Ami

Tidak ada mi, kamu ngapain ke sini ? Sudah malam sebaiknya pulang ayo bareng paman aja  . Kebun kopi ini sudah ada penjaga nya tidak mungkin ad yg bisa masuk mencuri' jawab nya dan mereka pun pulang bareng

Ami pun pulang dengan wajah heran . Padahal jelas dia melihat 3 pria masuk.  Akhirnya dia memutuskan untuk pulang
_

Haaaaaa ini diaaaa baru pulang, kata Eko menyambut Ami yg Bru datang

Kemana aja lu mi ah, dr pagi juga ngilang mulu kerjaan nya , tambah Andi

Ni ,,,, sahut Ami menunjukkan pancing nyaaa

Eehhhh Dil mau kemana , ?? Ami pulang sekarang kamu yg pergi kata edii pada Fadil yang buru buru keluar rumahnya tanpa menjawab pertanyaan itu dia pun langsung pergi ..

Fadil ? Mau Kemana dia ? Kata Ami dalam hati

{ Seorang lelaki nampak berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah jalur jalan .}

Fadil: Aku harus menemuinya aku sudah terlanjur cinta pada nya aku, aku harus bertanya bagaimana perasaan nya pada ku selama  ini ..

Tok tok tok ..
Ceklekk

Tuaan?. Masuklah..

Fadil pun masuk ke rumah inem tanpa duduk ia menatap tajam wajah inem . Inem yg blm paham situasi ini pun bingung

Apa tuan merindukan ku🥰.. inem memeluk erat tubuh Fadil

Nemmm ... panggil seorang nenek yg membuat Fadil dan inem refleks melepas pelukan mereka

Ada siapa itu nduk.. ? Tanya nenek

Nenek itu keluar dari dalam kamar dengan berjalan berpegangan pada dinding kamar dan menatap ku dengan seksama namun ia masih tidak bisa melihat dengan jelas.

Eeee... Ini temen inem Mbah ,, kata inem dengan gelagapan .

Akhirnya ia memapah Mbah kembali ke kamar nya, dan akupun mengikuti mereka kulihat kamar dengan perabotan seadaanya ini lemari kayu yang sudah reot dan ranjang nya pun nampak sangat tua, nenek itu duduk bersandar pada bantal yang ditumpuk.

Kenalin Mbah nama saya Fadil, aku memperkenalkan diriku sambil bersalaman pada nya.  Disambut nya dengan ramah

Oww ini to nduk yang kamu ceritain ke Mbah ? Ucapnya pada inem . Dengan tersenyum menampakkan gusi yang sudah tidak ada giginya . Aku melihat inem yg malu malu tapi aku masih belum paham situasi ini .

PERAWAN DESA 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang