bagian 24

3.2K 29 0
                                    

Matahari tak berkesempatan timbul, awan hitam sudah mengelilingi desa pagi ini Sudah jam 8 namun sangat gelap akibat mendung.  Tapi situasi ini tak mengentikan warga untuk mencambuk para penjahat yg sudah di ikat di tengah lapangan . Hukuman mati adalah ketetapan saat ini ,mereka akan di cambuk di lelehkan dengan besi panas kemudian di gantung.

Aaaaaaaa.... Teriakan pilu itu terasa menyentuh hati, gadis gadis menangis haru melihat para penjahat di siksa tak menggunakan sehelai baju pun, baik Arif, istrinya,dan kepala desa serta kaki tangan lainya . Tangisan mengiringi siksaan mereka dan semua warga menyaksikan kecuali ami yg masih sakit dan Hanum yg menjaganya .

Aaaaaaaaa bapak .... Bapakkk... Teriakan anak kepala desa saat melihat bapaknya disiksa tanpa menggenakan pakaian. Begitupun dengan istrinya yg tak menyangka suami yg sangat di cintai nya berselingkuh darinya . "Kok tegaa nya pak..... ", Teriakan ibu ibu didesa sembari mengelusi dadanya, mereka masih tak percaya perbuatan pak kepala desa yg di anggap mereka dermawan selama ini justru dalang dari permasalahan mereka didesa.
"

Di pinggir pusaran sungai yang bergemuruh warga berkumpul bersama melakukan sesajen tumbal manusia. Yah mereka akan menumbalkan para penjajat yg sudah sekarat setengah mati itu untuk di cebur kan ke sungai sebagai tumbal

Berdoa mulai .......Mbah ompong memberi instruksi dan upacara tumbal pun di mulai . Semua warga fokus mendalami peran mereka masing masing sedang kan Eko Edi dan Andi masih saja merinding ketika melihat mereka melakukan ritual sesajen seperti sekarang. Suara tabuhan dan lonceng kaki berbunyi bertabrakan seirama dengan hentakan kaki para penari spiritual.

_

Angin bertiup kencang air sudah hampir jatuh dari langit, rasa dingin membuat Ami menaikan selimut nya menutupi seluruh tubuhnya. Hanum yg melihat itu pun terkekeh kecil
"Khilhikhi dingjn yah mas " katanya sambil meneruskan langkah nya memasuki kamar dimana Ami berada, " ni di minum teh anget nya biar ga dingin " dia meletakkan apa yg dibawanya di nampan gelas kaca berisi teh anget manis kesukaan Ami . " Mas mau yang ini "Ami menarik tubuh kekasih nya mendekat padanya.  "Emmmm" Hanum hanya bisa diam dengan tingkah kekasihnya yg memasukan nya ke selimut. "Mas , mas sayang ngga sama Hanum " gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Ami . " Sayang " balas Ami sembari mengangguk

" Sayang, mas "pengen ", Ami mentoel pinggang kekasih nya dan di respon hanya cekikikan pelan .

" Kenapa? " Tanya Ami yg tak mengerti kenapa Hanum tertawa, "mas kan lagi sakit " . " Kan kamu yg goyang sayang" Ami langsung melakukan pemanasan dengan meremas payudara montok kekasih nya, sukses membuat Hanum megeliat kegelian. Tanganya merasakan kenyal pada payudara kekasih nya , payudara yg semakin membengkak rasanya akibat remasan nya yg hampir setiap hari dilakukan belakangan ini . Meskipun dibalik kain bisa dibilang remasan nya begitu menggugah gairah, dengan posisi meremas dr belakang seperti seluruh payudara itu ada digenggaman Ami sekarang. " Emmmmphhh mass" Hanum memejamkan mata nya merasakan remasan yang membangun kan gairahnya dia hanya bisa bersandar di dada bidang Ami dan pasrah menerima sentuhan Ami

" Wangi sekali sayang " sambil mencium leher kekasih nya tak membuat nya melepas remasan dan semakin membuat sentuhan   terasa panas , bagaimana tidak bercak merah sudah tercetak di leher Hanum sejak tadi , dan tanganya sudah mengocok vagina kekasih nyaa . Membuat kekasih nya hanya Bisa Mendesah kegelian. "Sayang ,,, mas udah ga tahan " setelah mengatakan kalimat itu Ami langsung melepaskan kain batik kekasihnya menampakkan tubuh indah yang sangat di rindukan nya, Hanum berbalik badan dan berhadapan dengan kekasih nya, Ami melirik batang penis nya yg sudah menonjol dibalik celana nya dan kembali menatap wajah gadis nya . Membuat Hanum  sdikit bergidik ngeri dengan kode Ami yang menyuruhnya untuk menghisap penis nya sekarang. Dengan takut takut dia menuruti permintaan kekasih nya perlahan membuka celana nya dan pandang nya menyipit melihat penis Ami yg sudah berdiri kokoh , perlahan ia melahap penis itu, mulut nya serasa penuh tak ad ruang , ia kualahan dengan ukuran penis yang terasa sesak di mulut nya." Ahhhhhhhggghhhh......." Desah an panjang keluar dr mulut Ami. Sementara Hanum sebisa mungkin menahan penis besar itu tetap dalam mulut nya . Hawa dingin dari angin kencang masuk dari jendela yang kamar mereka, tetapi sensasi lain dirasakan pasangan yang sedang bercinta, tak menghiraukan cuaca buruk , Sambaran petir, mereka tetap bercinta seolah tak terjadi apa apa. Ngik .... Ngik...suara decit an Exel jendela berderit diterpa angin kencang disertai gerimis . "Ahhh.. ahhh.. emmppp" Ami memandangi wajah kekasih nya yg sekarang sedang berada diatasnya untuk memimpin permainan, ia nampak serius memperhatikan wajah kekasih nya entahlah sebenarnya apa yang dia pikirkan. Seperti tidak fokus pada kegiatan yg dia lakukan sekarang bersama kekasih nya . Berbeda dengan hanum yg saat ini sudah di kuasai nafsu birahinya seakan melupakan semuanya dan hanya berfokus menuntaskan hasrat nya .

PERAWAN DESA 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang