bagian 20

4.2K 34 0
                                    

Kukuruyukkkk.. .  Kokok an ayam pertanda sudah pagi seakan menjadi alaram bagi para warga desa untuk segera memulai aktifitas pertama mereka di hari yang baru.

Tok tok tok .. bunyi suara  palu yang menghantam kepala paku menembus kayu kokoh yg merupakan tiang pancung.  Para warga masih sibuk dengan membuat Arif senantiasa merasakan neraka'dunia di tanah kelahirannya sendiri . Dengan mengikat kedua tangan nya yg direntangkan di tiang pancung. Dan kedua kaki yang juga di lebarkan dibuat seperti tubuhnya membentuk huruf x .

Bukkkkkk.... pukulan pertama terjun bebas diperut Arif , layaknya memukul beduk d hari puasa pira bertubuh besar itu melepaskan tongkat kayu dengan keras.

Bukkk... Bukkkk ... Kedua kakinya sudah memar akibat pukulan warga yang diburu amarah .

Aassssssss.... Arif mendongkak kan kepala nyake atas merasakan sensasi panas dari bara api yang melekat di punggung kakinya sekarang...

Aaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk... seperti diguyur air keringat pun membasahi keningnya otot tanganya mengeras kala bara api panas itu membakar lenganya ...

Begitulah mereka melampiaskan amarahnya pada bajingan Arif.  Anehnya sepedih itu sudah siksaan warga tak membuat nya memohon ampun. Dia semakin tertawa seperti orang yang sudah kecanduan tertawa. Dengan darah yg ada di mulut nya tak membuat nya berhenti tertawa . Warga merasa aneh sekaligus kesal , bekas  cambukan sudah penuh di punggung Arif dengan baju yg sobek sobek membentuk bekas cambukan.

Aaaaaaaaaakkkkk..... Kali ini kedua matanya terpejam dengan teriakan yg penuh kesakitan Arif mengepalkan kedua tangannya menahan pedih kala air garam se ember itu disiram ke luka luka yang ditanggung nya.  Tubuh nya seketika melemas dengan bergantung di tangannya dia seperti orang orang sn sawah yg tertiup angin dan roboh begitu saja.  Diakhiri dengan menutup mata nya Arif menghentikan siksaan yg dilakukan warga ..

Cuma pingsan pakde ... Ucap warga yang memeriksa pernafasan Arif . Membuat warga sepakat berhenti sejenak dan kembali ke teras perumahan.

Mari mas ... Warga itu menundukkan kepalanya tanda sapaan sopan terhadap Fadil yang kini menatap tajam kearah Arif . Sedikit dia memiringkan pandangan nya melirik tajam ke arah tumpukan karung berisi perabotan Arif yg diambil nya dibilik rahasia. Lalu kembali menatap Arif yg masih menutup mata nya .

eessss adem Cok .. seketika Eko membenarkan jaket nya menutupi dirinya dari serangan kuat angin yg tiba tiba datang . Membuat tubuhnya sukses menggigl seketika
Memang yaa kalau udah musim hujan ,, langit tidak memberi kesempatan pada matahari untuk menampakkan diri.. sambung Eko yg mulai jongkok melindungi dirinya dari serangan angin yang sekarang disertai rintik rintik air dr langit.
Cuaca buruk seperti ini tak mengentikan Fadil yng sudah menanti momen ini .
Ayo sekarang ikut aku ... ! Perintah Fadil pada teman temannya menuju ke depan tubuh Arif.  Fadil berdiri tegak didepan muka  paman nya yg memejamkan mata nya .

Duggg dugggg..... sundulan lutut Fadil pun mendarat di muka Arif membuat lelaki itu mengerjapkan matanya perlahan

Bangun ... Bangun.....bedebah ..! Teriak Fadil yg dikuasai emosi nya. Lelaki itupun perlahan membuka matanya berkedip kedip akibat hujan yg mulai membasahi mereka .

Pakkk pakkkk.   Fadil menuang isi karung ke tanah dan menendangnya di injak-injak didepan muka Arif.  Hal ini sukses membuat Arif memberontak seakan ingin melepas kan diri.

Jangan.... Jangan..... Mereka sangat berharga bagi ku .. ucapnya dengan keadaan seperti orang gila yg kehilangan arah, muka nya ketakutan matanya seperti ingin lepas melotot melihat barang barang nya berhamburan ditanah.

Ya tuhan ....  Hiks hiksaassssss......

Celaka kau .....hik

Biadab aaaaaassss

PERAWAN DESA 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang