H-3

16 0 0
                                    

Aku berjalan ke arah selatan dimana kelas ku berada.Lapangan yang tadinya berwarna biru muda kini menjadi biru tua akibat deras nya hujan yang mengguyur semalaman.

Tukang dispen, itu yang orang kata kan kepadaku.Sebulan bisa saja di hitung jari jika aku masuk kelas lalu belajar dengan tenang.Terkadang ketika guru masuk lalu mengabsen aku langsung izin pergi ke lapangan.

Hari ini tas ku penuh dengan baju Pdl, minum 1,5 liter, bekal menggunakan kertas nasi, dan jangan lupa sepatu pantopel yang menjadi kewajiban ketika mau latihan.

Buku?tentu saja aku tinggal di dalam laci.Aku hanya masuk kelas kalau ada ulangan harian ataupun pengambilan nilai praktik.

Lomba Garda Polinela 2022


Kak ridho:
Mulai latihan jam berapa?

Rafi paskib 12:
Jam 08.30 kak

Kak ridho:
Lapangan nya segera di buat, biar ga ngaret latihan nya.

Rafi paskib 12:
Siap kak!

Aku menghela nafas, berarti aku di kelas satu setengah jam.Malas sekali rasanya bertemu dengan anak kelas yang ngga asik.Aku memutuskan keluar kelas sambil membawa tas ku lalu berjalan ke lapangan bawah tepatnya di depan GSG.

Lebih baik aku menunggu dari jam 07.00 sampai 08.30 daripada berdiam diri di kelas.Tanpa ku sangka disana sudah ada adik kelas ku yang sedang mengobrol bersama dengan anak pengibaran.

Aku mengikuti lomba PBB murni putri, sedangkan lomba satunya adalah Formasi pengibaran.
Aku tersenyum lalu tos kepada mereka yang di balas senyuman dan tos.

"Udah dari tadi?"tanya ku seraya duduk disamping mereka, lalu tangan ku menggapai tas untuk mengambil minum yang wajib di kumpul.

"Barusan kak"

"Kakak bawa pantopel ngga?''
Tanya adik kelas yang bernama putri Yuliani, aku memanggilnya Peye karna nama putri sudah terlalu pasaran.

"Bawa dong, kalo ngga bawa nanti disuruh lari lapangan sambil nyeker"
Jawabku sambil terkekeh.

Tak lama seorang cowok berbadan besar datang lalu disamping nya terdapat perempuan berbadan tinggi.

Cocok.

Satu kalimat yang menggambarkan mereka berdua.Dia, Ghaza dan Siti hobi nya berantem dan suka sekali adu mulut.

Mereka angkatan ku tetapi mereka tidak mengikuti lomba jadinya hanya melatih.Di angkatan ku hanya Aku, Raffi, Vivi dan Anggi yang mengikuti lomba.

Aku mengamati punggung Ghaza yang sedang bercanda dengan Siti.Laki laki yang membuat ku bersemangat di Paskibra namun aku hanya bisa mengaggumi dalam diam.
Karna aku sadar, aku dan dia adalah keluarga.

Boleh merasa egois? Aku hanya ingin dekat dengannya tapi rasanya itu mustahil.

Icha datang bersama Dhiya Zahra atau yg disebut Ara dengan surat dispen yang sudah di fotokopi.

"Gila cape bener nungguin tanda tangan guru piket, udah kaya nungguin artis"
Keluh Ara seraya  melingkari nama-nama yang akan di dispen.

Aku hanya terkekeh lalu memberi semangat kepada mereka berdua.
Aku menatap Icha lalu pandangan ku arahkan ke ghaza dan Siti yang sedang duduk bersama.

PASKIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang