Moon Phase - 2

53 27 18
                                    

Serene membuka matanya dengan nafas tersengal-sengal. Ada kenangan kenangan asing yang masuk ke otaknya.

Serene mengedarkan pandangannya. Tubuhnya terasa sakit. Matanya menatap tajam. Didepan sana banyak orang-orang berteriak.

"Hukum mati penjahat itu. Dia tidak pantas untuk hidup. Dia menodai wajah bangsawan." Orang-orang itu terus saja berteriak marah.

"Apa yang sedang terjadi?" bisiknya pelan. Saat membuka mata keadaan disekitarnya berbeda. Tempat ini dipenuhi dengan orang-orang yang berbaju aneh. Dan suasananya juga berbeda.

Selene melihat kesana kemari kebingungan. Tangannya terikat kebelakang. Lalu Selene melihat kesamping kanannya. Di sana ada seorang pria tampan yang menatapnya tajam penuh permusuhan.

"Hei kamu lepaskan aku. Ini sungguh sakit. Apa kita sedang syuting drama kolosal. Sudahlah hentikan saja, ini menyakitkan!" ringis Selene

"Apa yang kau bicarakan, wanita Sialan?" ucap pria itu tajam.

"Kau akan dihukum mati. Kepalamu akan dipenggal dan akan digantung di alun-alun Kerajaan. Mana mungkin aku akan melepaskanmu setelah kejahatan yang kau perbuat!" desis pria itu yang menatap tajam Selene. Matanya penuh dengan aura membunuh.

Sontak mata Serene membulat. Jadi ini bukan syuting film? Di penggal apa? Dia melakukan kejahatan apa? Bukannya dia sedang sekarat karena tertabrak truk-kun? Disini dia yang menjadi korban!

"Apa? Sudahlah hentikan! Aku tidak melakukan kejahatan apa-apa. Tolong lepaskan aku!"

"Hei, enak sekali kau bicara! Kenapa kau berpura-pura tidak mengingat apa yang terjadi. Padahal sampai beberapa menit lalu kau masih berteriak minta tolong." sinis pria itu.

Dia keheranan dengan tingkah Selen. Dia mengamati raut wajah Selene. Sebelumnya dia meronta-ronta dan berteriak. Kemudian dia menjadi diam dan memejamkan mata selama beberapa menit. Setelah membuka matanya dia bertingkah aneh dan tidak jelas.

Selene menghembuskan nafasnya berat. Apa lagi ini pikirnya. "Apa ini neraka?"

"Bukan. Tapi setelah ini kamu akan kesana." ucap pria tampan disebelahnya lagi.

Serene mencoba menggerakkan tubuhnya, mencoba berdiri. "Arghhh... ini sakit."

Kakinya banyak darah bekas cambukan. Serene berpikir keras tentang apa yang tengah terjadi.

"Hei kamu, namamu siapa?" tanya Serene.

Pria disebelahnya mengkerutkan dahi dan memandang aneh ke Serene.

"Hei berani sekali kamu ber...."

"Jawab saja sialan!" Serene menatap tajam pria itu.

"Aku putra mahkota namaku Hades." ucap Hades.

Serene berpikir keras. Rasanya pernah mendengar nama itu. Dia bertanya sekalilagi memastikani. "Di negara mana kita berada?"

"Sepertinya otakmu sudah konslet karena dipukuli ya. Kamu mau.. "

"Jawab saja, sialan." potong Serene

"Hei kamu benar-benar tidak punya sopan santun ya. Mau kupercepat kematianmu?"

Serene mengkerut takut. Hades memperhatikan dan menatapnya aneh.

"Neoma.. Ini di Kerajaan Neoma." ucap Hades menghembuskan nafas. Berbuat baik sebelum mencabut nyawa orang tidak ada salahnya.

Diceritakan bahwa dahulu kala ada seorang dewi bulan yang membentuk sebuah kerajaan dibumi dan diberi nama Kerajaan Neoma yang berarti Bulan Purnama. Dengan harapan kerajaan itu akan selalu utuh dan terang meskipun dalam kegelapan sekalipun.

Moon PhaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang