Chapter VIII: Confusing Feeling

263 36 4
                                    

Confusing Feeling
______________

"Ah.. sebentar lagi masuk, rapikan dirimu dulu" Gempa berdiri. "Apa kamu mau titip sesuatu? Aku mau kekantin"

Solar menggeleng, ia tidak mau makan apapun saat ini, "tidak, terimakasih. Aku makan di istirahat kedua saja"

Gempa kemudian mengangguk, dan meninggalkan Solar sendiri. Solar lalu berdiri juga, hendak ke toilet merapikan dirinya. Tapi dipintu kelas, tanpa sengaja dia menabrak seseorang.

"Auch-?! Kamu lagi?!" Solar mengangkat wajahnya menatap pemuda yang tak sengaja ia tabrak, Halilintar. Kenapa semesta selalu membuatnya menabrak pemuda ini?!

Tapi Halilintar tidak membalasnya. Ia hanya menatap Solar dalam ke mata kelabu sigadis. 'Dia habis menangis..'

Kemudian, dengan santainya Halilintar pergi meninggalkan Solar. Saat ini ia tidak mau mengganggunya. Solar yang terheran heran tidak mengambil pusing Halilintar, bersyukur malah.

Melihat jam tangannya, lima menit lagj bel berbunyi. Ia segera bergegas menuju toilet untuk touch up dirinya.

◇◇◇

Lantunan musik terdengar dari arah studio tempat Halilintar latihan bersama teman temannya. Sebenarnya itu bukanlah studio beneran, studio itu ada dilantai dua sebuah bangunan ruko yang akan disewakan keorang lain milik keluarga Fang, nah karena Fang ingin memiliki tempat tongkrongan sendiri dengan teman temannya, akhirnya orang tuanya memberikan kunci lantai dua ruko itu dan memberikannya kepada Fang. Fang kemudian mengubahnya menjadi tempat ia berkumpul dan latihan musik bersama teman temannya.

Kembali ke si pemuda. Suara genjrengan gitar, dan pukulan drum terdengar sangat harmonis sekali. Dan jika didengar lebih teliti. Musiknya adalah lagu band Nirvana, berjudul Dumb.

My heart is broke, but I have some glue
Help me inhale and mend it with you
We'll float around and hang out on clouds
Then we'll come down

And have a hangover
Have a hangover
Have a hangover
Have a hangover

Itulah lirik yang Halilintar nyanyikan, dengan indah. Biasanya sebagai latihan, mereka memainkan lagu dengan genre metal yang bersemangat, tapi sepertinya Halilintar sedang tidak mood untuk berteriak sekarang.

I'm not like them, but I can pretend
The sun is gone, but I have a light
The day is done, but I'm having fun
I think I'm dumb

Or maybe I'm just happy
Think I'm just happy
Think I'm just happy
Think I'm just happy

I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb

I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb
I think I'm dumb

Hingga akhirnya selesai dimelodi terakhir.

"Woahh!!" Blaze berteriak. "Tadi itu bagus Halilintar! Bagaimana jika kita akan memainkan musik ini jika ada acara sekolah?" Blaze yang seperti biasa tetap bersemangat tentang apapun lagu yang mereka bawakan.

Fang lalu mengangguk, "tidak apa sih, lagi pula beberapa guru senior akan senang karena lagunya tidak terlalu berisik." Pemuda itu lalu duduk disofa, dan mengambil kalengan soda yang ada di meja.

Dulu mereka pernah diprotes karena memainkan lagi rock metal yang berisik saat acara sekolah. Padahal audiesnnya terlihat sangat menikmatinya. tapi tidak dengan guru guru senior (yang udah tua). Mereka bilang lagunya berisik sekali.

I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang