04

88 23 18
                                    

"Alvara!" panggil seseorang dari arah tangga, datang dengan keringat dan nafas yang sesak. "Crystal ku hilang!"

"Moon! Aku! Crystal -nya menghilang bersamaan!" Yuki/F datang dengan berita buruknya.

***

Beberapa hari mereka mencari Crystal Moon, Yuki/F, dan Memory. Setelah beberapa hari pencurian Crystal mereka, tidak ada pencurian lagi yang terjadi, hanya saja rasanya seperti kekuatan Moon, Yuki/F, dan Memory semakin melemah.

Di rooftop, bersama Alan, si Al, dan Nivalla. Moon, Yuki/F, dan Memory duduk dengan wajahnya yang pucat. "Hey, apa kalian tidak apa apa?"

Mereka tidak menjawab, tubuh mereka rasanya sangat lemah, sesak, dan kaku. "Kalian semakin pucat, ayo ku antar ke asrama.."

"Tidak, aku bisa sendiri..," Moon bangun dari posisi duduknya, kepalanya yang pusing dan terasa berat itu tidak bisa menahan beban tubuhnya. "Eit! Ku antar saja." Alvaro menahan tubuh Moon agar tidak jatuh, kemudian langsung teleportasi ke gedung Asrama.

"Aku mau pergi saja." Alan berdiri kemudian menghilang dari hadapan mereka. Sisa Nivalla dan Alvara, dan juga Moon Memory. "Kalian mau balik?"

Tidak ada jawaban, Moon dan Memory langsung bangun dari posisi duduknya. "Jangan pakai kekuatan untuk sementara, kita akan berusaha mencarinya okey?"

"Harusnya alat pelacak menemukannya!" Alvara dan Nivalla memapah Moon dan Memory untuk kembali ke Asrama mereka.

***

Ayana kembali ke tubuh sehatnya, namun tubuhnya masih belum bisa mengontrol kekuatannya. Dengan lengan kirinya yang di perban, dirinya duduk di taman belakang, hari ini cukup berawan, jadi tidak terlalu panas. Rei datang dengan satu buku tebalnya, duduk di samping Ayana. "Ku dengar, jam satu nanti ada perkumpulan?"

"Iya, aku malas." Rei menjawab dengan intonasi rendah, membuka lembaran pertama pada buku bacaannya itu. "Soal Crystal.. Itu semakin sering terjadi, apalagi dari Crystal Ungu dan Merah.."

Ayana terdiam, mengobrol soal Crystal Merah, dirinya belum tahu perkembangan Crystalnya saat ini. Entah sudah selesai diperbaiki atau memang belum diperbaiki. Sisa kekuatannya masih ada di dalam Crystal tersebut, sedikit khawatir jika Crystal nya juga dicuri. Pencuri itu ada di salah satu diantara mereka.

"Crystal ya.. Nanti temani aku untuk menanyakan Crystal Merah ku pada guru ya?"

"Baiklah.. Tapi aku tidak yakin jika itu juga tidak dicuri.."

Kemudian hening, Ayana membuka bungkus permen caramel yang baru saja dia ambil dari kotak permen gratis depan pintu kamarnya. Membernarkan posisi kacamatanya. "Wajah mu masih pucat, mungkin kekuatan mu yang meledak menyebabkan Crystalnya ikut hancur atau rusak..," dilembar halaman yang kemudian di balik lagi oleh Rei. "Aku tidak tau.. Tapi rasanya perasaan ku terasa tidak enak."

***

Alvaro duduk disalah satu kursi kelasnya hari ini. Ini bukan soal latihan, tapi ini soal logika. Hanya ada dia dan satu lagi orang di dalam kelas itu. Toh, daripada tidak ada yang bisa dikerjakan, lebih baik dia mendengarkan musik dan bermain ponsel, selagi para penghuni kelas lainnya belum masuk.

Ayumi dari belakang, menatap Alvaro dengan kagum. Bukan senang, tapu dia penggemarnya. Sejak masalah dari awal, pengkhianatan beberapa orang di Academy ini, sampai kedua Al itu menyelesaikan masalahnya, atau mungkin geng dari Al itu menyelesaikannya. Itu sangat mengagumkan, terutama kagum pada Alvaro.

Magic Of CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang