Chapter 3: Teman Baru

1 0 0
                                    

Di pagi hari yang masih gelap di tempat tinggal keluarga Cavendish yang baru, yaitu Perumahan Mendeleev, terdapat Hydro yang masih tertidur di kamar barunya. Tiba-tiba suara alaram terdengar keras sehingga membuat Hydro terbangun dari tempat tidurnya dengan kejutan yang tidak pernah dia alami sebelumnya.

"Sejak kapan jam alarm bersuara sekencang ini!?" Teriak Hydro sambil mengambil kedua tangannya memegang bagian kanan dan kiri bagian kepalanya.

Ia lalu mengambil alarmnya. Ternyata, jamnya ia lupa aktifkan dari malam tadi. Hal itu membuat Hydro terkejut tanpa main.

Hydro lalu melayang menghampiri jendela kamarnya dan ia melihat seorang pemuda yang kengenakan serangan ungu sedang berteriak dan berlalri melewati rumahnya. Ia mengenakan banyak sekali jam mulaindari tangannya sampai sebagian dari pakaiannya. Akhirnya saat pemuda itu meninggalkan perumahan, akhirnya keadaan perumahan menjadi sunyi.

Tiba-tiba si Ibu datang membuka kamar tidur Hydro dengan wajah yang sangat khawatir.

"Hydro!? Kepalanya gak apa-apa kan?" Ucap Ibu sambil menghampiri dan kemudian menepuk bahu anaknya.

"Tidak apa-apa kok, bu." Jawab Hydro.

"Syukurlah gak apa-apa!"

Saat si Ibu memeluk Hydro. Hydro merasa ada yang aneh di perumahan tempat keluarganya dan dirinya tinggal untuk saat ini. Kebanyakan orang di perumahan itu tidak peduli dengan suara bising itu. Hanya sedikit saja yang terganggu.

'Apakah si pembuat onar itu selalau datang ke sini tetiap hari.' Pikir Hydro pada dirinya sendiri.

Dua jam kemudian, Hydro pergi keluar untuk mencari teman untuk bermain. Ia meminta ijin dari orang tuanya dan langsung keluar dari rumah.

Ia melayang bebas ke dunia baru, udara baru, pemandangan baru, dan orang-,orang yang baru.

"TEMAN BARU!!!!" Seorang anak perempuan datang tiba-tiba di pandangan Hydro yang kemudian Hydro terkejut akan kemunculannya.

Si anak perempuan itu adalah seorang gas. Ia memiliki kulit yang putih, rambut putih yang dikucir dua ke atas juga terbuat dari gas, mata biru pucat, dengan gaunnya berwarna biru pucat juga, di dalam gaunnya ada kaos jingga. Serta ia mengenakan sepatu merah dan kaos kaki pendek berwarna jingga.

"S-siapa kamu?" Tanya Hydro yang sedang terkejut akan kemunculan si gadis muda misterius itu.

"Halo teman baru! Kau pasti orang baru yang dikatakan oleh tuan Mendeleev, iya kan!?"

"Tuan Mendeleev!? Kau tahu-"

"Aku anggap itu iya!" Si anak perempuan itu memotong pembicaraan Hydro.

"Oh iya aku lupa! Namaku Oxanne Scheele. Rumahku berada di gang Chlalcogen. Salam kenal, teman baru!" Ucap anak perempuan yang bernama Oxanne itu sambil kedua tangan gasnya mengambil kedua Hydro dan bersalaman, dengan kasar dan gerakan cepat dari dua tangan mereka kedua. Itu membuat Hydro cepat melepaskan kedua tangannya dari genggaman Oxanne. Dia sepertinya sedikit kewalahan dengan sifat anak perempuan yang baru ia temui tersebut.

"Uhh.... aku Hydro, Hydro Cavendish."

"Oke Hydro Hydro Cavendish."

"Yang benar Hydro Cavendish saja."

"Oke Hydro Cavendish saja!" Oxanne tertawa kecil.

"Kau...." Hydro malah marah karena tidak tahan dengan sifat menggangunya si anak gas pedempuan itu gang berada di hadapannya. Wajahnya memerah dengan menunjukkan kemarahan.

"Aku minta maaf, Hydro Cavendish." Jawab Oxanne meminta maaf ke teman barunya lalu tertawa kecil lagi karena kejadian tadi.

Hydro tidak marah lagi, tapi masih kesal dengan Oxanne.

"Oh iya! Aku ingin pergi ke rumah Nitro. Kau mau ikut? Tambah teman tambah asik." Kata anak perempuan itu.

Hydro kemudian diam berpikir. Karena dia niatnya emang mau main, jadi dia ikut saja.

"Okelah kalo begitu!"

Lalu mereka berdua melayang menuju tempat yang mereka tuju.

Hydro dan Oxanne akhirnya berada di tempat mereka tuju, yaitu rumah nomor tujuh. Dinding rumah biru tua, pintu depannya ungu, atapnya hitam, lapangan rumahnya penuh dengan tanaman cantik dan indah. Mereka berada di depan pintu depan.

Oxanne mengetuk pintu rumah tersebut.

"Nitro! Ayo, Nitro! Kita mau main. Kau mau ikut?" Tanya Oxanne dengna suaranya yang keras.

'Sepertinya pemilik rumah ini penyuka tanaman ya.' Pikir Hydro pada dirinya sendiri dengan melihat beberapa bunga dan tenaman hijau di sekelilingnya.

Tak lama kemudian akhirnya pintu ungu terbuka dan muncul seorang anak laki-laki dengna tinggi tubuh setara dengan Oxanne. Kepalanya berbentuk kotak, tidak seperti beberapa gas lain yang memiliki kepala bundar. "Kulitnya" putih transparan, mata ungu berbentuk persegi, mengenakan baju musin dingin walaupun hari masih musim panas. Ia mengenakan syal ungu yang panjang sampai ke kaki walaupun bagina bawah syal melayang seperti semacam gas, jaket biru tua dengna warna biru langit sebagai tambahan warna dan tambahan huruf kapital "N" berada di bagian dada kiri jaket, celana panjang hitam, dan sepatu boot yang sama warnanya dengan warna jaketnya tanpa tambaban warna biru langit.

Anak Laki-laki itu memandang Oxanne dan anak baru dengan wajah datar dan dingin.

"Oxanne...." suara anak itu terdengar monoton, tetapi rendah.

"Nitro!" Oxanne menyambut dengan senang.

"Siapa laki-laki yang bersamamu itu?"

"Oh! Maksudmu Dia?" Oxanne menunjuk ke Hydro. Hydro juga ikutan nunjukkin ke dirinya sendiri.

"Aku!?" Kata Hydro dengan pertanyaan yang ambigu dan wajah terheran.

"Iya!" Jawab anak bernama Nitro dengna singkat.

"Perkenalkan Nitro, ini adalah teman baruku yang aku temui benerapa menit yang lalu, Hydro Carvendish."

"Yang benar, Cavendish."

"Oke Hydro Cavendish."

"Hydro Cavendish!? Apakah kamu yang dibicarakan oleh Nyonya Carla?"

"Nyonya Carla!? Siapa itu, uhh...."

"Aku Nitro Azure. Salam kenal, Cavendish!"

"Uhh.... iya ya!" Hydro dan Nitro bersalaman. Hydro merasa seperti sedang bersalaman dengan orang asing. Wajah Nitro tidak menujukkan ekspresi apapun, hanya dingin dan datar. Lalu mereka menghantikan salamannya.

"Baiklah! Karena akhirnya kalian saling kenal, yuk main ke lapangan!" Kata Oxanne memotong pembicaraan mereka.

Oxanne dan Nitro melayang ketempat lain. Hyrro hanya mengikuti mereka berdua tanpa mengetahui kemana mereka akan pergi.

"Kemana kita?" Tanya Hydro

"Ke rumah Kakak Carla!" Jawab Oxanne.

Periodicity Adventures (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang